IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARI
Apa definisi iman yang paling tepat ? Saya paling suka menggunakan ilustrasi seorang pendaki yang terpeleset dan untung saja tangannya berhasil meraih tanaman. Dia bergelantungan sambil berteriak-teriak minta tolong.
"Adakah orang di atas sana ? Tolong saya sudah tidak tahan lagi ! Tolongin saya. Sakitnya tuh di sini !" Setelah berteriak-teriak sekian lamanya dia teringat dengan Tuhan lalu berkata, "Jika Engkau memang ada, Tuhan...Tolonglah aku !"
Seketika itu langit terbuka dan terdengarlah suara, "Percayalah engkau kepadaKu ?"
Ya Tuhan....aku percaya kepadaMu, tolonglah aku.
" Baiklah, lepaskan tanganmu !" kata Tuhan kembali.
Terdiam sejenak, si pendaki berteriak lagi, " Halloo...ada orang lain nggak di atas sana ?"
DIBERKATI KARENA BERKENAN ?
Standar kehidupan Tuhan atas manusia begitu tinggi. Terlalu tinggi sehingga tidak ada seorang manusia pun yang layak di hadapanNya. Jika engkau melihat sesamamu dan berpikiran kotor maka itu dosa. Jika temanmu mau pinjam uang sejuta, maka berikanlah dia dua juta. Ampunilah sesamamu sebanyak 77 x 7. Juallah semua kekayaanmu dan ikutilah aku. Hormatilah ayah bundamu seumur hidupmu dan ribuan peraturan lainnya.Kita semua sejak dilahirkan hingga saat ini sudah melakukan miliaran dosa. Dan dosa tidak dapat diampuni dengan melakukan puasa atau kebaikan. Dosa itu terhadap Tuhan, sementara amal kebaikan itu untuk sesama manusia. Apa hubungannya antara Tuhan dengan manusia ? Jelas tidak ada sangkut pautnya. Salahnya kepada Tuhan kok nebusnya melalui manusia.
Orang yang memutuskan untuk berusaha hidup kudus adalah orang konyol. Tuhan jelas mengatakan bahwa tidak ada manusia yang benar dihadapanNya. Dari jaman dulu hingga sekarang pun tidak ada yang bisa, dan sekarang anda mencoba melakukannya. Di dunia yang serba "gampang" ini ? Konyol sekali !
Hidup baik saja susahnya setengah mati, apalagi hidup benar ! Cari masalah yang tidak ada solusinya ! Mendingan nonton cak lontong di ILK rek !
Memang benar Tuhan menghendaki kita semua hidup kudus, tapi bukan dengan pengertian kita mengenai kekudusan. Bukan dengan cara kita sendiri, bukan dengan cara yang diajarkan pemimpin agama. Tetapi hidup kudus menurutNya. Seperti apa maunya Tuhan itu pak Wapan ?
Saya bukan orang sakti, juga bukan orang yang tahan berdoa 5 menit tanpa menguap. Saya bukan orang suci yang melayang kalo berjalan. Saya tiap hari melakukan dosa dan tidak pernah berpikiran positif ketika melihat cewek berpakaian mini. Saya juga tidak mendengar suara mengelegar atau suara lirih dari hati. Saya manusia sama seperti anda.
Jadi, bagaimana anda bisa hidup berkenan di hadapan Tuhan kalo seperti itu caranya Pak Wapan ?
Jawaban sejujurnya adalah saya tidak pernah tahu apakah yang saya lakukan kemarin atau sekarang ini sesuai dengan rencana Tuhan. Yang saya tahu hanya apa yang bisa saya kerjakan hari ini, saat ini. Kalau kepingin nulis ya nulis, kalo kepingin tidur ya tidur, kalo kepingin mainan ya mainan. Kalo kepingin santai ya santai. Waktunya kerja ya kerja, waktunya istirahat ya istirahat.
Jadi apakah saya tidak berkenan di hadapan Tuhan ? Sebenarnya saya tidak pernah memikirkan itu... ha...ha...ha... karena perkenanan itu di luar kendali saya. Hak prerogatif Tuhan untuk memperkenan siapa yang dikehendakinya. Saya tidak mungkin ngatok kepadaNya karena dia melihat jauh ke dalam alam bawah sadar saya. Dia tahu apa yang akan saya lakukan. Dia mengenali maksud tersembunyi saya.
Saya tidak bisa menipu Tuhan ataupun mengakalinya agar mau memperkenankan diri saya. Dia pencipta, sedangkan saya hasil ciptaanNya. Seluk beluk diri saya Dia tahu dengan sempurna. Dia tahu hari apa saya melakukan dosa, jam berapa detik keberapa di masa lalu atau di masa depan.
Musuh Superman ae kita gak isa menang, apalagi musuh Tuhan. Yo jelas kalah dong mas bro. Saya teringat film Next yang pemeran utamanya Nicolas Cage. Pokok'e yang main Om Niko pasti saya tonton filemnya.
Dalam film ini, om Cage memiliki kemampuan untuk melihat kejadian 20 detik ke depan. Sekalipun dikejar polisi, dia tahu kapan harus menunduk, menoleh ke samping atau memasuki pintu lalu keluar kembali. Dia tak tersentuh, tak dapat ditangkap karena bisa mengantisipasi gerakan kita sebelumnya. Hanya dengan menoleh ke kiri, dia tahu apa yang akan terjadi 20 detik kemudian. Tidak aman ! Noleh kanan...jedeeer...juga tidak aman ! Diam di tempat, nah ini yang teraman.
Namun akhirnya Om Niko tertangkap juga. Kok bisa ? Karena si polisi dibantu orang lain yang juga memiliki kemampuan yang sama. Karena dia bisa melihat 30 detik masa depan, menang 10 detik dari om Nikolas Cage. Film fiksi yang assik !
Next The Movie - Nicolas Cage
Demikian pula dengan Tuhan. Dia memiliki kemampuan untuk melihat masa depan kita. Bukan hanya 20 atau 30 detik. Tetapi melihat hingga ke-kekal-an. Dia melihat masa depan kita sampai tiba hari kematian kita. Bahkan sampai masa depan setelah kita matipun Dia sudah tahu. Karena kekal berarti tiada awal dan tiada akhir. Tak berawal dan tak berakhir. Sedangkan abadi adalah berawal namun tiada berakhir.
Kita adalah mahluk abadi, berawal dari debu tanah yang memiliki kehidupan karena di-hembusi Roh Tuhan. Kita berbeda dengan binatang karena binatang hidup dari "Tuhan berfirman". Ketika menciptakan manusia Tuhan "menaruh Roh-Nya" sebagai sumber kehidupan.
Tuhan tidak bermain-main dengan kita. Dia tidak ke-nganggur-en menciptakan anda dan saya. Tuhan serius dengan manusia sehingga memutuskan untuk memberikan Roh-Nya yang kekal. Begitu manusia diciptakan, maka dia tidak akan bisa mati. Anda dan saya seharusnya memiliki kemampuan yang dahsyat ! Namun sayangnya kemampuan terpendam ini tidak pernah dibangkitkan....
Loooh...kok isa Pak Wapan ? Saya mau kayak Supermen, Betmen, Spidermen atau Ironmen. Tapi saya tidak tahu caranya. Susah atau tidak pak ?
Gampang sekali. Anda cuman perlu kembali ke cerita pendaki di atas dan menjawab pertanyaan Tuhan, " Percayakah engkau kepadaku ? Lepaskanlah pegangan tanganmu itu."
BUKAN KERENA BERKENAN, TETAPI BERIMAN
Apakah Tuhan gila hormat seperti atasan anda ? Ataukah Tuhan gila pujian seperti rekan kerja anda ? Apakah Tuhan butuh anda ? Tidak bisa hidup tanpa anda ? Gombal iku looo !
Semenjak menjadi orangtua, saya selalu berpikir tentang segala kebutuhan si Kenzo. Susu, popok, mainan, rumah yang bersih-aman-nyaman dan masa depannya. Apa yang harus saya ajarkan nantinya ya ? Keahlian apa yang bisa membuatnya hidup mandiri ? Yaaaah...padahal baru 1 tahun. Terlalu panjang pemikiran saya...ha...ha...ha....
Anda yang sudah menjadi orangtua pasti juga merasakannya. Kita berpikiran untuk memberi, tak pernah sekalipun muncul keinginan untuk dibalas. Kita hanya minta dihormati sebagai orangtua, tidak minta balas budi. Sudah menjadi kewajiban orangtua untuk mendidik dan membesarkan anaknya.
Kenapa kita memiliki anak ? Jawaban klasiknya adalah meneruskan nama keluarga. Jawaban lainnya adalah karena "kecelakaan", telat ngentas, kondome bocor atau memang begitulah kehidupan ini, lahir-manak dan matek.
Semua orang yakin bahwa dirinya adalah pasangan yang lebih baik. Saya adalah suami yang baik, pengorbanan saya jauh lebih besar daripada istri saya. Demikian pula sebaliknya, istri saya yakin bahwa dia berkorban lebih banyak daripada saya. Dia yakin bahwa dirinya adalah istri yang ideal.
Tetapi, kami berdua memiliki pemahaman yang sama dan seimbang bahwa kami bukan orangtua yang baik atau orangtua ideal. Kami kurang berkorban kepada anak kami. Kami kurang sabar kepada anak kami yang tidak mengerti apa-apa. Kami banyak melakukan kesalahan dalam merawatnya sehingga kepalanya kejeduk, dengkulnya terbentur atau tangannya terluka.
Kami sadar bahwa kami bukan orangtua yang sempurna. Namun tidak demikian halnya dibandingkan dengan Tuhan. Dia sempurna, persiapanNya untuk hidup kita juga sempurna, danaNya sudah disiapkan sebelum kami lahir, kesabaranNya tak terbatas dalam mendidik kami, pengampunanNya pun tak pernah berakhir.
Jika yang namanya Tuhan tidak lebih besar dari yang paling besar, maka sesungguhnya Dia bukan Tuhan. Jika kasih Tuhan tidak lebih besar dari kasih manusia, maka sesungguhnya pemahaman kitalah yang salah. Jika Tuhan tidak mampu melakukan hal yang mustahil kita lakukan maka jelas Dia bukan Tuhan yang asli. Jika Tuhan menuntut bukan memberi maka itu sebenarnya setan yang menyamar sebagai Tuhan.
Nah, kebesaran, keagungan, kemampuan dan kelebihan Tuhan ini juga menimbulkan masalah bagi manusia. Dia terlalu besar untuk bisa masuk dalam logika kita, terlalu rumit untuk dipahami, terlalu kontradiksi untuk dibandingkan dengan realita, bahkan Tuhan terlalu baik untuk menjadi nyata.
Jika Tuhan itu baik, mengapa Dia mengijinkan penderitaan terjadi di dunia ini. Jika Tuhan itu penuh kasih, mengapa masih terjadi kelaparan, bencana alam atau kecelakaan yang merenggut nyawa orang yang kita kasihi.
Jika Tuhan itu adil, mengapa ketidakadilan terus-menerus menimpa hidup kita ?
Jika Tuhan itu ada mengapa masih terjadi kejahatan setiap detiknya ? Kenapa orang benar hidup menderita ? Kenapa orang jahat kaya raya ? Mengapa...mengapa...mengapa dan mengapa ?
Tuhan tidak pernah minta dihormati, dipuji atau dimengerti. Tuhan juga tidak minta kita hidup kudus agar bisa berdoa kepadaNya. Tuhan tidak meminta hal - hal yang tidak mungkin bisa kita berikan kepadaNya. Dia hanya minta satu hal yang terlalu mudah untuk kita berikan. Dia hanya minta kita percaya kepadaNya.
Bagaimana kita bisa berkenan di hadapan Tuhan ? Cukup dengan percaya bahwa Tuhan selalu berkenan kepada kita. Baik ketika kita berdosa maupun tidak berdosa. Bagaimana kita bisa diberkati Tuhan ? Cukup dengan percaya bahwa Tuhan sudah memberkati kita ! Bagaimana kita bisa yakin akan masa depan yang bahagia ? Percaya saja bahwa Dia sudah mengaturNya jauh sebelum kita muncul di dunia ini.
Bukankah segala kebutuhan anak sudah anda siapkan semenjak dia masih dalam kandungan ? Bukankah anda sudah membelikan ranjang sebelum dia keluar dari rahim ? Bukankah anda sudah membelikan mainan untuk satu dua bulan kedepan ? Bukankah anda kerja mati-matian untuk menabung uang sekolahnya sekalipun masih 2-3 tahun mendatang ?
Apakah anda tidak ketawa atau mungkin marah ketika anak anda bertanya, "Bagaimana sinyo bisa membayar uang sekolah sinyo Pa ?" Laaaah...lu ijek cilik gitu mikir sing aneh-aneh nyo...
Koyok orang gede aja kamu ! Buat apa mikir yang tidak penting seperti itu ? Wes tah lah....jangan kuatir ! Semuanya wes papa-mama siapkan ! Nek perlu utang ya tak utang ! Halaaaah !!
Kita tidak pernah mengharapkan untuk bisa dimengerti oleh anak kita karena tahu dia tidak bakalan ngerti penjelasan kita. Otaknya yang masih secuil tidak mengerti hubungan sebab-akibat, aksi-reaksi maupun 1 ditambah 1 tidak selalu sama dengan 2.
Demikian pula halnya harapan Tuhan kepada manusia. Dia tidak menuntut kita untuk mengerti pemikiranNya, rencanaNya ataupun harapanNya. Otak kita tidak mengerti perbedaan antara Yan logika.
Tuhan hanya mengharapkan kita untuk percaya kepadaNya dan bersenang-senang sajalah. Persis seperti kita mengharapkan anak-anak untuk menikmati mainannya.
IMAN 1 MILIMETER
Tuhan bekerja berdasarkan iman kita. Perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain tidak menggerakan Tuhan. Pujian kita tidak menggerakan Tuhan, apalagi keluhan dan omelan kita.
Kekuasaan Tuhan yang tak terbatas hanya dapat dibatasi oleh iman kita sendiri. Kedalaman kasihNya hanya dapat kita rasakan sejauh kepercayaan kita. Pengampunannya yang tak terkira hanya dibatasi oleh diri kita sendiri. Jika Tuhan itu maha kasih, kenapa Dia menciptakan neraka ?
apa yang
tidak kita ketahui. "
Tuhan tidak menciptakan neraka, tapi manusia sendirilah yang menciptakan neraka. Kita sering percaya bahwa dosa kita terlalu besar untuk bisa diampuni. Kita tidak dapat memaafkan diri sendiri. Kita percaya bahwa Tuhan pun tidak akan mau mengampuni kita. Kita menyiksa diri sendiri melalui pemahaman kita sendiri.
Tuhan tidak akan memberkati saya jika saya tidak hidup kudus. Kelihatannya rohani...tapi sebenarnya iman yang salah tempat. Mana ada orangtua yang tidak memberi makan anaknya karena melakukan kesalahan ? Orangtua gila namanya ! Memang benar kesalahan harus diperbaiki namun mencukupkan kebutuhan dasar anak adalah kewajiban tanpa syarat.
Kadangkala kita memang menjanjikan sesuatu dengan syarat agar anak kita semangat melakukannya. Tapi jika dia memintanya dan kita mampu memenuhinya toh akan kita berikan juga tanpa syarat apapun. Sayang anak rek ! Tapi jika anak kita mempercayai bahwa orangtuanya baru akan membelikan mainan jika nilai ulangannya 100 maka Puji Tuhan Haleeluyah...ngirit rek !! Ha...ha...ha...
Anak yang seperti ini sebenarnya menyenangkan sekaligus antik. Minta sesuatu kok men-syarat-i dirinya sendiri. Justru kita tambah kuatir dengan kondisi kejiwaanya. Apa anak saya normal atau ada kelainan ? Demikian pula Tuhan heran melihat manusia yang percaya baru diberkati jika sudah hidup kudus. Jika tidak kudus maka tidak diberkati.
Lah...hidup kudus menurut siapa ? Menurut standar anda sendiri atau standar Tuhan ? Apa jika selama 1 bulan gak liat youporn dot kom maka anda sudah merasa hidup kudus di hadapan Tuhan ? Itu standar anda, bukan standar Tuhan tentang kekudusan. Anda sebenarnya menyusahkan diri sendiri sekaligus memiliki iman yang salah.
Namun karena iman seperti itu yang anda miliki maka terjadilah seperti kehendakmu. Karena sudah liat youporn maka anda juga beriman bahwa bulan ini gak ada berkat Tuhan. Iman yang anda miliki terlalu rumit untuk dimengerti. Tuhan bingung dengan jenis iman anda. Jika diukur, panjangnya 100 sentimeter ! Jika saya A maka akan mendapatkan B, jika saya C maka akan mendapatkan D. Jika tidak A dan tidak C maka saya akan mendapatkan Z.
Padahal Tuhan hanya memerintahkan kita untuk memiliki iman 1 milimeter saja, seukuran biji sesawi. Iman sebesar biji sesawi ? Menurut saya ini pelajaran sekaligus pelecehan Tuhan atas pemahaman iman kita.
Iman sepanjang 1 mm ? Apa bedanya dengan tidak memiliki iman sama sekali ? Perbedannya hanya satu milimeter saja, setipis kertas atau sehelai rambut saja. Tuhan, apa yang harus saya lakukan agar bisa memindahkan permasalahan saya yang segunung ini ?
"Milikilah iman !" jawab Tuhan.
Seberapa besar iman yang harus saya percayai ?
"Sebesar biji sesawi. Sak crut saja sudah cukup ?"
Apa mungkin memindahkan gunung dengan sendok ?
"Tugasmu bukan bertanya, itu urusanKu. Tugasmu hanya percaya !"
Mana mungkin dengan percaya saja bisa menyelesaikan masalah ini Tuhan ?
"Baiklah...untuk dapat memindahkan sebuah gunung itu, maka kamu harus memiliki iman segede gunung !"
Saya tidak mampu memiliki iman segede gunung Tuhan ! Masalah ini terlalu besar untuk saya.
" Dieeeeng !! Kamu itu kakehen cangkem ! Tak suruh beriman sebesar biji sesawi kamu gak percaya. Tak suruh beriman segede gunung kamu gak isa ! Terus Saya mesti yak apa ? "
Iya...ya...yak apa ya ? Ternyata jadi Tuhan itu susah juga....huaaah !!
Kita tidak mungkin bisa hidup di dunia ini jika memiliki IQ jongkok karena dunia hanya memberi tempat bagi orang ganteng, orang sexy, orang pinter dan orang kaya. Orang goblok hanya memiliki tempat di posisi jongos ! Jadi bahan lucu-lucuan, kambing hitam dan pelampiasan kekesalan kita.
Namun hukum Tuhan sebaliknya. Yang terkecil mendapat bagian terbesar. Yang nomer satu menjadi terakhir. Yang paling menderita mendapat penghiburanNya. Yang kaya masuk neraka, yang miskin masuk surga. Yang goblik dianugerahi kecerdasan. Yang paling berdosa mendapatkan pengampunan terbesar. Yang berkenan adalah yang hidup berdasarkan hukum Tuhan.
Iman sepanjang 1 milimeter adalah iman sekalipun. Sekalipun aku bangkrut, aku tahu Tuhan tetap bersamaku. Sekalipun aku dipecat dari pekerjaanku, Tuhan akan memberikan pekerjaan baru yang lebih baik. Sekalipun aku berdosa, aku tahu Tuhan tetap mengampuniku. Sekalipun Tuhan tidak menolongku, aku tahu Dia benar-benar ada. Sekalipun aku hanya kerja 3 jam sehari, Tuhan tetap memenuhi kebutuhanku. Sekalipun saat ini aku sengsara, menderita dan kekurangan, aku tahu akan ada waktunya aku kaya, sukses dan bahagia. Sekalipun aku harus menunggu, aku tahu penantianku tidak sia-sia.
Nah, permasalahannya bukan pada iman kita. Tetapi pada masa penantian ini. Saya menyebutnya sebagai padang gurun. Seperti bangsa Israel yang berjalan melewati padang gurun untuk menuju tanah perjanjian. Demikianlah keadaan kita yang serba pas-pasan sekarang ini.
Masalah memang datang setiap hari, tetapi selesai dengan sendirinya. Gaji kita memang tak cukup untuk hidup sebulan, tetapi kita tak pernah kehausan dan kelaparan. Tabungan kita memang tak pernah bertambah, tetapi kebutuhan kita tetap terpenuhi.
Kehidupan di padang gurun memang demikian, semuanya serba pas. Pas jumlahnya dan pas waktunya. Kabar buruknya, semua manusia harus melewati periode padang gurun ini.
Anda selalu saja memikirkan pertanyaan yang salah ! Saya bisa nerawang otak anda yang memunculkan kalimat, "berapa lama masa padang gurun ini ?" Selama proses berpikir anda tidak berubah, maka hidup anda juga tidak akan berubah. Selama anda menggunakan logika daripada iman maka Tuhan tidak bisa bekerja dalam hidupmu.
Pertanyaan yang seharusnya ditanyakan adalah apa yang bisa saya lakukan di padang gurun ini ? Jawaban lengkapnya ada pada kisah Musa ketika memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian. Sedangkan jawaban singkatnya adalah mengucap syukur dalam segala keadaan. Baik kekurangan maupun kecukupan, baik dalam masalah maupun dalam berkat. Baik dalam ancaman maupun dalam kemenangan.
Bangsa Israel melakukan yang sebaliknya. Mengeluh ketika menghadapi masalah, mengutuki Tuhan ketika menghadapi kematian, membandingkan berkat Tuhan dengan penjajahan Mesir. Menyikut Tuhan dengan menyembah berhala ketika ada kesempatan. Bayangkan...mental seperti apa yang dimiliki bangsa Israel ini ? Setia hanya jika diberkati dan nyeleweng ketika menghadapi persoalan. Mana mungkin Tuhan bisa memberikan hal-hal yang besar jika kita tidak setia dalam hal sepele ? Tidak heran Dia menghukum mereka muter-muter di padang gurun hingga akhir hayatnya.
Bersyukur dalam segala keadaan lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Sama halnya memiliki iman sebesar biji sesawi. Tuhan tahu kita tidak mampu memiliki iman sebesar sekarung biji sesawi, karena itu Dia menurunkan standarNya jauh diatas pemikiran kita. Hanya dengan sebuah biji sepanjang 1 milimeter saja maka elo bisa memindahkan gunung ini !
Tidak ada tulisan kecil, "Syarat dan ketentuan berlaku." Asli mek sak encrut iman !
KESIMPULAN
Iman adalah pilihan hidup. Tidak ada yang bisa memaksa anda untuk memiliki iman karena kebebasan adalah anugerah pertama Tuhan atas manusia. Kita diciptakan dengan kebebasan mutlak, bebas memilih Tuhan atau setan. Bebas hidup sak karepe dewe atau hidup dari pertolongan Tuhan.
Perubahan selalu membutuhkan waktu. Semakin besar perubahannya akan semakin lama pula prosesnya. Semakin anda menundanya maka akan semakin sukar prosesnya. Namun bukan berarti kita tidak bisa berubah dari kehidupan lama ke kehidupan baru. Yang perlu kita lakukan hanyalah melakukan perubahan dari yang paling sepele secara konsisten.
Lebih baik perubahan kecil dan konsisten daripada perubahaan besar tapi tidak mampu dilakukan. Awali perubahan diri anda dengan mengucap syukur atas masalah yang anda alami. "Terima kasih Tuhan karena saya punya masalah !" Ha...ha...ha...God Bless You !
Hidup Karena Iman
Rencana Tuhan tidak dipengaruhi oleh atasan kita, situasi atau jenis kelamin kita.