MENANTIKAN JANJI & JAWABAN TUHAN
Berapa lama lagi harus menderita ? Di manakah keadilan dan pembalasan Tuhan ? Kita berdoa dan jawabanNya tak kunjung datang. Apakah janji Tuhan hanyalah pepesan kosong ? Tahukah anda bahwa seluruh nabi dalam kitab suci menghabiskan waktunya menanti penggenapan janji Tuhan ? Jadi, belajarlah hidup sambil menanti. Tulisan yang akan anda baca ini akan sedikit menghibur.
WALAU KU TAK DAPAT MELIHAT
Pertama kali melihat Grezia Epiphania menyanyikan lagu ini di Youtube, air mata saya mengalir. Anda yang sudah memiliki anak pasti mengerti kesedihan yang saya rasakan.
Mengapa Tuhan tidak menciptakan semua manusia sempurna ? Mengapa ada yang dilahirkan buta atau tuli ? Mengapa saya memiliki anak seperti ini ? Mengapa saya tidak dilahirkan dalam keluarga yang cukup ? Mengapa saya tidak ganteng ? Mengapa orang lain lebih beruntung daripada saya. Apa salah saya sehingga harus menderita ?
Masalah sebenarnya ada pada kata “sempurna”. Kehidupan sempurna seperti apa yang anda bayangkan ? Tinggi, ganteng, kaya, pinter, berwibawa ? Itukah kesempurnaan ? Punya pacar cantik, putih, bahenol kemudian menikah ? Itukah lebih dari sempurna ? Anak-anak yang cantik dan juga ganteng, juara kelas, cinta orangtuanya ? Itukah kesempurnaan yang kita idamkan ?
Berarti anda hidup dalam khayalan ! Semenjak adam dan hawa memakan buah terlarang, saat itulah manusia memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya. Kira-kira, menurut anda, mengapa kitab suci dimulai dengan penciptaan bumi dan segala isinya, lalu manusia sebagai produk finalnya ?
Mengapa Tuhan membentuk bumi yang sudah indah tetapi masih saja membuat taman Eden ? Mengapa Dia tidak menaruh manusia di bumi saja ? Mengapa malah ditempatkan di Taman Eden ?
Karena orang yang sempurna tidak pernah puas dengan hasil karyanya sendiri. Dia selalu berusaha mengalahkan standarnya sendiri. Dia mau membuat sesuatu yang lebih sempurna dari yang sudah sempurna. Kemudian menempatkan karya terbaiknya di sana. Jenis orang seperti ini susah dikalahkan dalam kompetisi. Selalu ada yang lebih baik, dan aku harus menjadi yang lebih baik darinya.
Bayangkan… seperti apa standar kesempurnaan Tuhan ? Sang pencipta manusia perfeksionis. Standar yang tidak dapat kita bayangkan !
Hawa jatuh dalam dosa karena perkataan, “... dan kamu akan menjadi seperti Allah …. Tahu tentang yang baik dan yang tidak baik. “
Apakah Tuhan belum memberikan yang terbaik bagi Adam dan Hawa ? Apakah Tuhan belum memberikan yang terbaik bagi anda dan saya ? Konteksnya lain pak Wapan ! Keadaan saya dan keadaan Adam-Hawa berbeda ! Mereka dilahirkan dalam keadaan serba baik.
Gak perlu kerja keras dari pagi sampe malem, penghasilan pas-pasan. Tuhan sendiri yang berbicara muka dengan muka. Badan mereka sehat sempurna. Pokoke situasi dan kondisi berbeda.
Betul sekali itu. Saya setuju, jadi...apakah Tuhan telah berubah ? Apakah Dia bukan Tuhan yang maha pengasih, penyayang, maha adil, maha sempurna, maha ampun, maha pengusaha dan maha-maha lainnya ? Apakah situasi yang sulit bisa menghalangi kuasa Tuhan ? Apakah Tuhan sudah dikalahkan manusia ? Apakah kerajaan surga sudah dikudeta ? Lalu siapa yang jadi presidennya ? Apakah ada yang lebih baik dari Tuhan ?
Apakah kamu percaya bisa beli rumah dengan penghasilan sekarang ? Itu gak masuk akal ! Apakah kamu percaya nenek-nenek bisa hamil ? Itu juga gak masuk akal. Apakah kamu percaya hidupmu bakalan menjadi lebih baik ? Amin pak ! Tapi gimana caranya ? Kerja saja model kayak gini. Rumah ngontrak, makan tahu tempe. Rasakan kok agak tidak masuk akal yaaaaa ?
Begitu mendengar kalimat, “ maka kamu akan menjadi seperti Allah, tahu yang baik dan jahat. “ Hawa terbuka kesadarannya. Aku tahu apa yang terbaik bagi diriku dan aku tahu Tuhan belum memberikan bagian terbaik untuk diriku. Ini hidupku, aku berhak menentukan nasibku sendiri !
KESEMPURNAAN ALLAH DAN KESEMPURNAAN MANUSIA
Masalah terbesar manusia ada pada aku dan kamu. Mauku begini, maumu begitu. Kalo mau sama aku, ya harus melok mauku. Nek aku disuruh nurut maumu, ya kamu cari’o orang lain ae. Pokoke mauku ya gini ! Gak mau ya wes.
Okay ! Maumu apa ? Kamu bahagia, aku juga bahagia ! Mosok gitu ae gak ngerti ? Leeeee…. Nek mau bahagia bersama, ya harus melok mauku...maumu itu seng enak di kamu ! Kamu salah dan egois ! Gak mungkin...kamu yang egois ! Nek nuruti maumu, aku yang soro, kamu ke-enak-en !
Jadi, prioritasNya membahagiakan atau menyempurnakan ? "
Sejujurnya, jika mau jujur dengan diri sendiri, kemauan kita adalah membuat diri sendiri bahagia. Kebahagiaan orang lain adalah produk sampingan. Yang utama adalah kebahagiaan pribadi.
Bayangkan, dengan sesama manusia yang kelihatan saja kita mengharapkan seperti itu. Apalagi dengan Tuhan yang tidak terlihat. Apa maumu, ya Tuhan ? Semelekete !
Bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan ? Mengusahakan segala sesuatunya sempurna. Seperti apa kesempurnaan itu ? Sehat, kaya raya, berkuasa.
Bagaimana jika kesempurnaan itu belum dapat kita raih ? Berusaha keras untuk mewujudkannya ? Caranya ? Kerja keras sampai dapat ! Bisa ? Ya harus berusaha. Apakah perlu berdoa ? Pasti pak ! Bagaimana jika tidak di-ijinkan Tuhan ? Tidak mungkin pak ! Karena Tuhan menghendaki semua manusia berbahagia.
Betul dan setuju ! Tuhan menghendaki anda dan saya berbahagia. Tetapi ada satu masalah. Dia juga menghendaki kita sempurna. Definsi kesempurnaan dan kebahagiaan Tuhan berbeda dengan definisi kita.
Tuhan mau menyempurnakan kita dulu. Kebahagiaan adalah produk pelengkapnya. Sedangkan manusia mencari keadaan sempurna agar bahagia. Kebahagiaan adalah produk utamanya. Tuhan mengejar kesempurnaan sementara kita kebahagiaan. Tuhan membentuk dari dalam sementara kita mencari dari luar.
Seperti wanita Samaria yang mencari kebahagiaan dengan menikah 5 kali. Konsep berpikirnya dari luar ke dalam. Sedangkan Tuhan menawarkan konsep yang berbeda, “ Aku akan memberikan air hidup, yang akan menjadi mata air dalam dirimu, memancar terus-terusan sampai selama-lamanya !”
“ Bagaimana caramu memberikan air itu ? Gak bawa ember dan tali gitu. Lihat taliku ! Panjang sekali...sumur ini dalam loh. “ sahut wanita itu.
Yup...betul sekali. Dari tubuh turun ke jiwa. Itu yang masuk akal. Dari panca indera ke pikiran. Dua dimensi manusia yang selalu kita perhatikan dan puaskan. Bahkan menuntut untuk dipuaskan. Lapar harus makan agar tidak mati. Haus harus minum agar tidak dehidrasi. Dendam harus dibalaskan agar lega. Kebencian harus dilampiaskan agar tenang. Cari pasangan untuk menyembuhkan kesepian.
Sejak kecil pun kita dididik untuk memenuhi kebutuhan fisik. Sekolah biar pinter, kerjakan PR agar naik kelas. Mandi supaya bersih. Cari kerja agar bisa mandiri. Apa yang dilihat dan dirasakan itu penting. Apa yang penting bagi mayoritas orang itu juga penting. Apa pentingnya ? Agar bisa diterima di masyarakat.
Jadi apa yang sebenarnya penting dalam hidup ini ? Diterima masyarakat atau be happy ? Padahal dua hal ini bertolak belakang. Anda tidak akan pernah bisa diterima oleh seluruh masyarakat. Bahkan dalam keluarga pun masih ada beda pendapat dan pertentangan. Anda adalah satu-satunya orang yang paling tidak bahagia jika berusaha untuk menyenangkan semua orang.
Bagaimana mungkin anda bisa membuat hati ini bahagia tanpa situasi kondisi yang mendukung ? Mana ada slogan, “ I’m lonely and very happy !”
Ada pak…. Dengan bantuan Tuhan ! Oh ya...Tuhan yang mana ? Yang membuat hidup anda sengsara seperti sekarang ini ? Yang menjodohkan anda dengan pasangan yang doyan selingkuh ? Yang menelantarkan anda dan anak-anak ? Yang mengenalkan anda pada seseorang kemudian nilep duit ?
“ Mana ada Tuhan yang maha kuasa ? Aku melok sembayang emak engkongku. Kamu sembayang Tuhanmu. Bukankah Tuhan itu maha esa ? Tuhanku dan Tuhanmu sama ? “ sahut perempuan Samaria itu.
Tuhan itu Roh, jadi harus dihubungi lewat Roh. Kemungkinan besar alamat doamu yang salah. Atau, caramu sudah benar, tetapi Dia berkata, “ Wait ! “
MENANTI-NANTIKAN TUHAN
Tidak semua masalah disebabkan dosa. Seperti peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan. Sebenarnya ada jalan pintas yang lebih cepat. Tetapi Tuhan menuntun mereka sedikit memutar di padang gurun karena belum siap menghadapi peperangan dengan bangsa Filistin.
Seperti Yusuf yang harus dijual di Mesir karena kebencian saudara-saudaranya. Dia harus menderita sebagai budak, dipenjara karena tidak mau ML dengan nyonya rumahnya.
Seperti Abraham yang kawin dengan permpuan mandul. Disuruh kawin lagi dengan pembantu istrinya untuk kemudian diomeli. Apa salahnya ? Itu usul nyonya sendiri, lah kok sekarang balik kucing ?
Tiga kali Abraham mendengar janji Tuhan. Kamu akan beranak-pinak. Uaaakeh soro, seperti bintang di langit. Seperti pasir, coba hitung sendiri ! Dan 25 tahun kemudian anaknya lahir, sebiji tok !
Janji Tuhan adalah seperti bintang dan pasir...tapi kenyataanya cuman sebiji ! Edaaan tenan ! Itupun harus menunggu 25 tahun. Seperti masuk Playgroup 1 tahun, masuk TK 2 tahun, masuk SD 6 tahun, SMP dan SMA 6 tahun, kuliah 4 tahun. Dan kerja selama 7 tahun. Ya ampun...lama sekali.
Musa lebih parah lagi. 40 tahun angon sapi di padang gurun. Terus angon Israel 40 tahun lagi. Padahal dia tahu jarak Mesir ke Kanaan cuman 1 bulan jalan kaki rame-rame. Ini bukan lama lagi...ini buang-buang waktu ! Kenapa Tuhan mbulet ? Mengapa tidak langsung to-the-point saja ! Ndang mari ndang wes. Kerjaanku masih banyak ! Semakin cepat selesai semakin baik. Biar tambah maju, tambah besar dan tambah dimuliakan namaMu !
Mengapa Tuhan membiarkan kita menunggu ? Apakah masa penantian ini penting ? Tujuannya apa ?
Mengapa Tuhan membutuhkan 6 hari untuk menciptakan bumi dan isinya ? Darimana kita tahu istilah "hari" ? Dari jadilah petang, jadilah pagi, itulah satu hari. Darimana istilah petang dan pagi ? Dari terang dan gelap. Darimana terang, darimana gelap. Dari perkataan Allah, " Jadilah Terang !" Mengapa Allah menciptakan terang ? Karena pada mulanya gelap, kosong dan tak berbentuk.
Jadi, tidak ada ruang, tidak ada waktu. Suatu keadaan tanpa awal dan tanpa akhir. Nol putul ! Konstan untuk selama-lamanya. Monoton ! Hitam, gelap, sunyi sepi.
Ketika Tuhan menciptakan terang...berkatalah Dia, " Good...good, very good ! " Selembar kertas hitam dengan setitik putih di tengahnya. Dimana letak keindahannya ? Seperti seorang kontraktor yang baru menyelesaikan fondasi bangunannya dan berkata, " Ini bagus sekali !" Apanya yang bagus ? Cuman tiang pancang, beton dan gundukan tanah gitu !
Ketika Tuhan menciptakan terang, Dia membuat ruang dan waktu. Dia membuat suatu sistem dengan memisahkan terang dengan gelap. Setelah terang datang gelap. Dari gelap akan kembali menjadi terang. Sebuah keteraturan yang baik.
Ketika Tuhan menciptakan terang, Dia membatasi kekuasaanya dalam sistem yang dibuatnya. Dari kekal menjadi abadi. Dari yang tak berawal dan tak berakhir menjadi berawal dan tak berakhir. Dari kehampaan menjadi memiliki ruang. Dari satu menjadi terpisah.
Tuhan berada di luar ruang dan waktu, sementara terang dan gelap di dalamnya. Tuhan berada diluar sistem. Apa yang terjadi di ruang dan waktu berjalan teratur dan otomatis. Inilah yang disebut dengan proses.
Segala sesuatu yang memiliki ruang dan waktu memiliki proses. Dengan kata lain ada waktu menunggu. Dan Allah melihat proses sebagai sesuatu yang baik. Proses bukanlah hasil akhir tetapi bentuk setengah jadi. Dan sebelum benar-benar jadi, Tuhan tidak akan berhenti bekerja. Kejadian pasal 1 diakhiri dengan penciptaan serta berkat atas manusia. Dan Tuhan melihat semuanya baik. Tetapi masih belum selesai.
Jadi, ada proses dan masa penantian. "
Tuhan membuat taman Eden untuk manusia. Apakah bumi dan segala isinya kurang baik ? Tidak, tetapi Dia mau menempatkan karya terbaiknya di tempat terbaik. Di Taman Eden, ditumbuhkan pohon terbaik, buah terbaik, binatang terbaik dari yang paling baik. Mengapa ? Karena Dia ingin menghabiskan waktuNya dengan manusia, berjalan bersama, berbicara muka dengan muka dan memenuhi kebutuhannya.
Loh...Tuhan kan maha kuasa ? Apa dia tidak tahu kebutuhan manusia ? Iya...Dia maha kuasa. Dia sudah tahu kebutuhanmu sebelum kamu minta. Tetapi Tuhan tidak memiliki hatimu.
Kamu diciptakan istimewa dengan hak memilih. Mengikuti kemauan Tuhan atau kemauan sendiri. MemiliihNya atau melawanNya. Karena itulah ada pohon pengetahuan dan pohon kehidupan di Taman Eden.
Karena itulah ada masalah dalam hidupmu. Ada duri dalam dagingmu. Kamu bisa memilih percaya kepada Tuhan atau menghujatNya. Kamu boleh bersyukur atas rencanaNya atau marah-marah kepadaNya. Kamu setia dalam prosesNya atau melarikan diri. Hanya waktu yang bisa menguji hatimu. Jatuh cinta kepada pribadiNya atau harta bendaNya.
Saya pun menantikan Tuhan menyelesaikan masalah saya. Sudah dua tahun ini saya dihantam dengan persoalan yang sama. Berbagai cara sudah saya lakukan dan tidak ada hasilnya. Semakin keras saya mencoba, semakin parah hasilnya. Saya sudah putus asa dan berhenti berharap. Saya tidak memiliki iman lagi. Biar saya akhiri dan memulai yang baru.... Hanya Tuhan saja yang bisa menyelesaikan masalah mbulet ini ! Jadi, apa yang bisa saya lakukan dalam masa penantian yang penuh penderitaan ini ?
MENJADI MANUSIA BARU
Petrus berkata, " Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku sekali-kali tidak !" Tetapi Yesus menjawab, " Malam ini, sebelum ayam berkokok, kamu telah menyangkal aku 3 kali."
" Sekalipun aku harus mati bersamaMu, aku tidak akan menyangkal Engkau ! " sahut Petrus. Diamini murid-murid lainnya juga.
Bayangkan, 11 orang yang melihat dengan mata kepalanya sendiri air kobokan menjadi anggur, 5 roti 2 ikan untuk 5.000 orang sisa 12 bakul, Lazarus mati 3 hari bangkit kembali, orang buta melihat, lumpuh berjalan badai tunduk dengan hardikanNya dan semua hal yang melawan hukum alam pada akhirnya putus asa, kecewa dan hilang imannya.
Lalu, siapakah anda yang tidak pernah melihat, mendengar dan merasakan keajaiban Allah ?
Anda pikir lebih hebat dari mereka ? Bukan manusia ? Saya manusia...jadi saya mengaku sudah tidak mampu berharap lagi, beriman apalagi.
Kemudian hati kecil saya bersuara lirih... apakah aku mengasihi Tuhan ? Sejujurnya saya tidak tahu.
Saya meminta Tuhan untuk memenuhi kebutuhan saya karena butuh agar tetap hidup. Saya berdoa agar masalah ini selesai karena membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak. Masalah ini membuat saya menderita. Saya tidak bahagia karenanya. Saya berterima kasih karena Tuhan memberkati saya...memegang uang membuat saya bahagia. Bisa makan enak, ganti HP baru dan membuat saya sibuk.
Apakah saya mencintai Tuhan ? Saya tidak yakin. Perasaan saya mengatakan bahwa saya membutuhkan Tuhan. Saya percaya dengan Tuhan, saya tahu cintaNya, saya tidak membenci Tuhan, tetapi saya juga tidak mencintaiNya. Biasa-biasa saja. Sudah menjadi kewajiban Tuhan untuk memelihara dan memberkati saya. Seperti kewajiban kepada anak saya.
Benar atau salah ? Saya tidak tahu. Tetapi ini sebuah hubungan, bukan sebuah cinta. Sama seperti hubungan murid-murid dengan Yesus. Ada timbal balik secara fisik. Mungkin hubungan Roh juga. Tetapi tidak ada cinta di dalamnya. Bagaimana mungkin bisa terjadi ? Sekali lagi, saya tidak tahu. Tetapi itulah kenyataannya.
Jadi, saya bisa memahami pertanyaan Yesus kepada Petrus, " Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi aku ? "
Bagaimana cara mencintai Tuhan yang benar ? Dengan menuruti perintah-perintahNya. Apa perintahnya ? Baca kitab suci ! Apakah bisa menuruti semua perintahNya ? Tidak mungkin bisa karena standarNya seperti dewa ! Apakah Tuhan ngerti masalah ini ? Iya, ngerti. Terus bagaimana dong ?
Meminta pertolonganNya...dan kabar baiknya si penolong itu sudah ada dan menyertai kita sampai selama-lamanya. Tanpa Dia, kita tidak akan mampu mencintai Tuhan.
Cinta itu proses, timbul karena interaksi. Sering bertemu, sering berbicara dan saling memberi. Saya sadar, hubungan saya dengan Tuhan itu jual beli. Aku butuh ini ! Besok butuh itu ! Tuhan, kamu yang menciptakanku...jadi penuhi kebutuhanku ! Lakukan tugasMu dan aku akan melakukan tugasku. Dia jual saya beli. Selama tidak butuh, tidak ada komunikasi. Berterima kasih atau bersyukur itu bicara sendiri. Komunikasi itu interaksi dua arah. Yang satu berbicara, satunya mendengar. Yang satu bertanya, lainnya menjawab. Dengan kata lain menyediakan waktu berdoa.
Saya tidak berdoa 3 tahun, mungkin lebih. Mengapa ? Karena berdoa tidak membuat saya lebih nyaman. Ngeluyur keluar rumah yang membuat hati lebih tenang. Melihat jalan, lalu lalang orang, makan di pinggir jalan atau ke mall sampai capai. Kemudian pulang rumah tidur ! Dan besok paginya, bertemu dengan masalah yang sama kembali. Seperti minum obat penenang. Selama efek-nya ada, ketenangan itu ada. Halusinasi buatan sesaat yang menyenangkan. Karena itu saya kecanduan.
" Doa dan cinta memiliki persamaan, butuh proses, interaksi, komitmen, kesetiaan dan pengorbanan.
Namanya Proses ! "
Karena itu saya memaksakan diri untuk berdoa. Dalam kejatuhan saya berdoa. Setelah melakukan dosa, saya berdoa. Bukankah berdoa lebih baik daripada tidak berdoa sama sekali. Saya ulangi dan ulangi kembali dengan harapan suatu saat nanti tidak tertarik lagi dengan kebohongan yang menyenangkan ini.
Memulai hal baru itu memang seperti ini. Susah sekali keluar dari zona nyaman. Tetapi kenyamanan tidak membawa kemajuan, tidak merubah keadaan dan tidak menyelesaikan masalah. Jadi lebih baik saya melangkah keluar dari zona ini walaupun tidak tahu hasilnya. Tetapi saya percaya akan lebih baik daripada tetap berada dalam zona nyaman.
Hidup bersama penolong dari Allah tidak mudah tetapi jauh lebih mudah. Penolong ini tidak semerta-merta menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Tetapi membimbing kita, mendorong kita, dan menjadi tempat bersandar kita. Bukan Dia, tetapi Kita yang harus menyelesaikan masalahnya. Dia akan menasihati dan menentukan langkah yang harus kita ambil. Seringkali hasilnya adalah turun ke bawah, masalahnya menjadi semakin rumit dan tekanannya semakin kencang.
Ketika Musa menampakkan diri ke Firaun dan berlagak sok pahlawan yang akan menyelamatkan bangsanya dari perbudakaan Mesir. Maka keadaannya bertambah parah. Dulu jerami disediakan, sekarang mereka harus mencarinya sendiri. Dulu sudah kejam, sekarang tambah kejam kerja paksanya. Pahlawan kesiangan ini disalahkan bangsanya sendiri dan diketawain Firaun. " Emaaang Elu siaaapa ? Begundal busuk bau sapi ? Lu merintah gue ? Lu bisa apaaaaa ? "
Musa berteriak kepada Tuhan Allahnya, " Loh, Han...eh Tuhan.... kok malah seperti ini hasilnya ? "
" Loh Mus...eh Musa...emang lu kira jalan tol ? Ada Gue...terus segala sesuatunya lancar ? " sahut Tuhan
" Ealaaah....kenapa gak ngomong dari dulu nek ceritanya seperti ini ? Aku loh mau dilempari batu sama orang Israel itu ! " teriak Musa.
" Kalo aku ngomong dulu, Elo pasti gak mau ! Tapi tenang saja karena Aku akan menunjukkan kepada dunia bahwa Tuhan Allah Israel adalah BENAR-BENAR TUHAN ! 100% TUHAN. Ketika semua jalan tertutup, ketika manusia tidak mampu...maka semua orang akan berkata bahwa itu adalah pekerjaan Tuhan. " sahutNya.
Beginilah cara kerja Tuhan. Dia akan membawa anda naik, tetapi turun dulu. Dia akan membuat anda termasyur, tetapi menderita dulu. Dia akan membuat namaNya besar, dengan melakukan yang tak mungkin menjadi mungkin.
Karena itu, masalah yang kita hadapi akan semakin ruwet dan mbulet. Jalan kekanan, kekiri, maju dan mundur akan tertutup. Semua cara berujung kegagalan dan tidak ada lagi yang bisa kita lakukan maupun orang yang akan menolong. Buntu ! Kita pasti gagal ! Tetapi jangan padamkan harapan dan iman itu.
Tetaplah percaya walaupun tidak percaya. Tetaplah berharap walaupun tidak ada harapan. Tetaplah menanti-nantikan Tuhan walaupun percuma. Semakin parah keadaannya, semakin kenceng bersyukurnya. " Terima kasih Tuhan ! Sebentar lagi masalahku akan selesai dengan ajaib ! Karena Engkaulah Allah segala Allah ! Spesialis hal-hal yang tak mungkin ! "
Tahu nggak hobinya Tuhan ? Melakukan hal-hal yang tak masuk akal. Dia mencari nenek-nenek yang sudah menopause untuk melahirkan anak. Dia mencari wanita mandul untuk dibuat hamil. Dia suka mencari gara-gara dengan ketepatan waktu yang luar biasa. Istilahnya mepet ! Bahasa halusnya pas.
Semua orang bisa bersyukur jika keadaannya baik, menyenangkan dan penuh berkat. Tetapi itu bukan hal yang dianggap Tuhan istimewa. Itu biaaasaaaa ! Dia tidak mencari orang yang seperti itu....keleleran di pinggir jalan. Yang Dia cari adalah orang yang sanggup bersyukur dalam kegelapan hidupnya. Dibuat kere, bersyukur. Menderita, bersyukur. Setengah mati, bersyukur. Mau mati...tetap bersyukur ! Laaah....terus apa yang bikin orang itu ngomel ? Tidak ada ! Bukan manusia !! Istimewa !
Jenis orang seperti inilah yang dikenan Tuhan. Jenis yang langka ! Jenis yang akan diberkatiNya. Jenis yang akan dikaruniai kekayaan, hormat dan umur panjang. Haleluya ! Tetapi jangan lupa bahwa cara Tuhan membawa naik seseorang itu dengan cara menurunkan dulu. Dihajar habis deh lu !
Mujizat terjadi karena ada masalah tak terselesaikan. "
Yusuf dijual kakak-kakaknya pada masa emasnya. Umur 17 tahun bro ! Wayahe seks bebas ! Apalagi dia ganteng....bisa menghabiskan banyak ABG yang kesengsem. Jadi budak di negri Mesir. Jaman itu adalah jaman sekali budak, selama-lamanya budak. Dibawa naik sedikit, dijadikan tangan kanan kepala PasPamPres kemudian diturunkan lagi. Turun kebawah, jauh lebih parah dari keadaan sebelumnya.
Wes budak, narapidana pula. Tidak ada lagi kemungkinan untuk keluar dari penjara. Bayangkan ! Sudah cina....kere lagi ! Siapa yang mau ngurusi ? Mau kemana ? Semua jalan sudah tertutup. Sudah tidak ada lagi dasar untuk berharap. Iman yang sangat jauh dari realita kehidupan ! Selamat tinggal Yusuf !
Inilah skenario favoritnya Tuhan. Bukankah Dia sutradara yang agung ? Yang suka membuat jantung penonton berdebar-debar ? Dia menanti titik klimaks untuk melihat reaksi kita. Tuhan yang maha kuasa itu ternyata tidak benar-benar berkuasa.
Kekuasaan Tuhan terhenti pada kebebasan manusia. Bebas memilih tanpa tekanan, tanpa paksaan dan tanpa menggiring ke opiniNya. Kebebasan sejati itu memilih tanpa intervensi dalam bentuk apapun. Ada Allah Bapa yang akan memberikan segala sesuatu yang kita minta, ada Allah Anak yang terus menerus mendoakan dan membela kita. Dan ada Allah Roh kudus yang menyertai kita. Tidak ada Allah yang bisa memaksakan kehendakNya atas manusia.
Yang ada adalah iblis yang senantiasa, dengan senang hati mendakwa kita. Melaporkan segala kesalahan dan kejahatan kepada Allah dan menuntut tindakan adil Allah terhadap dosa. Iblis pun tidak berkuasa memaksa manusia menuruti kehendaknya. Kita 100% bebas tanpa intervensi.
Tetapi Yusuf tetap percaya kepada Tuhan. Dia bersyukur dan menerima "resiko iman" ini dengan setia. Tuhan mengangkatnya menjadi tangan kanan Potifar. Satu pengalaman pahit diganti Tuhan dengan satu pengalaman manis.
Namun apa daya, Yusuf jatuh lagi. Bahkan lebih parah. Dua pengalaman pahit dan satu pengalaman manis. Dipertemukan dengan tukang masuk dan tukang maboknya Firaun. Skor sekarang adalah tiga pahit vs satu manis.
Faktanya.... semakin mempercayai Tuhan, semakin parah hidupku ! Jadi....apakah sekali ini aku masih bisa mempercayai Tuhan Allah ? Beriman menjadi nomer satu, tetapi realitanya paling buncit. Semakin berharap ke atas, semakin dalam jatuh ke bawah. Ini logikanya ! Berkali-kali percaya Tuhan, berkali-kali pula dikecewakanNya.
Titik klimaks yang akan merubah kehidupan Yusuf dan kehidupan kita semua. Jalan mana yang akan kita tempuh ? Jalan Tuhan atau jalan setan ? Tidak keduanya, tetapi jalan hidupku sendiri....jalan manusia ? Wooow....keren ! Di mana Tuhan ? Tidak tahu...Dia tidak peduli terhadapku. Jadi haruskah aku peduli kepadaNYa ? Oooooh...jadi anda ikut jalan setan ? Tidak...setan jelas-jelas jahat ! Saya tidak ikut kehendak setan !
GAK MUNGKIN, TIDAK MASUK AKAL ! "
Berarti anda membikin jalan tengah. Jalan yang anda buat sendiri ! Seperti itulah pak ! Mengandalkan diri sendiri, percaya diri sendiri dan menikmati hasilnya sendiri. Jadi, setelah mati...ya mati ! Gak ada surga dan juga tidak ada neraka. Kehidupan adalah hari ini, detik ini saja. Tidak ada pertolongan Tuhan !
Karena itulah Tuhan tidak bisa melakukan keajaiban. Anda membatasi kuasaNya. Apakah Tuhan bisa melakukan sesuatu di luar logika ? Melakukan yang gak masuk akal - gak masuk akal itu ? Mana ada orang baik di dunia ini ? Mana ada orang yang mau memberi uang tanpa imbalan ? Menolong tanpa pamrih ? Memberkati karena disuruh Tuhan ? Itu mustahil.
Sebenarnya anda mengatur Tuhan. Jika Engkau tidak melakukan seperti ini...maka aku tidak akan percaya kepadamu. Anda menyuruh Tuhan bekerja sesuai pola pikirmu. Tuhan pasti tidak akan menuruti anda karena Dia sudah berpengalaman menghadapi kepribadiaan seperti ini. Dia juga tahu bahwa kecenderungan hatimu adalah kejahatan.
"Apa ada orangtua yang memberi batu pada anaknya, jika dia minta roti ? Atau memberi ular, jika ia meminta ikan ?" tanya Yesus.
KESIMPULAN
Jalan Tuhan bukan jalanku. PikiranNya bukan pikiranku. Pilihannya adalah mengikutiNya atau mengikuti-ku ! Engkau tau yang terbaik atau aku tahu terbaik untukku.
Sayangnya menjadi manusia baru adalah menanggalkan ke-aku-anku. Menyangkal diriku, memikul salibku dan mengikuti Tuhan. Itu artinya memperbaharui pikiran, melakukan kehendak Allah. Selain yang baik, juga harus berkenan dan mengerjakan se-sempurna mungkin.
2 Jawaban Doa Tuhan
Tuhan menjawab Ya, Tidak atau Tunggu. Tetapi sebenarnya dia mengubah keadaan atau mengubah diri kita.