NIKMATNYA RACUN!.

Kemajuan teknologi membawa banyak manfaat. Waktu pengiriman dipercepat, produksi leih efisien, komunikasi menjadi mudah, batasan dunia menjadi hilang, dan hiburan semakin terjangkau. Mulai dari kafe tempat nongkrong, handphone tv, internet, notebook, dunia malam, dunia gemerlap, dan dunia – dunia lainnya. Sungguh banyak manfaat yang kita dapatkan dengan kemajuan teknologi ini. Namun, kemajuan yang kita capai ini juga membawa racun. Hanya saja, racun yang satu ini rasanya nikmat... Sekali coba, eh minta lagi...lagi, tambah lagi..lagi, dan lagi...benar – benar racun yang nikmat. Apakah benar itu racun ? Apakah anda tidak salah pak Wapan ?

racun nikmat
Menara babel, lambang keinginan manusia yang tidak direstui TUHAN

 

ANTARA KEINGINAN DAN KEBUTUHAN
Semua orang sudah tahu hukum keinginan dan kebutuhan. Keinginan belum tentu kebutuhan, keinginan lebih kepada emosi, keinginan dapat ditunda, dan keinginan tidak selalu negatif. Setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda – beda, namun semuanya memiliki kesamaan, bahwa kita semua seringkali dibutakan oleh keinginan. Inilah yang saya namakan racun, racun yang nikmat.

Bulan Desember 2008, saya mengenal game online yang judulnya TRAVIAN (silahakan ikuti link untuk penjelasan lebih lanjut). Pada awal bermain game ini, saya kurang begitu tertarik, namun karena gosok-gosokan dari teman sekerja saya maka saya lebih menyempatkan waktu untuk bermain game ini. Malahan sempet beli GOLD untuk menjadi jagoan di game online ini (><);.....Empat  bulan kemudian....prosentasi waktu saya adalah 80% main travian, 20% mikirin travian....

Saya menyadari bahwa ada yang salah dari diri saya. Lah...jelas lah pak Wapan.... waktunya kerja gak kerja, maen traviaaanaan toook,,, urusan rumah tangga ditinggal, gitu aja kok bingung. Eeeeiiit...elo jangan protes yaaa, gak tau kalo aku ini yang berkuasa untuk sensor tulisanmu yaaaa.....tak katapult loooeeee  (bahasa traviaan!!)
Dan jalan ceritanya selanjutnya adalah hari – hari dilalui dengan jiwa yang setengah kosong. Kosong karena kebutuhan dasar manusia tidak terpenuhi. Ingat gak teori kebutuhan Maslow ? Kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal, pengakuan, prestasi, dan aktualisasi diri. (mulai ngawur...^-^')

Saya tahu bahwa saya butuh bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Di sisi lainnya saya ingin bermain untuk melepas rasa jenuh dan beratnya tekanan hidup. Dalam pertarungan keinginan dan kebutuhan saya ini, pemenangnya adalah KEINGINAN.  Maka saya dengan sadar meminum racun....sekali lagi, racun yang nikmat!

 

SAYA TIDAK SENDIRIAN
Ha...ha...ha...senangnya, karena ada temen – teman yang menemani saya menikmati racun ini.....huuus!!! (udah teler kebanyakan racun traviaaan....)
Ketika kita tahu bahwa apa yang kita kerjakan tidak baik, tidak berguna, tidak bermanfaat, dan tidak menghasilkan, tetapi kita tetap melakukannya, mungkin...sekali lagi mungkin.... kita sedang menenggak racun yang nikmat. Saking nikmatnya mau berhenti... tapi tidak kuasa. Apakah anda juga mengalami keadaan seperti saya ? Mungkin iya, mungkin tidak, mungkin iya tetapi berbeda kasus atau sama sekali tidak

Sesuatu itu berguna atau tidak berguna dilihat dari mana ? Sebab apa yang berguna bagi kita belum tentu berguna bagi orang lain. Demikian sebaliknya apa yang menurut anda bermanfaat, belum tentu bermanfaat juga buat saya. Jadi, berguna atau tidak adalah sesuatu yang relatif, relatif menurut pandangan tiap-tiap kita. Namun jika anda melakukan sesuatu namun ada yang hilang dalam diri anda, saya pastikan itu adalah racun nikmat. Orang bisa dikelabuhi, hasil bisa dimanipulasi, emosi bisa diarahkan, tetapi tidak dengan hati anda. Jika ada suara – suara kecil yang berbisik di telinga anda berarti ada sesuatu yang salah.

 

SEMUANYA HANYA KEINGINAN SEMATA
Keinginan yang berlebihan dan mengalahkan rasio adalah racun nikmat. Racun bukanlah sesuatu untuk dimakan, namun karena rasanya  yang nikmat maka akhirnya kita telan juga. Namanya racun tetaplah racun, soal akibat adalah soal waktu, jika tidak muncul saat ini pasti muncul nanti. Dan ketika kita sadar bahwa yang kita telan adalah racun maka saat itu sudah terlambat. Terlambat karena tanpa racun itu kita merasa ada sesuatu yang kurang dalam diri kita. Hanya saja, semakin kita telan...kekosongan itu malah menjadi – jadi...iya, karena yang kita telan dalah racun nikmat.

Setelah keluar dari opname saya akibat kebanyakan makan racun nikmat ini saya menyadari bahwa bentuk asli racun ini adalah keinginan. Keinginan untuk tidak rugi atau keinginan untuk tidak gagal. Kita mau segala yang kita kerjakan berhasil, tidak ada kata kalah dalam kamus kita. Saya mengatakan bahwa, sampai saat ini, segala sesuatunya bejalan dengan baik, malahan sangat baik. Tanpa hal ini, seseorang tidak bisa maju.

Ketika kita sangat terobsesi untuk menjadi pemenang kita melupakan pepatah diatasnya langit masih ada langit. Bahwa keberhasilan adalah keinginan semua orang dan kegagalan adalah mimpi buruk semua orang. Namun, realitanya adalah keberhasilan adalah hak sebagian orang dan kegagalan adalah hak semua orang. Tidak semua orang ditakdirkan menjadi pemenang, demikian pula tidak semua orang ditakdirkan menjadi pecundang. Pendeknya, ada waktunya kita maju sebagai pemenang dan ada juga waktu kita muncul sebagai orang gagal. Saya pernah mengalami hal itu, beberapa teman saya, kedua orangtua saya, dan bahkan juga anda....

Saya tahu, melepaskan sesuatu yang kita cintai merupakan hal yang luar biasa sulit. Namun inilah satu-satunya obat untuk menyembuhkan racun nikmat ini. Merelakan apa yang sudah anda perjuangkan sehari-harinya, melepaskan kesenangan anda, keinginan anda, dan kebanggan anda. Sulit sekali...., saya sudah berkali-kali mencoba dan berkali-kali gagal juga. Namun..., dalam setiap kegagalan, ada sesuatu yang baru yang membuat saya semakin kuat. Rasanya, saya pernah baca kata-kata yang hampir mirip dengan tema ini. Kira-kira begini tulisannya :

“Barang siapa mempertahankan nyawanya, maka dia akan kehilangan. Barangsiapa menyerahkan nyawanya, maka dia akan memperolehnya!”