Cara bongkar Kebohongan di Media Sosial
Orang yang benar-benar kaya, menutupi kekayaannya. Orang yang pura-pura kaya, mengumbar kekayaannya di media sosial. Orang kaya menginginkan privasi, orang tidak kaya menginginkan pujian. Ketika anda menemukan profil orang yang luar biasa "istimewa", maka kita perlu meneliti sebelum mempercayai. Karena realita dunia nyata itu berbeda dengan dunia maya.

Alasan Orang Pamer di MedSos
Semua orang bisa terlihat kaya dan bahagia di Instagram, tetapi jejak digital nya tidak mungkin bertentangan dengan kehidupan sebenarnya. Jejak digital itu postingannya, timelinenya. Foto yang diupload, video yang dibuat atau tulisan di wall-nya. Paling tidak orang mempunyai dua medsos aktif. Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, Tokopedia, Shopee dan lainnya. Semuanya harus sinkron, jika bertentangan, kita perlu hati-hati.
Ada tiga tujuan orang aktif di media sosial:
- Mencari pujian, dukungan dan perhatian
- Mencari uang, baik dengan cara halal ataupun haram.
- Membagikan informasi atau ide
Apa arti subscribe, like dan komen sebenarnya ? Membuat hati senang dan bangga. Apakah menghasilkan uang ? Ya, bagi segelintir orang. Sisanya, 99% tidak dapat apa-apa selain angka dan love. Lalu, kenapa di kejar ? Karena itu standar pergaulan sekarang.
Dulu, pujian hanya bisa kita dapatkan dari orang tua, guru dan saudara. Diucapkan langsung di depan mata kita karena suatu perbuatan yang baik. Pintar diucapkan ketika nilai ulangan kita 90 keatas. Rajin, ketika kita merapikan meja belajar dan kamar kita. Baik hati ketika kita menolong teman yang terjatuh atau orang lain. Pujian tidak diucapkan sembarangan, karena itu nilainya tinggi. Besar artinya bagi orang yang mendapatkan.
Nilai, norma dan kebenaran ini dipegang teguh sebelum era MedSos. Tapi sekarang sudah terdegradasi. Pandemi covid-19 adalah awal mula era media sosial, tahun 2020 lalu. Jadi, sudah berjalan 2 tahun dan meningkat tajam. Sekarang akan sedikit memuncak kemudian menurun, mencapai kestabilan baru. Tren itu akan berganti dengan tren lainnya. Apa ini akan berakhir dan diganti dengan era virtual reality. Dunia Metaverse. Dunia Avatar.

Perbuatan baik tidak terlalu mendapatkan like, comment dan subscribe di era MedSos. Justru perbuatan yang menyimpang dari norma dan nilai masyarakat lah yang menjadi viral. Video edukasi tidak akan mendapatkan view sebanyak video mukbang. Subscriber Rhenald Kasali hanya 200 ribuan, sedangkan subscriber tanboy kun 14 juta. Gemerasi Now! lebih suka melihat orang makan daripada belajar. Lebih suka melihat prank daripada tutorial.
Perubahan ini tidak dapat dihindari dan harus terjadi. Akan ada guncangan di setiap perubahan, tetapi pada akhirnya perubahan akan selalu mengarah kearah yang lebih baik. Masalahnya, kita terseret ke arah positif atau negatif ? Nilai dan norma akan selalu tetap, yang berubah adalah gaya hidupnya. Ketika kita lebih suka melihat Tanboy Kun makan, maka gaya hidup kita berubah ke arah negatif.
Apa keuntungan melihat orang makan ? Tidak ada. Pujian apa yang bisa kita berikan kepada orang yang makannya banyak ? Apa keuntungan melihat Andre menunjukkan koleksi barang mewah nya ? Apa keuntungan melihat Indrakenz menunjukkan profit tradingnya ? Tidak ada bukan ? Malahan yang muncul dalam diri kita adalah rasa rendah diri,minder dan iri. Tetapi view kita bagi mereka berarti duit adsense.
Andre, Tanboy Kun bahkan Indra Kenz tidak salah. Bahkan, secara extreme, penipu pun tidak bisa disalahkan. Karena memang itu pekerjaan mereka. Mereka adalah content creator, mencari uang dengan cara membuat konten yang menarik supaya kita lihat dan terpengaruh. Anda dan saya yang salah. Kalau kita tidak bisa menerima kenyataan ini, berarti kita belum dewasa.
Pada awalnya kebenaran memang menakutkan dan menyakitkan, tetapi akhirnya akan memberikan kelegaan. Seperti anak kecil yang merusakkan barang di rumah, memilih berbohong karena takut dimarahi. Pikirannya melayang kemana-mana, membayangkan diceramahi, dihukum atau dipukul. Dengan berbohong muncullah kebohongan baru, sampai akhirnya tidak ada lagi obyek yang bisa dijadikan kambing hitam.
Facebook mempunyai kolom iklan, Demikian pula Instagram, Twitter and media sosial lainnya. Iklan adalah pendapatan mereka. Mereka menyediakan platform gratis untuk orang banyak. Dengan memberikan ruang iklan akan menutupi biaya operasional mereka. Suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Tidak ada salahnya, sampai ada orang yang memanfaatkan untuk tujuan lain.
Media sosial adalah pemasaran dari mulut ke mulut jaman sekarang. Pemasaran melalui orang terdekat kita. Sama seperti MLM tradisional, sampling ke pasar atau kampanye. Teknik pemasaran ini lebih efektif karena menghilangkan barrier kepercayaan.
Kita lebih percaya perkataan teman kita daripada berita di media massa. Kita lebih percaya perkataan rekan kerja kita daripada perkataan orang tua kita. Tetapi kenyataannya kita lebih sering ditipu orang terdekat kita. Karena kita berpikiran bahwa mereka baik. Tidak berani berpikir bahwa mereka itu bodoh atau jahat.
Senjata psikologi Inilah yang digunakan para bajingan dunia maya untuk menipu kita. Semoga apa yang saya bagikan ini bisa menjaga kita dari bahaya.
Orang Sukses Sibuk Kerja, Bukan Sibuk Bikin Konten
Jangan pernah percaya dengan konten yang dibuat oleh orang yang katanya sukses. Karena :
- Orang sukses tidak akan membagikan rahasia kesuksesannya kepada publik
- Orang sukses tidak akan mengajarkan cara instan (karena itu tidak ada).
- Orang sukses tidak punya waktu buat bikin konten (setiap hari).
Kalau bayar gimana ? Tambah ! Tambah jangan percaya. Tanya diri Anda sendiri, kepada siapa anda akan membagikan rahasia bisnis Anda ? Orang asing ? Jelas tidak mungkin. Teman biasa ? Masih mungkin. Teman dekat ? Kemungkinan besar. Kompetitor ? Gila kale !


Bagaimana reaksi anda ketika ada seseorang berwajah tampan, berbaju necis dan wangi menghampiri anda dan berkata, " Hei Bro, aku punya mobil Ferari dan rumah mewah. Aku kaya dan kamu orang yang beruntung. Karena aku mau mengajari kamu bisnis yang menguntungkan. Modal satu juta jadi 100 juta dalam waktu 1 bulan. "
Dalam hati kita berpikir, ini orang maunya apa ? Menipu ? Gila ? Pinjem uang ? Kalau kamu memang kaya, ngapain di sini ? Apa nggak ada kerjaan lain ?
Tetapi cara ini akan efektif dengan menggunakan media sosial. Setiap hari kita dipaksa untuk melihat postingan orang itu. Akan ada suatu titik di mana kita lemah. Dari situlah pengaruh postingan itu, seakan-akan mengarahkan kita kepada mereka. Cuci otak secara halus dan teratur. Jika ada orang yang yang menghendaki pandemi selamanya. Ini adalah salah satu tujuannya.
Kita dikunci di rumah, tidak boleh beraktifitas kemana-mana. Dipaksa untuk melihat berita atau konten yang sama setiap hari. Dalam jangka panjang pasti akan mempengaruhi sudut pandang dan cara berpikir kita. Cara ini murah dan efektif. Ibarat menanam bom waktu ke setiap individu. Ketika waktu dan saatnya tempat, dipicu kejadian sederhana akan meledak bergantian. Salah satu contohnya adalah George Floyd yang menimbulkan chaos di Amerika.
Kita perlu berhati-hati dengan konten kreator yang yang posting sehari sekali. Apalagi yang 1 hari lebih dari tiga kali. Karena orang sukses itu sibuk mengatur orang lain dan menyelesaikan urusan sendiri. 80% waktu mereka digunakan untuk mendelegasikan dan mengawasi anak buahnya. 20% digunakan untuk mengurusi dirinya sendiri. Itupun sampai malam dan seringkali tidak selesai. Lah ? Orang sukses jenis ini kok setiap hari bisa posting di media sosial ?
Itu dikerjakan oleh agensi dan tim produksi pak ? Haaaaaaa ? Ngapain untuk urusan ini sampai harus bayar orang ? Anda pikir orang sukses itu mau mengeluarkan uang untuk ini ? Dia bisa sukses karena segala sesuatunya dihitung untung dan ruginya. Berapa biaya yang harus dikeluarkan dan berapa keuntungannya. Dan hasilnya pasti lebih besar pasak daripada tiang. Uang yang mereka keluarkan tidak menghasilkan uang, tetapi hanya menghasilkan citra diri, follower like dan subscriber.
Orang sukses atau orang kaya tidak membutuhkan pengakuan orang lain. Mereka tidak suka dipuji karena kekayaannya. Mereka risih kalau orang lain tahu kekayaannya. Tujuan orang lain biasanya utang atau minta uang. Kalau dikasih jadi kebiasaan, tidak dikasih dibilang pelit.
Kenapa orang kaya tidak suka pamer ? Karena mereka biasa hidup seperti itu. Tidak ada yang istimewa walaupun piringnya terbuat dari perak. Karena dia makan dengan piring itu setiap hari. Sangat berbeda dengan orang yang hanya sekali makan dengan menggunakan piring perak. Dia harus pamer karena belum tentu besok atau lusa bisa makan menggunakan piring perak ini lagi.
Orang kaya juga suka foto, tetapi tidak dipajang di media sosial sebanyak orang yang tidak benar-benar kaya. Satu foto di upload, 9 foto disimpan di HP. Ketenangannya pun berkisar tentang lokasi saja, bukan bercerita panjang lebar. Yang benar-benar kaya hanya 3 kata. Yang tidak kaya 3 paragraf. Karena orang sukses menghargai waktu dan to the point. Medsos bukan hal yang penting. Tindakan lebih penting daripada mbacot.
Dengan bacot dan pamer, secara tidak langsung mengalihkan topik dari produk ke personal. Dengan kata lain, "Wes gak usah mikir, percayalah sama aku. Ini buktinya, mobilku, rumahku, hartaku. Semuanya aku dapatkan dari produk ini. "


Dunia ini memang sudah jungkir balik. Indra Kenz yang menjual Binomo dipuja-puja sementara Dr. Richard Lee yang menyuarakan kebenaran malah dituntut penjara. Yang satu menjual personal yang lainnya menjual produk. Memang benar citra diri bisa mempengaruhi keputusan untuk membeli. Karena itu kita harus menganalisa timeline mereka. Harus, harus, harus, harus. Kalau Anda memang sayang dengan uang anda.
Kita membicarakan apa yang kita sukai
Dulu saya berpikir bahwa komunitas online adalah tempat orang yang memiliki minat yang sama. Ternyata pemahaman saya tidak lengkap. Ada beberapa jenis orang yang berkumpul di sana:
- Penjual barang atau jasa
- Penipu
- Anggota komunitas
Anggota komunitas jarang berkomentar, tetapi kalau mereka posting biasanya bermutu, berkisar di antara pertanyaan, masalah dan solusi. Mereka orang yang sibuk bertindak daripada mbacot. Saran mereka patut dicoba. Mudah dikenali karena praktis. Lebih baik menghubungi mereka melalui DM daripada posting secara umum.
Yang paling aktif di komunitas adalah penipu dan penjual barang. Jumlah penipu tidak banyak, tetapi ada. Jangan sampai kita lengah. Tetapi mereka ini penipu-penipu kecil yang menipu dengan cara receh. Satu atau dua kali transaksi menghilang. Komunitas adalah ajang belajar bagi penipu pemula.
Buzzer bukan penipu, Buzzer adalah suatu pekerjaan untuk mempopulerkan sesuatu di media sosial. Di Instagram, profesi ini disebut sebagai influencer. 1 orang Buzzer bisa mempunyai 20 sampai ratusan akun. Karena itu kita perlu berhati-hati dengan berita yang viral. Apakah viral secara alami atau viiral karena buzzer. Jangan percaya 100% dengan media sosial, karena 50% nya adalah kebohongan.
Bagaimana ciri-ciri akun bodong ?
- Topik yang mereka bicarakan tidak ada di Timeline.
- Tulisan mereka cenderung untuk bombastis.
Jangan patokan pada umur akun karrna akun bisa dibeli. Kalaupun akun yang lama, paling tidak ada aktivitas selain gantii foto profil dan upload foto saja.
Jangan berpatokan pada jumlah teman afau follower karena itu juga bisa dibeli. Ketika kita menuliskan sesuatu, seharusnya ada beberapa teman yang berkomentar. Jika tidak ada sama sekali, akun itu patut diwaspadai.
Sebenarnya strategi penipu itu cuman ada 2, membangkitkan rasa serakah dan tergesa-gesa. Ketika harga wajar kulakan barang 5.000 rupiah perbiji, si penipu akan menawarkan harga 3.000 atau 4.000 per biji untuk menggoda rasa serakah kita. Biasanya transaksi pertama, barang dikirim dulu, dibayar setelah diterima. Mungkin juga kedua, ketiga dan keempat. Tergantung tujuan si penipu, mau uang kecil atau uang besar. Tapi pada akhirnya, ketika uang sudah masuk, dia akan menghilang.
Penipu zaman sekarang wajahnya ganteng dan cantik. Penampilannya tidak seperti penipu. Karena standart penipu sekarang juga sudah naik. Mereka juga menguasai teknologi, bahkan lebih pintar dari kita. Mereka juga belajar dari kesalahan. Dan berkat profil yang kita umbar di media sosial, mereka memiliki informasi yang akurat.


Penjual baranglah yang paling aktif di komunitas. Kecenderungan menjengkelkan dan menggampangkan segala sesuatu. Karena memang seperti itulah cara kerja digital marketing. Sampaikan yang mudah dan menguntungkan, sembunyikan yang sulit. Mereka memberikan informasi yang tidak lengkap. Tujuan mereka adalah menjual barang, bukan untuk konsultasi.
Buka profil mereka, timeline mereka pasti akan sering posting produk yang dijual. Ada penjual perorangan dan juga ada admin atau pegawai. Jangan terlalu menganggap saran mereka serius karena mereka sendiri juga kesulitan menjual dagangannya. Komunitas adalah kumpulan penjual dan pembeli. Dan tidak ada penjual yang senang karena pesaingnya berhasil.
Di sisi yang lain, komunitas juga bisa digunakan untuk menjatuhkan mental pesaing. Caranya mudah, dengan bolak-balik posting bahwa toko kita ramai. Mudah sekali untuk edit gambar yang kita kirimkan. Tidak perlu keterampilan khusus, cukup install aplikasi dari playstore. Toko yang seakan-akan sepi disulap menjadi ramai.
Jangan percaya juga dengan penjual yang mengaku tetap ramai dengan margin di atas 10% (kecuali produksi sendiri). Itu tidak mungkin terjadi di marketplace. Karena Tokopedia Shopee dan lainnya masih tetap rugi sampai sekarang. Jika bapaknya rugi, mana mungkin anaknya untung. Pemain marketplace itu bukan agen, importir dan pabrik pun masuk di sini. Kalau tidak murah tidak akan ada yang mau beli.
Kalau ada anggota komunitas yang mengatakan bisa mengambil untung diatas 50%. Blokir, jangan percaya dan jangan ditanggapi. Buang-buang energi, karena anda berbicara dengan tembok. Ujung-ujungnya mereka akan jual jasa dan barang mimpi.
Membungkus 2.000 barang itu butuh waktu berhari-hari. Dengan 10 orang pegawai pun harus membungkus 200 barang/orang. Minimal butuh waktu 4 jam. Kok gak bantu mereka ? Ini beneran usahamu atau cuman hobi mbacot ?
Pernyataan bahwa netizen Indonesia itu kasar ada benar dan juga ada salahnya. Yang kasar itu sebagian besar adalah buzzer. Yang asli sopan-sopan kok
Kesimpulan
Iklim media sosial tahun 2022 ini tidak baik.Pengaruh positif 50%, pengaruh negatif 50%. Meskipun imbang, tapi bagi saya tetap tidak ada manfaatnya. Kalau bisa dihindari lebih baik, kecuali anda punya tujuan. Saya tetap menggunakan twitter karena kecepatan beritanya lebih dulu daripada detik dan kompas. Saya tetap menggunakan Facebook karena pekerjaan saya adalah penjual online. Instagram buka sesekali saja.
Untuk sekarang dan seterusnya, jangan membagikan data pribadi di Medsos Seperti nama asli, tanggal lahir, alamat, nama saudara dan lainnya. Atau buat profil kita Privat.
Share this content