ANGKER

Ada pengalaman menarik yang baru – baru ini tak dapatkan. Kita pergi ke suatu gedung milik seorang pengusaha sukses di Surabaya.

Tempat kerja yang angker

 

PERTAMA...ANGKER !
Waktu pertama kali melangkahkan kaki ke WJC (sebut saja begitu), petugas keamanan berkata kepada teman saya, “ Pak, nanti kalau parkir, jangan sampai kena garis batas putihnya.” Teman saya menjawab, “Iya pak” (sambil mbantin... garis putih yang mana yaa) Setelah turun dari mobil...teman saya melihat mana garis putih yang dimaksud...ya ampun....ternyata pembatas parkir mobil. Rasanya kok lebih mahal mobilnya yaa.

Lalu, begitu mau masuk ke dalam gedungnya...petugas keamanan meminta saya ke resepsionis...tukar KTP dengan kartu tamu. Lalu teman saya mulai bercerita....

Tempat ini....pemiliknya adalah orang yang benar – benar bersih. Kalau kamu bersihiin komputermu kayak apa....kan dilap biasa. Tapi orang ini, sampai bagian bawahnya dilihat...jadi komputernya diangkat. Terus di monitor komputer, sebelah atasnya kan ada lubang – lubang angin...nah...semuanya buersiiih...disikatin satu – satu. Terus pagar pintu luar tadi...kamu liat kan...itu tiap hari di lap, makanya sampe bisa mengkilap. Dan tempat kamu tadi parkir di halaman gedung. Tiap sabtu, semua mobil harus parkir di luar...karena hari sabtu...lantai pavingnya disikat !

Terus...kalau masuk ke sini kamu harus pakai sepatu dan kemeja. Kaos oblong dan sandal harus tunggu di luar ! Nanti waktu naik lift...kamu liat...ada nggak sidik jari di kacanya ? Ha...ha...ha....

Pendeknya...gedung tempat diriku berada ini penuh dengan peraturan, ketegasan, dan disiplin yang tinggi. Makanya nggak heran kalau hampir tiap tahun mendapatkan penghargaan sebagai gedung dengan sistem terbaik, dan juga dari informasi yang saya terima dari teman – teman yang pernah melakukan hubungan bisnis dengan mereka...pembayarannya tepat waktu !

Lalu bagaimana dengan karyawannya ? Nah...ini yang menarik ! Kita berada di sana karena kebetulan, Event Organizer kita, The sainT, mendapatkan kesempatan untuk me-manage acara pemberkatan pernikahan salah seorang anaknya.

Mungkin kata “ramah” tidak akan terlintas dalam benak saya. Staf – staf yang hadir di technical meeting pada memasang wajah tegang, kaku, dan sedikit takut. Padahal yang ada di sana baru kita dan beberapa teman – teman vendor. Pak bosnya sedang ada keperluan dan akan menyusul kemudian. Segera kita mulai pembahasan acara dan detailnya (yang susah bikin materi presentasinya, karena harus detail dan sedikit melekan) Sekitar setengah jam kemudian...ada kabar kalau pak direktur segera tiba untuk mengikut pertemuan. Langsung suasana jadi sedikit hening. Dan begitu pak direktur masuk lokasi....tingkat ketegangan mencapai klimaksnya ! Sunyi senyap...saya aja sampai adem panas, padahal berangkatnya tadi tidak apa – apa. Mungkin kepengaruh suasana ha...ha...ha....

Maka dimulailah setengah jam yang lebih menegagkan lagi ! Lebih serem dari pilem horor! Dan Ferdi kembali presentasi acara dari awal (lagi) ! Tetapi...memang itulah keunggulan Ferdi...dia bisa mengendalikan situasi dan berpresentasi dengan baik. Yang melegakan...pak direktur mangut-mangut ! Ploong deh ! Dan acaranya berakhir melegakan...eitsss...ini bukan akhirnya. Ini baru techincal meeting...belum acara hari H. Masih setengah jalan bok!

 

YANG KEDUA....TEMBAK MATI!
Setelah melalui hari yang menegangkan tadi...saya pulang ke rumah dengan berbagai macam pikiran. Mati aku ! Nek ada salah sedikit saja...mati aku ! Benar – benar hari – hari yang berat. Mulailah otak saya berpikir...merinci dari awal lagi apa yang harus saya persiapkan, yang harus teman – teman persiapkan juga. Karena kesalahan seorang anggota tim berarti kesalahan semuanya. Benar – benar sedikit ragi mengkhamirkan semua adonan. Make no mistake !

Tembak MatiDhieeng....bangunlah saya pagi itu dengan perasaan bercampur aduk...makan tak enak tidur juga tak nyenyak....Saya mengambil positive thinking...semuanya sudah saya persiapkan, sudah tak detailkan, mustinya di atas kertas akan berjalan lancar ! Maka mulailah pagi hari yang menegangkan itu. Benar – benar 7 jam yang melelahkan. Lelah karena otak ini tak mau berhenti berpikir.

Pukul 14.00 acara berakhir...berakhir dengan baik...menurutku ! Semua tamu dan yang punya hajatan sudah pulang. Saya  tanya ke beberapa panita apakah ada masalah dan bagaimana jalannya acara. Melegakan...mereka semua pada menjawab lancar...dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

Pukul 15.00, hp-ku berbunyi. Ferdi telepon....”Mati aku !” pikirku. Di The sainT, Event organizer kita, si Ferdi adalah jubirnya. Dia yang menghadapi keluarga yang menyelenggarakan pesta. Telepon dari Ferdi sesudah acara berakhir bisa berarti dua. Yang pertama adalah kabar baik...bahwa keluarga sangat puas. Yang kedua, berarti malapetaka...bahwa Ferdi diamuk-amuki, dicelatu, digoblok-goblok-kan, dientek-entekno dan ditembak mati !

“Iya pak...,” Saya menjawab panggilan ponsel saya.
“Pak...keluarga sangat puaaaas....dan ada jaminan kita akan mendapatkan proyek berikutnya, pesta pernikahannya....” sahut Ferdi di sana “Tadi aku sempat ke rumahnya dan mereka semua puas..puas...puas..puas....!”

Legaaaaaanyaaa....dan setelah berbincang-bincang sejenak...pembicaraan kami berakhir. Dan tidurlah saya dengan nyenyak...

Eiitsss....ada yang kelupaan. Begini, waktu mengarahkan acara di tempat, saya ketemu dengan teman lama saya...namanya Raymond...ini orang baik loh...sedikit ganteng tapi udah punya istri (gak penting pak wapan!) Maka mulailah rasa ingin tahu saya memuncak.  Saya bertanya kepadanya mengenai karyawan, pimpinan, dan lainnya. Karena ada yang aneh dan anker di sana.

Seorang bos yang kejam tidak akan memberikan yang terbaik buat karyawan – karyawannya. Tetapi situasi yang saya lihat di sana malah serba terbalik. Pak bos kelihatan kejam....tetapi seorang yang kejam tidak mungkin memberikan konsumsi yang paling baik untuk karyawannya...sebagai informasinya, makanan untuk karyawan dipesankan dari Sonokembang, dan si Sonokembang ini adalah penyedia makanan pesta yang terbaik dan termahal di kelasnya. Kemudian souvenir yang diberikan kepada karyawannya nilainya ratusan ribu rupiah. Di satu sisi memang kelihatannya pak bos orang yang kejam....tetapi di sisi sebaliknya pak bos adalah orang yang menghargai karyawannya.

Teman saya mulai dengan mengatakan kata “disiplin”. Bosnya adalah orang yang sangat disiplin. Tetapi juga orang yang ramah. Hampir tiap minggu sekali dia mengajak karyawannya untuk bermain futsal...dan tentunya di bayarin...ini yang menyenangkan! Kemudian, kalau habis pulang dari luar kota atau luar negeri, selalu bawa oleh – oleh untuk mereka. Yang pasti kalau di kantor jangan membayangkan kata ramah. Kata “Ramah” baru boleh dibayangkan di luar kantor. Di kantor harus memunculkan kata “Disiplin” !

Yah....itulah pengalaman saya dengan kata “angker....”

Share this content