HUKUM MANUSIA DAN HUKUM ALLAH
Hukum manusia adalah hukum yang berlaku dan yang kita kenal sekarang ini, sedangkan hukum Allah adalah hukum yang menjungkirbalikan hukum manusia. Hukum Allah tidak masuk akal, tidak rasional, tidak bisa dilogika. Hukum Allah (terkadang) terlalu indah untuk dapat menjadi kenyataan. Karena itu kita meletakkan hukum Allah di laci dan keluar rumah dengan pengetahuan dan pengalaman masa lalu kita. Seperti layaknya orang normal lainnya, seperti biasanya, seperti kemarin untuk hari ini dan untuk selamanya !
KETIKA HUKUM MANUSIA TIDAK BERLAKU LAGI
Hukum manusia mulai berkuasa atas hidup ketika nafas pertama keluar dari paru-paru kita. Selamat datang di dunia, kawan ! Memang kehidupan dimulai ketika sel sperma membuahi sel telur. Bagaimana sesendok air mani bisa menjadi manusia seperti anda dan saya masih merupakan misteri kehidupan. Ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan, pokok'e wes yo ngono iku ! Podo mudo'ne, terus ngono-ngonoan dan Puji Tuhan jika terjadinya di tempat dan waktu yang tepat. Jika sebaliknya, maka ucapan yang keluar dari mulut kita adalah Ya Tuhan ! Matek koen!
Bayi harus diberi minum susu supaya bisa tumbuh sehat dan sempurna. Jika tidak maka air tajen pun jadi ! Sekalipun bayi hanya bisa menangis, ngompol dan ngengek. Dia bisa merasakan kasih sayang yang bahkan tidak pernah disadarinya. Beruntunglah bayi yang dilahirkan pada waktu dan tempat yang tepat karena semua kebutuhannya terpenuhi. Hukum manusia memihak kepadanya. Kemungkinan besar dia akan menjadi manusia dewasa yang sehat jasmani dan rohani. Namun awal yang baik tidak selalu berakhir dengan baik pula.
Perjalanan hidupnya masih panjang dan kehidupannya tidak pernah memberikan kepastian. Selalu ada hal - hal yang diluar rencana. Memiliki orangtua yang kaya bukan jaminan masa depan cerah, sebaliknya dilahirkan dalam keluarga yang serba pas-pasan bukan berarti masa depan suram. Segala sesuatu bisa berubah, entah berlangsung cepat atau lambat. Harta bukan jaminan ! Keahlian bukan kepastian. Namun satu hal yang pasti adalah perubahan ! Apapun bisa terjadi dan berbalik. Kaya menjadi miskin, miskin menjadi kaya atau miskin tambah sengsara.
Kita tidak akan pernah mengenal hukum Allah jika masih memiliki harapan terhadap sesuatu. Ketika masih bisa mengandalkan orangtua, kita tidak pernah takut dengan apapun juga. Ketika masih memiliki rekening gendut di bank kita berbuat semena-mena. Ketika makanan dan minuman selalu tersedia di rumah, kita melupakan Tuhan. Ketika mendapatkan pekerjaan, kita santai-santai saja. Selama masih bisa hidup, menghidupi keluarga maka tidak ada yang salah dengan hukum manusia. Toh, semua orang juga seperti saya !
Bekerja, bercengkerama dengan relasi, pulang kerumah, makan. malam bersama keluarga, membayar uang sekolah, menikahkan anak, menimang cucu, menjadi oma-opa dan akhirnya meninggal dengan tenang ! Apalagi yang kita harapakan dalam kehidupan yang hanya berlangsung 60-80 tahun ini. Inilah kehidupan yang normal, kehidupan semua orang di seluruh dunia ! Tidak ada yang salah !
Sayangnya, tidak ada kehidupan yang seperti itu ! Tidak ada manusia yang tidak pernah mengalami masalah. Kita aja yang melihat hidup orang lain merasa bahwa dunia ini tidak adil. Memandang orang lain yang telah mapan membuat kita iri, namun kita tidak akan pernah mau tahu kehidupannya sebelumm mencapai kemapanan. Tahu-tahu urip'e wes enak. Ngelundung-nya dulu tidak pernah kita ketahui ! Sebagaimana kita melihat kehidupan orang lain begitu menyenangkan, demikian pula teman-teman kita melihat hidup kita yang sudah mapan. Iyo, soale koen gak ngerti biyen uripku iku koyok opo !
Tidak ada kejayaan tanpa perjuangan ! Tidak ada kekayaan tanpa pengorbanan ! Enak saja orang melihat kita sekarang ini ! Coba nek liat dulu sorone babat alas ! Gak kiro gelem ! Koen gak ngerti sorone ! Asal njeplak ae !
Saya yakin, setiap orang sukses memiliki segudang kesalahan dan masa - masa kelam dalam hidupnya. Bahkan Donal Trump pun sampai menulis buku tentang kesalahan - kesalahan terbesar dalam hidupnya. Anda harus baca buku ini ! Orang pintar melakukan kesalahan dan belajar darinya, tetapi orang bijak mencari orang pintar dan belajar dari mereka.
Bersiaplah ! Siapapun anda, seberapa sugih anda, sekaya apapun orang tua anda. Selalu akan ada titik balik dalam kehidupan ini ! Selalu akan ada suatu masa dimana anda harus memilih antara hukum manusia atau hukum Allah. Masa depan anda ditentukan oleh keputusan yang anda buat di titik ini !
Saat - saat itu bisa berupa PHK. Bisa berupa lenyapnya simpanan anda. Bisa berupa sakit yang tidak pernah anda pikirkan. Atau berupa bencana alam. Pendeknya, hal-hal terburuk yang menghantui anda akhirnya menjadi kenyataan. Tidak ada lagi yang dapat diandalkan kecuali diri anda sendiri. Sekalipun anda telah melakukan banyak hal, namun semuanya tampak sia-sia ! Kehidupan tidak beranjak dari titik di mana anda memulainya, waktu berjalan dengan lambat, bukannya membaik malahan bertambah buruk ! Semakin lama semakin suram.
Hukum manusia sekali lagi berkuasa atas hidup anda ! Cara-cara yang orang lain lakukan sudah anda lakukan. Namun tidak terjadi apa-apa ! Di manakah salahnya ? Dan mengapa demikian ?
HUKUM ALLAH TIDAK NYATA
Ketika jalan kedepan, kebelakang, kiri dan ke kanan sudah tertutup, maka pilihan kita adalah ke atas atau ke bawah. Idealnya adalah mengambil jalan ke atas dan melupakan jalan ke bawah. Namun kenyataannya kita lebih sering mengambil jalan ke bawah dulu, setelah kecentok baru toleh kiri, toleh kanan. Nek pancet buntu baru noleh ke atas.
Bagaimanapun juga, sekalipun keadaan kita terjepit, kita tetap tidak mau percaya dengan adanya hukum Allah. Bagi kita, Tuhan adalah mitos, legenda dan dongeng masa kecil. Bukan Tuhan yang memberi kita makan, pak tani yang menanam beraslah yang sebenarnya menyiapkan makanan untuk kita.Bahkan keponakan saya yang masih umur 5 tahun pun tahu hal itu ! Yang nanam pak Tani, yang masak mamanya ! Kok terima kasih Tuhan atas makanan yang kami makan sekarang ini ?
Logika anak kecil dan keluguannyalah yang membuatnya bertanya bagaimana cara Tuhan memberinya makanan ? Di mana Tuhan ? Bukankah yang saya lihat adalah uang yang dikeluarkan mama untuk membeli beras, air untuk mencuci dan listrik untuk menanak nasi ? Kapan Tuhan menyiapkan makanan pada hari ini ? Kapan Tuhan memberi saya uang jajan ? Bukankah tiap awal bulan Papa memberikan mama amplop yang isinya uang ? Siapakah Tuhan itu ? Bos-nya papa tah ? Kalo iya, berarti Tuhan itu kejam karena amplop itu isinya selalu habis sebelum bulan berganti !
Menginjak dewasa, tidak ada lagi Tuhan dalam kamus bahasa sehari-hari. Yang ada adalah tugas, target dan tanggungan. Kalo tidak masuk kerja, potong gaji. Kalo target tidak terpenuhi komisi tidak keluar. Kalau melebihi target, bulan berikutnya dinaikkan lagi targetnya. Kalau tidak membayar tanggungan, barang akan disita. Tidak nurut berarti PHK ! Tanpa Tuhan - Tuhanan hidup aja susah, boro-boro mikir hukum Tuhan.
Bagaimana hukum Allah bisa bekerja dalam kehidupan seperti ini ? Omong - omong, tahukah anda apa yang saya maksud dengan hukum Allah itu ? Hukum Allah adalah kitab suci agama anda. Hukum Allah bukan ucapan pemimpin agama anda. Hukum Allah adalah kitab suci anda !
Di jaman yang serba sulit sekarang ini, orang mau melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya. Termasuk pemuka-pemuka agama. Mereka bisa mengutip ayat-ayat kitab suci untuk kepentingan mereka. Mereka memiliki reputasi untuk itu. Nek pendeta yg ngomong, langsung saja anda menelan mentah-mentah ucapannya. Lah, nek sing ngomong Pak Wanapuri ? Sapa lu !!? Padahal yang benar adalah ucapan saya (andaikan saja begitu). Tetapi karena saya tidak memiliki reputasi, gelar dan kekayaan, maka kebenaran ucapan saya anda anggap angin lalu.
Nek sing ngomong wong sugih, anda langsung percaya. Sebaliknya, kalo yang ngomong wong kere.... sapa lu ? Lagi-lagi hukum manusia ! Lagi - lagi hukum manusia ! Cape deh !
Karena kita tidak pernah melihat, merasakan dan me me me- dari benda yang namanya Tuhan itu, maka kita lebih mempercayai apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan. Sejak kecil kita dididik seperti itu. Lah, sekarang disuruh mempercayai hukum Allah. Yang benar aja Paaaak.....Gerejo ae njaluk sumbangan ! Lah aku njaluk sopo ? Njaluk gerejo ? Saaapaaa luuuuu ?
HUKUM ALLAH DAN HUKUM MANUSIA
Ketika membenturkan hukum Allah dengan hukum manusia maka kita akan kebingungan karena keduanya bertolak belakang. Hukum manusia masuk akal, hukum Allah tidak masuk akal. Hukum manusia nyata, hukum Allah tidak nyata. Hukum manusia pasti, hukum Allah belum pasti ! Benarkah demikian ?
Tunggu dulu kawan ! Darimana asalnya pemikiran itu ? Kok kamu bisa ngomong begitu ? Tau dari mana ? Ya dari pemikiran saya dong Pak ! Gimana sih Pak Wapan ini ? Gak asik banget sih anda !
Inilah kesalahan semua orang yang mencoba memahami hukum Allah. Dia mencoba memahami Allah dari sudut pandang manusianya. Melogikakan Allah, memasukkan Allah kedalam otaknya. Pemikirannya mem-filter hukum Allah. Yang masuk akal disimpan, yang keliatannya tidak rasional dibuang. Lagi - lagi hukum manusia ! Duh...cek sombong'e sih manusia ini ! Untung Tuhan Allah itu penyabar, nek aku jadi Tuhan wes tak panggil pulang ! Ngrepoti ae ! Wes mrene'o liaten dewe dari sudut pandangKu !
Jadi, hukum manakah yang sebenarnya berlaku dalam kehidupan ini ? Hukum Allah atau Hukum manusia ? Jawaban klise adalah hukum Allah, tapi realitanya adalah hukum manusia yang berlaku dalam hidup kita. Sungguhan ! Sangat sulit untuk mempercayai apa yang tidak pernah kita lihat, dengar dan rasakan. Jika anda bertanya kepada saya, maka saya akan menjawab bahwa hukum Allah yang berlaku dalam kehidupan ini. Kok bisa pak ? Alasannya apa ?
Gampang, keluarlah dari pekerjaan anda saat ini dan jadilah pengusaha ! Maka anda akan tahu bahwa anda hidup karena mujijat !
Tahapan mental yang dialami seorang pengusaha adalah mengandalkan koneksi, mengandalkan diri sendiri dan akhirnya terpaksa mengandalkan Tuhan. Menjalankan hukum manusia dulu, setelah tidak berhasil baru mencari jalur alternatif. Pertama ke dukun dulu baru ke Tuhan. Biasanya kita mandek di mbah dukun karena pasti berhasil. Namun juga ada yang mandek di mengandalkan diri sendiri dengan menjadi tukang kemplang utang, teman makan teman gitu loh...
Saya mengalami proses ini. Maksud saya bukan jadi tukang kemplang utang. Nek dikemplang sih iya, nek ngemplang ? Sorry, nama Wapannuri harganya sangat mahal ! Bagi saya, nama baik jauh lebih berharga daripada uang ! Mbok pikir hidupmu bakalan enak ngemplang duitnya orang ? Pikiren dewe ! Koen wes gede, wes dadi wong tuwo.
Pertama-tama, saya mengenalkan produk saya ke teman-teman. Dan hasilnya pun nihil, bukannya order yang saya dapatkan, melainkan mental menjatuhkan ! Koen salah milih kerjoan iki. Saingannya akeh ! Angel kerjo ngene ! Batine gak onok ! Masa depanmu suram dan nasihat sing elek-elek lainnya. Itulah akibatnya jika anda mengandalkan sesama manusia. Gak mbantu malah menjatuhkan.
Saya memutuskan untuk tidak pernah lagi menawarkan produk saya ke teman-teman. Pokok'e aku kerjo website, nek gelem yo tak buatkan, nek gak gelem ya cari orang lain saja. Kamu tak kasih harga segini, itu harga teman. Nek gak mau ya wes, gak mbok kasih kerjaan yo gak patek'en. Saya meningkatkan rasa percaya diri saya, memotivasi diri saya dan bekerja sebisa saya. Saya mengandalkan diri saya sendiri. Tahapan kedua pertumbuhan mental pengusaha.
Saya bekerja lebih keras daripada waktu masih ikut orang. Babat alas sendiri, mencari pasar sendiri dan putus asa sendiri. Kok gini ya ? Kok soro ya... kok hasilnya gak sepadan dengan pegelnya ! Yak apa iki ? Matek koen ! Apa aku salah keluar dari kerja ? Suram gitu lo...! Teman gak bisa diandalkan, aku tak berdaya, order gak datang-datang, padahal langkah-langkahku udah benar. Kenapa ? Apa ada yang salah dalam perencanaanku ?
Waktu dan proses, itulah dua faktor diluar kemampuan manusia. Sekalipun semua hal sudah kita lakukan, promosi, harga murah, tempat strategis dan tetek bengek lainnya yg penting menurut hukum manusia, tetap saja tidak bisa menghindari yang namanya waktu dan proses. Ada waktu sepi dan ada waktu ramai, ada untung dan ada rugi. Ada proses riset produk, pengenalan, perkembangan dan penurunan penjualan.
Setiap kali orang merasa ragu dengan apa yang dikerjakannya, saya selalu bertanya kepadanya. "Sek...sek...sek....tak tanyai disek. Rejeki itu asalnya dari mana ?" Hampir 99% menjawab rejeki berasal dari atas (Tuhan). Artinyaaaa.... apapun yang sudah kita kerjakan, sematek-mateknya kita bekerja, jika yang atas sana gak rela kasih kita rejeki. Maka sia-sialah segala sesuatu yang kita kerjakan ! Dieeng ! Inilah yang namanya hukum Allah !
Kok bisa ? Jadi kerjo gak usah ngoyo ngono tah Pak ? Kan rejeki asalnya dari Tuhan ? Gak ngerti aku pak...ajarono opo'o. Maksude opo "Rejeki itu berasal dari Tuhan."
Ya...itulah hukum Allah pertama yang saya pelajari ketika memutuskan untuk menjadi pengusaha. Konsepnya sederhana, lakukan segala sesuatu yang bisa anda kerjakan dengan tangan anda dan serahkan hasilnya kepada kuasa di luar sana. Jangan berpikir tentang hasil, berpikirlah tentang proses. Bagaimana menambahkan nilai ke produk anda, bagaimana cara membuat pembeli lebih senang, apa yang menjadi keberatan pembeli dan apa yang membuat pembeli senang dengan produk anda. Jangan kuatir dengan penjualannya karena itu adalah faktor yang tidak dapat anda kontrol, di luar kemampuan dan kuasa anda.
Jika fokus anda salah, maka anda akan stress sendiri. Anda membuang waktu ! Berpikir kok gak payu-payu akan menjatuhkan mental anda. Berpikir pasti akan payu akan membuat deg-degan. Tidak memikirkan sama sekali kok rasanya gak masuk akal. Lah...terus yang bener gimana dong pak ?
Yang bener yah gak usah dipikiri...soale memang gak onok gunanya. Jalani saja, jangan terlalu banyak mikir ! Itulah hukum Allah ! Hukum pertama yang saya pelajari di dunia manusia dalam wujud sebagai manusia saya.
LEBIH JAUH TENTANG HUKUM ALLAH
Pada awalnya, hukum manusia tampaknya hukum yang berlaku dalam kehidupan kita dan hukum Allah tampaknya tidak memiliki tempat di dunia ini. Tetapi ketika anda semakin mempelajari hukum Allah, maka anda akan tercengang karena mendapatkan fakta yang berbeda. Dunia ini diatur oleh hukum Allah, bukan hukum alam atau hukum manusia.
Selama ini, dan memang benar bahwa selama kita hidup, selalu diajari tentang hukum manusia. Karena yang kelihatan itulah yang paling mudah tuk dipelajari. Begitu kita menguasai yang termudah, sudah sepantasnya kita meningkatkan diri kita untuk mempelajari yang lebih sulit. Sayangnya kita ke'enak-en sehingga tidak mau naik ke level yang lebih tinggi. Begitu sandang, pangan dan papan tercukupi, maka kita berhenti mencari Allah.
Satu-satunya cara untuk mempelajari hukum Allah adalah mengosongkan hukum manusia kita dan mengisinya dengan hukum Allah. Praktisnya adalah melupakan semua yang telah anda pelajari. Apa yang dulu benar, yang dulunya terbukti keberhasilannya harus anda lupakan. Terima saja apa yang anda baca, jangan tanya bagaimana caranya. Jangan meragukannya. Jadilah orang bodoh yang gampang dibujuki oleh hukum Allah !
Jadilah orang bodoh setiap hari ! Nurut ae nek dibujuki Tuhan ! Disuruh gini, ya nurut. Disuruh gitu, ya wes! Gak usah nanya, gak usah mikir, gak usah bingung. Jalani saja ! Toh yang mbujuki kita adalah Tuhan pencipta alam semesta dan manusia ini.
KESIMPULAN
Sungguh mengenaskan sekali melihat orang mau dibujuki dengan iming-iming yang tidak masuk akal. Investasi 100juta, profit 50% dalam waktu sebulan. Cara cepat kaya dengan trading forex, bebas resiko ! Isi survey dan dapatkan 50rb untuk setiap orang yang anda referensikan ! Edaaaaan..... tapi masih ada aja orang yang percaya.
Paradoxnya, kita tidak percaya sama sekali dengan hukum Allah yang juga memberikan janji seperti itu kepada kita. Aku akan menjadikan kamu kepala bukan ekor, kata Firman Tuhan. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka engkau akan mendapat ! Janganlah kuatir akan hari esok, karena burung di udara dipelihara Tuhan, apalagi kamu manusia yang adalah nafas Allas sendiri ! Ngene sek gak percoyo.... kebacut pol !
Manusia di Tengah Alam Semesta
Kita bukan pusat kehidupan, kita adalah setitik debu di tengah alam semesta
Share this content