PUTUS CINTA, tak perlu sampai memutuskan nyawa !
Betapa terkejutnya diriku ketika menerima sebuah sms yang bunyinya, "Pan, kamu tahu nggak Susiani, teman kita waktu smp dulu ? Kemarin malam (31/07/2008) gantung diri di kamar mandi New York."
Pertanyaan pertama yang muncul dalam benakku, "Mana mungkin si Susi bunuh diri, apalagi di New York ?" Langsung saja aku buka friendsternya.... dan memang benar ! Iya benar....si Susiani Feliana, mantan pacarku waktu di SMP mati !
Kemudian, otakku berpikir, apa yang kurang dari dirinya. Wajah cantik, otak encer, manis, dewasa, tinggal di luar negri (sebelumnya di Jerman), periang, plus keras. Apa yang bisa membuatnya berpikiran seperti itu...eh...bukan... yang membuatnya melakukan tindakan bunuh diri.
Kemarin, 5 Agustus 2008, aku mendapat email dari seorang teman yang tinggal sekamar dengan Susi :
Halo teman2,
Tadi ama annie a dtg ke funeralnya susi, lihat wajah susi utk terakhir kalinya. Badannya agak bengkak, mukanya jg udh dimakeup, aslinya keliatan agk biru sih, tp udh coklat kok, pake jas cewek putih. Tapi ya udah pokoknya kita hrs rajin2 berdoa dan mengingat selalu kebaikannya, spy Tuhan kasih tempt disisiNya.
Aku udh dapt info lengkp kisah Susi, ternyta emang susi diluar keliatan supel, ceria, mandiri, ternyata tidak sama sekali. Dia menyimpan kepahitan dgn org2 disekitarnya, family. Tapi tidk pernh curhat. Kebanyakan temn2nya tidk mengetahui betul stressnya dia, krna dia tertutup sekali, 'even' ama aku atau annie a.
Sampe aku penasaran n merasa meyesal sekali, koq jd temnnya sampe ga merasa sama sekali dia berbeban berat (hubku ama dia ya sebatas teman biasa, cuman ngobrol seputar zmn sekolah n soal2 yg umum, dia sama sekali ga pernh menyinggung problemnya, kalopun ditnya, jwbannya ga detail n selalu dibawa ceria).
Aku tny lg ama kokonya. Ternyata ini merupkan percobaan bunuh diri yg ke-4.
Dimulai dr hub yg putus dgn Felix (10thn pacran), plg Indo, stress minum overdosis obat, ketolong. ke-2 gantung diri-ketolong (mgkn mslah kerjaan, ga bs dpt yg bgus). Akhirnya ortu kirm dia ke NY spy lebih cepat lupa (sambil minum obat antidepresant).
Di amrik msh merasa kesepian, akhirnya menjatuhkan diri dr lt.4-ketolong (blgnya ama aku jth dr tangga, kena urat syaraf belkg). Trs dibawa ke rehab depresi (mgkn krg bagus) dan mrka bilang k kluarganya kalo susi depresi berat.
dan akhirnya ini yg ke-4, gantg diri lg d kmr mandi rmh ccnya-berhasil.
Kokonya jg meyesal bgt, sampe terisak bilang k aku, udh dikasih Tuhan kesemptan 3x, masih aja mrka ga sadar. Mrka ga bs kasih perhatian full ke Susi, msg2 ada keterbatsan dan pny anak, susah utk ksh perhatian yg diinginkan si Susi, mrka ga bs menyelami susi. apalagi sejak kejadian pertm kali, susi jd sensitif bgt, gampng tersinggung dan ga bs berpikir positif.
Ya sudahlah, smoga kejadian Susi ini bisa menjadi pelajaran buat kita utk lebih sensitif dan peka sama teman2 sekitar kita, meluangkan waktu dan sabar utk mendengar keluhan mrka, jgn sampe terlambat lagi.
Take care and God Bless You All,
Ani
Berjuta Rasa, termasuk pahitnya!
Jangan menyangka aku, si Wapannuri ini, gak pernah mengalami rasanya putus cinta. Atau rasa ditolak oleh dambaan hati. Aku pernah, dan rasanya gak ueeenaaak puoool. Makan tak nyaman, tidur tak nyenyak. Segala yang kulakukan tak ada artinya, hidup ini rasanya sepi, mau nangis, sudah habis air mata. Mau membalas, pikir - pikir takut dengan Tuhan. Kesimpulannya, tidak ada jalan keluar (untuk saat itu)
Bedanya, aku tidak pernah terpikirkan untuk bunuh diri, karena beberapa buku yang telah kubaca sebelumnya. Buku - buku tersebut mengingatkan aku bahwa dunia yang tak tempati saat ini begitu luas. Ada banyak sisi yang belum ku jelajahi, ada banyak kesenangan yang belum kunikmati, ada banyak tempat yang belum kudatangi, dan ada banyak hal yang bisa kulakukan.
Berbicara memang mudah, apalagi berteori. Ketika dihadapkan dengan keadaan atau kenyataan sebenarnya. Semua teori dan nasihat yang kuterima mental dan lenyap dalam pikiranku. Yang dapat membuatku bangkit lagi adalah semangat...semangat untuk hidup...prinsip LIVE MUST GO ON! Kemudian, yang terpenting, adalah A SHOULDER TO CRY ON. Seorang teman untuk berbagi rasa, untuk menangis, dan untuk menemani.
Namun, dimanakah teman - teman kita, atau teman yang kita percayai, teman yang kita butuhkan ketika kita ingin menangis ? Jika pertanyaannya muncul pada waktu kita putus cinta, maka jawabannya adalah tidak ada. Tetapi jika kita mau untuk jujur dengan diri kita sendiri, maka jawabannya adalah ADA! Tetapi, salah satu kebiasaan orang yang sedang patah hatinya adalah menutup diri, pikiran, dan pergaulan. Jika saat ini anda sedang depresi, saran saya, buka diri anda kembali, jangan mempertahankan gengsi anda. Jangan berkeras kepala bahwa anda orang yang tangguh, mandiri, periang, dan bisa hidup sendiri. Karena itulah jalan keluarnya. Terlihat rapuh bukan berarti mengorbankan identitas anda. Sebab anda adalah manusia yang mempunyai hati nurani. Bisa disakiti, bisa menyakiti, punya rasa, punya jiwa, punya harapan, dan punya KEHIDUPAN.
Penyesalan sebagai seorang teman
Hal kedua yang timbul dalam diriku adalah pertanyaan sekaligus penyesalan. Jika saja, aku menyempatkan diri untuk mengirimkan email kepadanya sebulan sekali, atau setidaknya setahun sekali pada hari ulang tahunnya, atau menyempatkan mengirimkan pesan di friendsternya sesekali. Mungkin .... mungkin dia tidak akan berpikiran untuk bunuh diri. Jika saja...aku sempat mengirimkan kata - kata penyemangat hidup atau jika saja aku lebih aktif, atau jika....jika...jika....jika....
Pada akhirnya, saya atau kita harus menyadari bahwa, jalan hidup manusia sudah ditentukan oleh Tuhan. Tuhan sudah menetapkan rencanaNya untuk hidup kita dan hidup Susiani. Dengan mengetahui hal ini, saya merasa sedikit lega, sedikit merasa bersalah sebagai salah seorang teman sekaligus mantan pacarnya (dulu jeeeh, waktu smp), sedikit menahan air mata kesedihan, dan sedikit menghibur diri. Tetapi toh tidak bisa....^-^'. Sebab penyesalan selalu datang terlambat!
BUKAN SEKARANG TETAPI SELANJUTNYA
Apapun yang telah terjadi, biarlah terjadi sesuai dengan rencanaNya. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah bertanya kepada diri kita, sebagai korban putus cinta atau sebagai seorang teman, apa yang dapat kita lakukan dan apa yang harus kita perbuat saat ini, sekarang juga ?
Membagi hidup kita, memberikan pengalaman kita kepada teman - teman kita. Mengucapkan kata - kata penyemangat hidup kepada tiap - tiap orang yang kita temui. Kita tidak bisa mengetahui hati orang dari tingkah lakunya karena tidak ada manusia yang mau kelihatan lemah di hadapan manusia lainnya.
Menjadi orang yang dapat dipercaya. Semua manusia selalu menyimpan rahasia. Dan tidak peduli mereka sudah resmi sebagai suami-istri, masih tetap ada rahasia. Sebab, rahasialah yang membuat manusia itu menarik. Menjadi orang yang bisa dipercaya berarti mengerti rahasia orang lain dan menjaganya.
Share this content