BELAJAR MEMAHAMI CARA KERJA TUHAN
Yusuf bermimpi menjadi penguasa dunia, tetapi dijual sebagai budak di Mesir, difitnah, dipenjara dan akhirnya mimpi itu menjadi kenyataan. Daud diurapi menjadi raja, tetapi kenyataannya dikejar-kejar raja Saul untuk dibunuh, dimaki-maki dan mau dilempari batu oleh anak buahnya. Sepertinya cara kerja Tuhan itu menjanjikan sesuatu kepada kita lalu membuatnya seolah-olah berbeda dari janjiNya, baru kemudian mewujudkannya. Ada yang 15 tahun, ada yang 20 tahun dan ada yang 80 tahun. Jadi, berapa lama anda sudah menunggu penggenapan janji Tuhan ?
MENGAPA ORANG BAIK MENDERITA ?
Sebenarnya sub-judul artikel ini terlalu lebay karena kenyataannya semua orang pasti menderita. Orang baik menderita, orang jahat menderita, orang yang kadang baik dan kadang jahat juga menderita. Kita melihat hidup orang lain enak dan menyenangkan, tetapi kita tidak pernah tahu penderitaannya. Orang kaya kelihatannya bahagia, tetapi kita tidak tahu hutang-hutangnya. Kehidupan rumah tangga teman kita harmonis, tetapi kita tidak tahu perang dingin yang dialaminya.
Orang yang membaca tulisan saya bersemangat kembali, bangkit dari keterpurukannya dan merasa mendapat pencerahan. Anda bisa menilai kalau saya orang yang bahagia, berpandangan luas dan bijaksana….tetapi anda tidak tahu pergumulan dan masalah yang saya hadapi. Saya juga bermasalah, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan rumah tangga. Setiap hari saya berpikir keras memutar uang agar dapur tetap ngebul, bayar uang sekolah anak, beli bensin dan mencukupi keperluan sehari-hari. Saya bertengkar dengan pasangan saya hampir mengenai segala sesuatunya. Dari yang sepele sampai yang mendasar.
Orang jahat tidak pernah bertanya, “Mengapa saya menderita ?” Karena mereka sadar bahwa dirinya jahat sehingga pantas menderita akibat perbuatannya. Sedangkan orang baik bertanya dan tidak terima karena merasa tidak pantas menerima kejahatan sebab perbuatan-perbuatannya baik. Saya pun demikian. Saya tidak pernah menipu orang lain, tidak pernah menikung teman sendiri, tidak pernah kurang ajar kepada orang tua, tidak pernah mencuri uang perusahaan, tidak pernah ngemplang duit orang, tidak pernah menyakiti wanita dan melanggar norma-norma masyarakat. Tetapi saya menderita...jelas saya tidak terima !
Kepada siapa pertanyaan, “Mengapa saya menderita ?” ini kita tanyakan ?
Kepada semua orang yang kita temui. Dan seringkali jawaban mereka tidak enak didengar. Kita bertanya untuk mendapatkan jawaban atau mendapatkan simpati ? Jelas untuk mendapatkan simpati orang lain, kita mencari rasa nyaman, pembenaran diri dan tempat berteduh. Tetapi kenyatannya….orang lain atau manusia lainnya tidak pernah memuaskan kita. Karena itu kita berpaling pada Tuhan secara eksplisit. “Tuhan, saya tidak pernah melanggar perintahMu, saya berusaha menjalankan ajaranMu, saya takut dosa....tetapi kenapa Engkau menempatkan aku pada situasi seperti ini ? Mengapa Kamu memberikan aku pasangan yang tidak bertanggungjawab, mertua yang tidak tahu diri dan pekerjaan yang pas tanggal 15 sudah habis gajinya ? Apa salahku ? Apa mauMu ? Kapan aku bisa bahagia ? “
Daud, orang yang diurapi Tuhan, yang dikasihi Allah dan berkenan di hadapanNya. Pada usia yang sangat muda, kemungkinan 10-15 tahun, didatangi nabi Samuel di rumahnya dan mengurapi Daud. Samuel hanya mengurapi dan mengatakan bahwa Daud dipilih Tuhan. Dipilah menjadi apa ? Untuk pekerjaan apa ? Kapan dan bagaimana caranya ? Samuel tidak menjelaskan, dia hanya datang, mengurapi lalu menghilang. Tuhan muncul, kemudian menghilang… Tuhan, sumber segala misteri kehidupan !
Yang Daud ketahui adalah Dia diurapi Samuel. Hal lainnya tidak jelas. Hanya waktu yang akan menjelaskan dan menjadi teman Daud. Apakah ini berkat, kehadiran Tuhan dalam hidup pastilah mendatangkan “berkat”. Tidak lama kemudian, Raja mencari seorang pemain kecapi dan Daud terpilih melalui acara Israel Got Talent.
Raja Saul menyukai Daud dan menjadikan dia pelayannya. Tugas Daud bermain kecapi dan membawa senjata Saul. Kehidupannya berubah drastis, dari pengembala kambing domba menjadi tukang angkat raja. Ini berkat Tuhan…tetapi kenyataannya adalah kutukan yang menjadi penghambat terbesar Daud menggenapi pengurapan Samuel. Selama Saul masih hidup, Daud tidak akan menjadi raja. Dan idealisme Daud yang tidak masuk akal juga menghambatnya. Tiga kali Daud berada di belakang Saul, dan tiga kali pula dia tidak membunuh Saul.
Jangan salah, Daud bukan pengecut...dia hanya terlalu idealis ! Mungkin istilah anak buahnya, Daud itu stupid doesn’t play (goblok bukan main).
Daud dan Saul, seperti cerita Tom and Jerry. Selalu kejar-kejaran ! Mengapa Tom selalu mengejar Jerry ? Karena Tom itu kucing dan Jerry itu tikus. Kucing dan tikus selalu kejar-kejaran karena tikus adalah salah satu makanan kucing. Terus kenapa Saul mengejar-ngejar Daud ? Bukankah keduanya sama-sama manusia, bukan kucing dan tikus ? Ada dua hal yang saya ketahui: pertama, karena roh jahat dalam diri Saul dan berikutnya adalah iri hati. Dengan kata lain ada penyebab masuk akal dan penyebab tidak masuk akal.
Mengapa Saul iri kepada Daud ? Karena ada orang yang mengupload lagu di Youtube, liriknya, “ Saul mengalahkan beribu-ribu, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Ketika sedang be’ol, Saul membuka Hape-nya dan menemukan video ini menjadi trending topic di Youtube. Mulai dari situlah, kebencian Saul kepada Daud muncul.
Kebencian ini sesuatu yang tidak masuk akal. Saul membenci Daud karena...benci ! Apa yang telah Daud lakukan ? Daud tidak pernah memposting Saul di Facebooknya ataupun upload foto di Instagramnya. Karena Saul benci….gak perlu alasan untuk membenci Daud. Karena aku tidak suka...ya tidak suka ! Apakah perlu alasan lagi ? Pokoke benci soro ambek Daud. Sekalipun Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, tetapi memilih mengampuninya….kebencian Saul kepada Daud tidak bisa hilang.
Kapan Saul sadar ? Tiga kali Daud mengampuni kesalahan fatal Saul...bukan dengan petantang-petenteng, tetapi Daud menyembah Saul sambil berkata, “Om Saul…. Saya memiliki kesempatan emas untuk membunuh om...tetapi tidak saya lakukan supaya Om tahu bahwa Daud ini mencintai Om dan tidak akan pernah melakukan sesuatu untuk menyakiti Om. Aku bukan siapa-siapa dibandingkan Om Raja. Kenapa Om kok benci soro ama aku ! Padahal aku loh gak ngapa-ngapain ? “
Apakah Saul kapok ? Tidak ! Sampai kematiannya pun, Saul membenci Daud...tanpa alasan ! Apakah pengampunan Daud menyadarkan Saul ? Tidak ! Mengapa ? Gak tau….yang pasti karena sifatnya Saul yang gitu itu ! Mengapa ada orang seperti Saul ? Karena kebencian menguasai hati dan pikirannya.
Kebencian adalah sesuatu yang merusak hubungan. Kebencian itu tidak masuk akal ! Kebencian tidak membutuhkan alasan. Karena itu, sebelum kebencian hilang dalam diri seseorang… alasan, perkataan, perbuatan yang kita lakukan tidak akan mempengaruhi dirinya. Cilakanya...jika kebencian ini terjadi dalam hubungan suami istri maka saya hanya bisa mengucapkan, “ Halo neraka ! Selamat datang di hidupku ! ”
PELANGI SEHABIS HUJAN, JANJI DAN KESETIAAN TUHAN
Cara kerja Tuhan itu sederhana. Dia berjanji, membawa kita ke atas selama beberapa saat lalu membanting kita sampai kebawah, terakhir mengangkat ke atas lagi. Tuhan selalu memberikan tester dulu….enak bro ? Ini loh rasanya nek kamu melok Aku. Nek mau...ayo jalan terus ! Jika saat ini anda sedang kecewa berat dengan Tuhan, maka ketahuilah anda bukan orang pertama yang tertipu ! Bapa bangsa Isael, nabi besar yang termashyur, Om saya yang bernama Musa juga kecele!
Semuanya berawal dari semak berduri ! Bukan sembarang semak duri, tetapi semak berduri yang terbakar api. Terbakar sedemikian hebatnya namun tidak ada satu daun maupun ranting yang hagus dimakan api. Perkenalan Musa, saya dan mungkin juga anda dengan Tuhan biasanya diawali dengan mujijat. Sesuatu yang tidak masuk akal, menyalahi hukum alam, pertolongan yang tepat pada waktunya. Alangkah bahagianya dan bersemangatnya orang yang baru mengenal Tuhan.
Demikian pula bangsa Israel pun bersorak-sorai setelah keluar dari perbudakan Mesir dengan spektakuler. Nilainya 10 vs 0 untuk kemenangan Musa, Harun dan bangsa Israel.
Firaun keok tanpa perlawanan, bahkan malah memberi uang saku kepada mereka. Bayangkan, 10 tulah dari Tuhan, 10 mujijat yang gak masuk akal. Tiang awan pada siang hari agar tidak kepanasan dan tiang api pada malam hari agar tidak kedinginan. Puncaknya ditutup dengan terbelahnya laut menjadi dua. Sisi kiri kanan mereka dinding air yang tidak tahu bagaimana caranya bisa berdiri tegak. Seseorang memasukan tangan mereka dan berkata, “ Loh...ini benar-benar air ! “ Ya jelas toh Om !
“ Tuhan adalah kekuatanku, “ demikian kata mereka, “ penyelamatku, Allahku, jendral perangku ! Tuhan itu luar biasa ! Pembuat keajaiban yang tiada duanya. Engkau setia, penuh kasih dan sayang dan akan membawa kami ke tempat yang nyaman. Tuhan berkuasa kekal selama-lamanya. “
Seruan iman yang telah lama tidak saya ucapkan. Malahan, saat ini saya pun berada pada suatu pertanyaan yang menyangkali iman saya. Benarkah Tuhan itu ada ? Benarkah janjiNya pasti digenapi ? Benarkah keadaan saya sekarang ini tetap dalam kendali Tuhan ? Apakah Dia akan menolong saya ? Mana buktinya ? Telah lama aku menunggu, menanti pembebasan, merindukan solusi...tetapi kosong ! Sampai kapan ? Mengapa Dia yang berkuasa menempatkan di situasi ini ?
“Tuhan, Engkau membawa kami keluar dari Mesir supaya mati di bunuh di padang pasir, jahat sekali Kamu !”
“ Tuhan, di Mesir, walaupun kami tertindas, tapi bisa makan daging sehari sekali. Di sini, di padang gurun gersang ini, kami hanya makan kapas setiap hari !”
“ Di Mesir, jalan selangkah saja kami bisa minum air sungai Nil. Engkau membawa kami keluar supaya mati kehausan di sini !”
Memang seruan itu diarahkan ke Tuhan, tapi sesungguhnya sarkasme itu ditujukan ke Musa. Betapa panasnya hati Musa. Mulai dari awal, semenjak pertama kali kemunculannya sebagai superman, yang didengarnya adalah hujatan, kritikan dan pengusiraan.
“Loh….emangnya aku (Musa) mau jadi penanggungjawabmu sebagai pembebas perbudakan ? Jaga mulutmu yooo ! Tak kaploki kon ! Aku dipaksa Tuhan ! Asline aku yo gak gelem, gendeng makan t**k ! “ seru hati kecil Musa.
Terbayang dalam ingatannya, 80 tahun yang lalu, ketika seorang Mesir memukuli salah satu bangsanya, diambilnya batu dan dibalasnya berkali-kali lipat sampai si Mesir itu mati. Diseret dan dikuburkannya sendiri mayat penjaga sialan itu. Mencangkul tanah sedalam 1,5m sepanjang 2 meter. Tangannya mengapal, pundaknya njarem. Gelas minum yang dipegangnya pun bergetar. Tetapi apa balasnnya ? Ucapan terima kasih ? Tidak ! Malahan gosip yang tersebar luas hingga kedengaran telinga Firaun. Karena satu hal itu lah….hanya satu kesalahan itulah...yang sebenarnya suatu kebaikan, aku harus meninggalkan kenyamanan, kenikmatan dan kehidupan istana.
80 tahun lamanya aku sendirian, menggembalakan kambing domba. Gelarku, Sarjana Ekonomi, Magister Manajemen dan Doktor Ekonomi, S1-S2-S3….sia-sia !
Menjadi pembebas bangsa kurang ajar, tidak tahu berterima kasih ini, bermuka tebal dan tak tahu aturan ! Ini bukan impianku. Ini bukan kemauanku, ini salahmu Tuhan ! Sampai sekarang ini pun...bangsa ini tidak pernah menghargai aku ! Bangsa sialan !
3.400 tahun setelah Musa, jaman sekarang ini dimana anda dan saya hidup mengenal Musa sebagai pahlawan Iman, orang yang paling lembut hatinya di bumi, salah satu nabi besar yang menampakkan dirinya dan memberikan semangat kepada Yesus. Allah kekal yang disemangati oleh manusia fana.
Gelar orang paling sabar sedunia ini tidak datang tiba-tiba. Sekolahnya di padang belantara, gurunya kambing domba dan full day school. Dari senin sampai senin, dari jam 06.00-19.00. Tidak ada ijin, tidak ada membolos dan tidak ada kepala sekolah. 80 tahun masa sekolahnya karena Musa kerapkali tidak lulus ujian kesabaran, ketekunan, penguasaan diri, iman dan pengharapan.
Ada pertanyaan yang menggelitik tentang Musa ini. Apakah Tuhan membuat acara pembunuhan bayi di Mesir untuk melahirkan Musa atau kebetulan saja ? Tuhan mencipatkan situasi sedemikian rupa untuk mempersiapakan Musa ? Aneh sekali caraNya. Haruskah dengan cara seperti ini agar Musa bisa sampai di tangan putri Firaun ?
Mengapa Musa harus dididik secara Mesir ? Dikumpulkan jadi satu dengan pendosa ?
Mengapa saya harus menghadapi situasi sepelik ini ? Mengapa tidak ada jalan terbaik untuk masalah saya ? Mengapa saya harus menderita ? Bahkan...Musa pun tidak mengetahui jawabannya. Hanya waktu yang akan menjelaskan peristiwa dalam hidup Musa dan hidup kita !
Saya mengenal Musa karena dia sendiri yang menulis biografinya. Total ada 5 kitab yang ditulis om saya ini: Kejadian, Keluaran, Ulangan, Bilangan dan Imamat. Lima kitab yang disebut dengan Pentateuk. Lima kitab yang menjadi dasar kehidupan bangsa Israel hingga saat ini. Kitab yang ditulis untuk selama-lamanya. Saya pikir, cukup fair juga jika Tuhan membuat situasi sedemikian rupa untuk memunculkan Musa. Harganya memang mahal, tetapi hasilnya jauh lebih mahal daripada biayanya.
Om saya ini memang luar biasa, kisah hidupnya mampu menyemangati saya yang putus asa ini. Saya tidak mengerti mengapa saya harus mengalami masalah tanpa jalan keluar ini, tetapi ceritanya mengajarkan saya bahwa peristiwa ini harus ada, harus saya alami karena Tuhan mau saya mengerjakan sesuatu untuk ke-kekal-an. Mungkin 10 tahun, atau 20 tahun lagi pelajarannya baru saya praktekan. Entahlah….yang pasti ada udang di balik batu ! Walaupun sempat kecele, tetapi pahalanya besar ya Om ?
MEMAHAMI CARA KERJA TUHAN YANG MISTERIUS
Kemuliaan manusia menyelidiki sesuatu, kemuliaan Tuhan menyembunyikan sesuatu. Manusia terkenal karena membuka rahasia kehidupan, Tuhan terkenal karena kemisteriusannya. Cara kerjaNya memang tidak dapat di duga, tetapi ada beberapa hal yang saya ketahui. Yang pertama adalah kesukaanNya untuk membawa kita ke dasar lembah sebelum meninggikan kita.
Saya teringat dengan Daud yang sehidup-semati, makan sepiring berdua, tidur bersama, berkelana bersama dengan ke-400 pasukannya yang bukan siapa-siapa selama 15 tahun. Mereka adalah orang yang dikejar-kejar hutang, orang yang stress dan orang yang sakit hati, orang yang kepahitan yang dipimpinnya hingga menjadi pasukan paling ditakuti di seluruh negeri.
Bagaimana mungkin orang yang berhutang budi ini mengambil batu dan siap-siap melempari Daud sampai mati ? Bisa jadi karena kelelahan, kehilangan harapan dan penderitaan tanpa ada akhirnya. Dan itulah yang dialaminya di Ziglag. Perang besar Filistin melawan Israel !
Daud berdiri dengan bangsa Filistin yang akan berhadap-hadapan langsung dengan pasukan Israel yang dipimpin Saul. Hal yang paling dihindarinya.
Raja Filistin secara langsung memerintah Daud untuk turut berperang bersamanya. Mereka berangkat dengan kebimbangan, haruskah membunuh sukunya sendiri ? Tapi, tidak ada jalan lain untuk menunjukkan kesetiannya. Apakah mereka harus berperang dengan bangsa Filistin atau tiba-tiba membelot ? Daud belum memberi keputusan karena dia tidak tahu.
Entah bagaimana, tiba-tiba terdengar perintah baru, Daud harus dipulangkan ! Raja-raja Filistin lainnya tidak mempercayainya. Inilah campur tangan Tuhan ! Pikir mereka. Namun sukacita mereka berganti dengan kemarahan ketika melihat kota tempat tinggalnya terbakar habis. Anak dan istri mereka hilang entah ke mana. Harapan yang tak tercapai adalah pemicunya. Kemarahannya, keputusasaan, kelelahan yang sudah tak tertahankan selama bertahun-tahun akhirnya meledak. Mana kambing hitamnya ?
Daud merasakan kesendiriaannya. Teman dan pasukannya yang selama ini setia, berbaik melawannya. Kepada siapa dia harus menceritakan kesedihannya ? Siapa bilang Daud tidak sedih ? Justru sebaliknya, Daudlah yang paling merana. Bebannya lebih berat daripada siapapun, keputus-asannya jauh lebih menyayat hati. Ditekan kiri dan kanan, manusia mana yang sanggup menahan beban seperti ini ? Namun, Daud menguatkan hatinya !
Di mata Tuhan,
Ziklag adalah perbatasan antara padang gurun dengan tanah perjanjian. "
Daud tetap percaya kepada Tuhan, dibalik setiap masalah pasti ada berkat. Tuhan adalah gembalaku….katanya….Dia membawaku ke air yang tenang dan membaringkan aku di rumput yang hijau. Sekalipun aku berjalan dalam kekelaman, aku tidak takut bahaya, gadaMU dan tongkatMu itulah yang menghibur aku. Kebajikan dan kemurahan mengikuti aku, seumur hidupku dan aku akan berada dalam rumahNya selama-lamanya.
Iman terbesar adalah iman karena percaya, bukan karena melihat. Sekalipun kenyataannya Daud hampir mati dirajam batu, tetapi dia melihat ada tangan Tuhan yang teracung kepada musuh-musuhnya. Apa maksudNya Tuhan ? Daud tidak tahu ? Apa maunya Tuhan ? Daud tidak tahu ? Apa yang Tuhan ingin aku lakukan ? Daud juga tidak tahu ? Mengapa ? Tidak tahu ? Apa salahku ? Tidak tahu….semua pertanyaan yang timbul dalam hati jawabannya pasti tidak tahu !
Daud percaya...sekalipun tidak ada alasan untuk percaya...Daud memaksakan untuk percaya ! Sekalipun tidak ada kepastian dalam Tuhan....hasil akhirnya jauh lebih baik daripada keputusan manusia. Sekalipun jalan yang ditempuh berat dan menyakitkan, ujung-ujungnya adalah kebahagiaan sejati. Dalam suka dan duka, dalam masalah dan perkara, jalan berliku atau lurus, apa yang diberikan Tuhan lebih baik !
Dan memang demikian cara Tuhan bekerja. Ziklag adalah lembah terdalam Daud ! Akhir dari pencobaan di padang gurun. Daud telah tiba di tanah perjanjian, tempat di mana susu dan madunya melimpah. Di akhir masalah yang besar, berkatnya pun juga besar :
Karena seluruh bangsa Filistin berangkat perang, pasukan Amalek bisa menyerang kota-kotanya dan merampasi harta mereka dengan mudah. Amalek ini dikejar dan dihantam Daud, mereka meninggalkan jarahannya sehingga seluruh kekayaan bangsa Filistin ini berada di tangan Daud. Seluruh anak dan istri mereka sehat wal afiat, tak kekurangan satupun. Saul yang menjadi “kutukan” Daud akhirnya mati. Tidak ada lagi halangan untuk menjadi raja. Daud diangkat menjadi raja Yehuda Daud diangkat menjadi raja Israel
Selama 15 tahun, Daud menantikan saat ini ! Apapun yang dia lakukan, jika saatnya belum tiba maka penderitaannya tidak akan berakhir. Pelariannya, masalahnya, keputus-asannya….Daud tidak memiliki tempat tinggal yang tetap...mereka menggembara tanpa arah tujuan ! Sekalipun Daud tahu dia diurapi menjadi raja, jika belum tiba masanya...maka Daud merelakannya ! Waktu Tuhan bukan waktu kita ! Jangan sesali keadaannya ! Waktu Tuhan bukan waktu Daud….tetaplah setia mengandalkannya.
3 kali Daud memiliki kesempatan membunuh Saul...tiga kali juga dia merelakannya dan menyerahkan pada waktu Tuhan. Iman yang besar dan sekaligus konyol. Tetapi itulah Daud….tidak peduli apa kata orang lain….Daud hanya mau menjadi orang yang “di-ingin-kan” Tuhan. Baginya, menjadi sperti yang Tuhan ingingkan jauh lebih penting daripada menjadi seperti yang orang inginkan. Sekalipun caraNya antik dan lain daripada yang lain….Bukankah Dia itu Tuhan ? Yang menenun aku semenjak dalam kandungan, yang menulis namaku di tanganNya, yang menyebut aku biji mataNya ?
KESIMPULAN
Masalah membuat kita semakin kuat, semakin pinter dan memiliki peluang yang sama antara meninggalkan Tuhan atau semakin percaya kepadaNya. Ini adalah masalah pilihan yang kita buat. Dan semua orang, termasuk saya juga, pasti tidak sanggup menghadapi masalah ini. Sekali lagi, ini adalah masalah pilihan !
Orang baik dan orang jahat sama-sama menghadapi badai kehidupan, sama-sama bisa kaya dan juga bisa miskin. Rencana Tuhan untuk manusia, untuk anda dan saya, hanya satu ! Membentuk kita sesuai dengan kehendakNya, yaitu baik, mulia, kudus dan berkenan. Karena itu jalanani penderitaan ini dengan ketabahaan dan harapan bahwa akhir dari segala sesuatnya adalah kebahagiaan dan kehidupan kekal ! Amin
Share this content