CARA MENGHADAPI KARAKTER PERFEKSIONIS KELAS BERAT
Tidak akan ada perubahan sikap dan karakter selama seseorang merasa dirinya benar. Dan tidak ada seorang pun di dunia yang lebih benar daripada diri si Perfeksionis. Karena itulah seorang perfeksionis sulit untuk berubah atau bertumbuh dewasa ! Lebih mudah melihat selumbar di mata orang lain daripada sebuah balok di dalam mata si perfeksionis ! Cara - cara di bawah ini bisa anda gunakan untuk menghadapi si manusia dewa, namun tidak ada jaminan untuk perubahan karakternya. Bagaimanapun juga, cara ini akan sedikit menyadarkan dirinya. Jadi, layak untuk dicoba !
HARDIKAN KERAS DAN SERIUS
Karakter seorang perfeksionis cenderung kalem, tutur katannya halus dan sikapnya santun. Tidak akan ada orang yang tega untuk bersikap keras terhadap dirinya. Dia menerima pendapat orang lain tanpa paksaan, tidak berusaha membantahnya namun juga tidak menyetujuinya secara langsung. Dia mungkin mengangguk - angguk terhadap perkataan anda, namun bukan berarti mengiyakan. Dia hanya seseorang yang tidak senang dengan konfrontasi.
Dalam teori kepribadian Hartman, ada dua jenis kepribadian perfeksionis. Biru si pelaku kebajikan dan Putih si pencinta kedamaian. Dua kepribadian ini perfeksionis yang bertolak belakang. Kepribadian biru adalah perfeksionis yang logis sedangkan putih adalah perfeksionis yang irasional.
Ketika biru menetapkan standar, dia akan mulai menetapkan standar yang bisa dicapainya kemudian perlahan-lahan menaikan standarnya. Semakin lama semakin tinggi, namun masih mungkin dicapai. Sebaliknya si putih tidak akan pernah mau menurunkan standarnya sekalipun tidak seorangpun mampu mencapainya. Lebih baik tidak melakukan apa-apa daripada harus menurunkan standarnya. Lebih baik tidak bekerja daripada harus bekerja dua kali. Edan !
Putih terlihat begitu lemah dan begitu manis sehingga tidak seorangpun tega untuk mengusik kedamainnya. Sikap ini terpupuk sejak kecil. Orangtua yang memiliki anak putih kelihatannya menyenangkan, diam, penurut dan tidak neko-neko. Anak putih belajar bahwa bersikap lemah bisa menguntungkan dirinya. Dia tahu cara membuat orang lain melindungi dirinya dan dia juga tahu cara mengadu domba. Hati-hati dengan seorang yang pendiam karena anda tidak akan tahu apakah sedang memanipulasi atau sedang dimanipulasi !
Itulah sebabnya, putih yang perfeksionis sukar untuk berubah. Dia tidak pernah mendapatkan hardikan keras dan serius. Dia tidak pernah belajar menerima tanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya. Begitu mendapatkan teguran, dia akan berbuat sesuatu yang mendatangkan rasa iba. Ditambah lagi bentuk wajah dan fisik putih biasanya terkesan rapuh. Bisa hancur deh hati ini melihat kesedihannya. ^-^'
Teguran yang serius dan keras adalah tindakan yang tegas dengan tujuan menyadarkan. Jika hal itu berarti mengurung si anak untuk membuatnya jera, lakukan itu ! Jika hal itu berarti memukul untuk mendidk, lakukan ! Jika hal itu berarti mengajaknya duduk dan memarahinya habis-habisan, lakukan tanpa keraguan ! Jangan mengurangi hukumannya karena rasa iba ! Anda pasti tidak tega, tetapi dunia yang akan dihadapinya tidak selembek anda !
Ketika si putih menjadi dewasa, maka dia tidak akan siap menghadapi dunia sebenarnya. Tidak ada perlindungan orang tua, tidak ada rasa iba dan tidak ada dispensasi. Apa yang diperbuatnya akan menjadi tanggungjawabnya sendiri. Kasihan, dia tidak dipersiapkan untuk menghadapi semua ini. Salah siapa ? Anak anda atau orangtuanya ?
Tugas orangtua adalah membekali anak-anaknya dengan kemampuan bertahan hidup. Keluarga adalah miniatur dari dunia sebenarnya. Ada yang namanya sistem, reward and punishment serta cinta kasih. Ketiga aspek ini harus seimbang. Terlalu menekankan penghargaan dan hukuman akan membuat anak mau melakukan apa saja supaya menjadi pemenang. Kegagalan adalah aib yang tidak termaafkan. Terlalu menekankan cinta kasih artinya memanjakan anak. Sistem membuat semua hal ini menjadi mungkin. Tanpa sistem, yang tercipta adalah kekacauan. Ada pemimpin dan ada pengikut, ada kepala keluarga dan ada anggota keluarga. Ada yang mengatur dan ada yang diatur.
Ketika memutuskan untuk menegur keras si putih perfeksionis, saya mengerti akibatnya. Dia akan menaruh dendam kesumat kepada saya untuk selama-lamanya atau dia akan berubah. Saya tahu kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah dendam seumur hidup. Duh.... yak apa seh bapak ibu'e kok terlalu memanjakan orang iki. Dia gak ngerti akibatnya itu sampe 3 generasi. Generasinya, generasi anak-anaknya dan generasi cucunya.
Tetapi jika saya tidak mengambil tindakan tegas, keadaan akan seperti ini. Stagnan, tidak ada perubahan. Dilema saya adalah menjadi musuh seumur hidupnya atau kemungkinan perubahan kepribadiannya (sekalipun kecil). Setelah berpikir selama berhari-hari akhirnya saya memutuskan untuk menjadi musuh demi kebaikan hidupnya. Saya siap dengan resikonya dan saya tegur dengan keras ! Tidak ada ampun ! Tidak ada alasan ! Tak kejar, tak kuliti. Pokok'e tak entekno ! Tak Umbah !
Tidak ada perubahan drastis, tetapi setidak-tidaknya saya telah meletakkan bibit perubahan !
LEPASKAN PERLINDUNGAN ANDA
Putih Perfeksionis lihay memanipulasi orang lain supaya melindungi dirinya. Dia tahu cara membuat orang lain mengasihani dirinya, dia bisa seolah-olah tangguh sekaligus rapuh. Bagaminana mungkin bisa terlihat kuat sekaligus lemah ? Itulah kelebihan putih yang dipergunakan secara negatif.
Selama masih ada orang yang bisa dimanipulasi, maka dia tidak akan bisa berubah. Seperti seorang anak manja yang selalu dilindungi orangtuanya, maka dia akan menggunakan orang lain untuk melindungi dirinya saat menginjak dewasa. Di belakang terlihat pemberani, tetapi ketika terpaksa berkonfrontasi dia akan ngumpet ! Ketika badai telah berlalu dia akan keluar dari persembunyiannya dan omong besar kembali. Wes tah lah....persis arek cilik ! Gembengan tapi sok !
Melepaskan perlindungan anda berarti benar-benar membiarkan dia menanggung akibat tindakannya. Jangan lagi mau bertanggungjawab mewakili dirinya. Jika anda tidak tega, maka sekarang jadilah raja tega ! Jika anda benar-benar sayang pada si putih maka anda sendirilah yang harus mendidiknya. Dia harus tahu kebenaran sistem dunia ini. Selalu ada aksi-reaksi, sebab-akibat, hak-kewajiban, memberi dan menerima. Tidak ada yang namanya status istimewa dalam kehidupan nyata !
Biarkan si putih perfeksionis ini mengambil keputusan sendiri. Toh saya yakin dia tidak akan bisa karena anda sebagai orangtuanya tidak pernah mengajarkan hal ini. Alih-alih mengatasi persoalannya sendiri dia malah mengurung diri dalam kamarnya. Tidak mau makan, tidak mau minum, tidak mau keluar dari kamarnya dan pura-pura sakit. Pokok'e segala cara yang bisa menimbulkan rasa iba sehingga dia tidak perlu mengambil keputusan sendiri. Dia tidak bisa karena pemikirannya tidak dewasa. Sungguh menyedihkan memiliki anak berumur 40 tahun yang sikapnya seperti ini !
Tidak ada orangtua yang tega, tetapi cobalah berpikir jauh ke depan. Jika anda sudah meninggalkan dunia ini, siapakah yang akan mengambil keputusan untuknya ? Siapakah yang akan melindungi dirinya ? Bandingkan dengan diri anda yang telah hidup lebih lama dari anak anda, apakah dunia itu lembek seperti anda ? Apakah dunia menaruh iba terhadap model orang seperti. ini ? Apakah teman baik anda mau menerima karyawan yang beginian ? Apakah saudara anda mau membantu keponakan yang tidak dewasa ini ? Bisakah anda meninggal dengan tenang ?
Selagi memiliki kuasa untuk menghajar anak anda, ajarlah dengan kasih orangtua ! Didiklah dia untuk mengambil keputusan-keputusan kecil dulu kemudian tingkatkan. Lepaskan perlindungan anda dan biarkan dia bertanggungjawab atas tindakannya sendiri. Jika salah katakan salah, jika benar pujilah dirinya ! Bertindaklah seolah-olah dia hidup di dunia nyata !
SERAHKAN SISANYA PADA KUASA TAK TERBATAS
Tidak ada jaminan perubahan sekalipun anda sudah bertindak keras dan melepaskan perlindungan anda pada diri si putih perfeksionis ini. Malahan bisa jadi keadaannya tambah memburuk. Sekalipun anda konsisten melakukan kedua hal ini. Karakter dibentuk oleh waktu, anda harus sadar betul tentang hal ini. Anda telah salah mendidik selama puluhan tahun namun mengharapkan perubahan dalam waktu satu bulan. Yang realistis dong bro !
Perubahan bisa cepat namun bisa juga lambat. Tidak ada yang bisa memastikan hal ini. Namun kuncinya adalah kepepet ! Jika seseorang sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, tidak menemukan jalan keluar maka dia baru akan mau berubah. Perubahan yang abadi sifatnya dari dalam keluar, dari proses instropeksi diri kemudian mencari jawaban dari luar dirinya. Sayang sekali jika kondisi "kepepet" ini baru terjadi pada umur 40 tahunan. Waktu tidak bisa diputar kembali, penyesalan pun tidak bisa mengembalikan waktu yang telah hilang.
Ada dua macam kepepet yang saya ketahui. Pertama, kepepet sungguhan. Yah....anda benar-benar kepepet karena situasi dan kondisi. Kepepet kedua adalah kepepet yang kita ciptakan sendiri. Sebenarnya kita tidak kepepet tetapi membuat diri kita kepepet. Sebelum kepepet, aku tak memepetkan diriku disek, biar waktu benar-benar kepepet masih ada jalan keluar. Ini jenis kepepet yang cerdas ! Orang yang mampu menciptakan kepepet buatan sebenarnya tidak akan pernah kepepet sungguhan dalam hidupnya. Ciamik kan !
Ada tiga tingkat kedewasaan manusia yang berkembang secara berurutan, yaitu :
1. Manusia yang mengandalkan teman
2. Manusia yang mengandalkan diri sendiri
3. Manusia yang mengandalkan Tuhan
Pada tahap awal, kita semua pasti mengandalkan teman. Sampai pada suatu titik, kita akan berhenti mengandalkan teman, yaitu pada saat mereka mengecewakan kita. Wes tah lah, percayalah dengan saya, jangan pernah mengandalkan teman anda, sebaik apapun mereka, sekaya apapun mereka ! Teman adalah teman ! Jangan menggantungkan masa depan anda pada mereka, supaya anda tidak kecewa dan sakit hati. Teman baik lebih besar kemungkinannya menjadi musuh abadi di jangka panjang.
Ketika anda kepentok dengan teman anda, pikiran anda mulai terbuka. Anda berhenti mengandalkan mereka dan mulai mengandalkan diri sendiri. Segala sesuatu anda lakukan dan bekerja sekuat mungkin. Namun tanpa koneksi dan relasi anda pasti capai sendiri. Banyak orang berhenti di sini, menjadi kecewa dan mengutuki kehidupan yang dijalaninya. Dunia ini kejam.....(baru tau mas ? wes kasep ! ket biyen yo ngene iki).... yang kuat memakan yang lemah .... demikian jeritan hati anda!
Di sinilah peran iman yang telah anda tanamkan kepada anak anda. Jika anda mengenalkan Tuhan pada mereka semenjak kecil maka benih ini akhirnya memperoleh kesempatan untuk bertumbuh. Waduh pak Wapan, aku gak sempet... disek aku melarat, gak sempet Tuhan-Tuhanan. Tapi sekarang saya sudah ber-Tuhan kok pak ! Yak apa iki ? Matek pak, anakku wes tuwek, atos, mbencekno pisan ! Tulungono opo'o pak....
Mengandalkan Tuhan adalah mengandalkan kuasa tak terbatas. Mengandalkan Tuhan artinya percaya dengan hal-hal yang tidak mungkin terjadi. Pada dasarnya, ketika kita mengandalkan Tuhan, maka kita merubah segenap pola pikir kita. Kita meninggalkan hukum dunia dan menggantinya dengan hukum kerajaan Allah. Apa yang berlaku bagi dunia ini sudah kita nyatakan tidak berlaku lagi atas diri kita. Sekarang, hukum yang kita kenal adalah hukum Tuhan. Ini tidak mudah ! Karena ini berarti tidak mempercayai apa yang sudah kita percayai selama ini. Kita tidak bisa lagi memempercayai pemikiran kita lagi !
Saya benar-benar kepingin menulis topik hukum Tuhan dan hukum Manusia ini karena ini topik penting yang tidak pernah diajarkan dengan jelas. Konsepnya sih sudah ada dalam pikiran saya, tinggal waktu untuk menulisnya saja ! Pokok Sip !
Memang benar bahwa si putih perfeksionis ini mustahil berubah. Campur tangan manusia saja tidak akan pernah bisa mendewasakannya, hanya kuasa Tuhan yang mampu merubahnya. Ketika kita sudah melakukan apa yang bisa kita lakukan maka langkah selanjutnya ada berdoa kepada kuasa tak terbatas yang kita kenal. Berdoalah meminta kesabaran dan hikmat untuk diri anda. Berdoalah juga supaya kondisi "kepepet" yang akan dialami si putih perfeksionis tidak sekejam yang anda bayangkan. Percayalah bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah rencana agung Allah dan jalani hidup ini dengan berserah kepadaNya. Saya merencanakan, Tuhan yang memutuskan ! Amin.
KESIMPULAN
Rahasia perubahan karakter adalah teladan ! Kita adalah idola bagi seseorang. Jika anda ingin merubah seseorang, ubah diri anda terlebih dulu. Tanpa teladan, kasih dan hukuman tidak akan berguna. Sebuah tindakan melebihi ribuan kata-kata. Tidak perlu menegur dengan keras jika anda bisa memberi contoh kehidupan anda sendiri.
Ketahuilah bahwa kita bukan pusat kehidupan. Kita hanyalah setitik noda di alam semesta ! Kita bukan siapa-siapa, kita hanyalah debu di hadapan Tuhan Allah. Pencipta kita lebih mengerti tentang kita daripada diri kita sendiri. Tumbuhkan iman dan pengharapan kepadaNya. Lakukan apa yang bisa anda lakukan dan serahkan langkah selanjutnya kepada Tuhan !
Kasih Sebagai Jawaban Atas Masalah Yang Kita Hadapi
Bagaimana meng-implementasikan kasih dalam kehidupan kita ?