PRINSIP KEPEMIMPINAN, HUBUNGAN TIMBAL BALIK

Kepemimpinan adalah soal hubungan. Hubungan antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin mengarahkan, pengikut menjalankan. Pengikut memberikan umpan balik dan pemimpin memberikan respon. Pahami dengan baik prinsip kepemimpinan yang satu ini ! Hubungan timbal balik, artinya hubungan dua arah, bukan satu arah.

Prinsip kepemimpinan, hubungan timbal balik

  Hubungan antar kepribadian, kaya akan warna! Saling mengisi dan melengkapi !

 

PEMIMPIN MEMBANGUN HUBUNGAN
Dalam sebuah hubungan, selalu harus ada yang memulai. Sebagai seorang pemimpin yang mengamalkan prinsip kepemimpinan, anda yang harus mengambil inisiatif terlebih dulu. Memulai hubungan mudah bagi semua orang, sekalipun anda bukan seorang pemimpin. Yang sulit adalah mempertahankan hubungan.

Hubungan yang berkelanjutan memungkinkan kita melihat kelebihan dan kekurangan seseorang. Berbicara mengenai kekurangan ini, pasti ada beberapa yang bisa kita toleransi sekaligus beberapa hal yang tidak dapat kita terima. Hal ini wajar dan tidak dapat dihindarkan. Semakin dalam kita mengenal seseorang, akan semakin kelihatan kejelekannya. Apa yang awalnya tampak kemilau sekarang tampak kusam. Sebaliknya, semakin sempurna seorang pemimpin, semakin tinggi harapan pengikut-pengikutnya. Sedikit noda pada pemimpin sempurna ini akan merusak sinar kemilaunya.

Hm....memang berat menjadi seorang pemimpin, siapa sih yang suka melihat kejelekan idolanya ? Bagaiman perasaan anda ketika mendengar bahwa Michael Jackson ternyata dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak – anak ? Apakah hal ini bisa anda terima ? Apakah Michael Jackson itu seorang pemimpin ? Mungkin juga, yang pasti MJ mempunyai banyak penggemar alias pengikut.

Prinsip hubungan yang pertama, pemimpin yang memulai hubungan dan mempertahankannya ! Kembangkan ketrampilan berhubungan anda untuk menjadi pemimpin yang efektif .

 

MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN BERHUBUNGAN
Tidak ada kepribadian yang sama persis di dunia ini, sekalipun mereka adalah anak kembar. Nah, kata – kata yang sama yang kita ucapkan pada seseorang belum tentu diterima dengan cara yang sama oleh orang lain. Seorang pemimpin harus belajar cara berkomunikasi berdasarkan kepribadian masing – masing orang.

Ada banyak teori kepribadian, namun saya suka menggunakan teori kepribadian Taylor Hartman. Dalam bukunya, The Color Code, Hartman membagi kepribadian manusia menjadi empat motivasi utama, yaitu:
1. Kuning, si pencinta kesenangan
2. Putih, si penjaga kedamaian
3. Merah, si pengguna kekuasaan
4. Biru, si pelaku kebajikan.
Silahkan baca lebih lanjut untuk memperkaya wawasan anda!

Keahlian berkomunikasi berarti menyampaikan sesuatu secara efektif dan efisien. Untuk berbicara dengan kepribadian merah, sampaikan dengan jelas dan singkat. Untuk berkomunikasi dengan kepribadian biru, berbicaralah dari hati dan usahakan secara detail. Sampaikan betapa menyenangkan dan menantang melakukan sesuatu hal kepada mereka yang berkepribadian kuning. Dan doronglah para bawahan anda yang berkepribadian putih untuk mengerjakan hal yang anda inginkan.

Sebaliknya, mendorong kepribadian merah untuk melakukan sesuatu seringkali tidak efektif karena anda menganggap mereka tidak kompeten untuk mengerjakan hal terebut. Atau meminta kepribadian putih dengan otoritas anda sebagai pemimpin.... hm...anda akan mendapatkan perang dingin dari mereka! ^-^’

Sebagai seorang pemimpin, anda memang harus belajar psikologi. Karena bawahan-bawahan anda terdiri dari berbagai macam kepribadian. Dan itu harus, karena tim yang kuat adalah tim yang terdiri dari berbagai macam keahlian  Berkomunkasilah dengan bahasa yang mereka ketahui, bukan dengan bahasa anda. Merepotkan ? Jelas lah.... karena anda adalah seorang pemimpin!

HUBUNGAN TAHAN LAMA ? MUNGKINKAH ?
Hubungan harus dimulai dari pemimpin dan.... juga dipertahankan oleh pemimpin! Ketika ada miskomunkasi, tugas pemimpin untuk membetulkanya. Ketika ada perselisihan, juga tugas pemimpin untuk menyelesaikannya. Ketika integritas kepemimpinan dipertanyakan oleh pengikut – pengikutnya, saatnya anda sebagai seorang pemimpin untuk melakukan intropeksi.

Seorang bawahan, atau pengikut anda, sanggup menerima segala kejelekan anda tanpa syarat. Jangan heran, karena bagaimanapun juga, anda adalah idola mereka, teladan hidupnya! Apa yang mereka minta hanya satu, perbaikan dan pengakuan bahwa anda, sebagai seorang pemimpin, adalah manusia juga. Punya kelemahan dan kelebihan. Itu saja, tidak kurang dan tidak lebih.

Dan sebuah hubungan yang abadi, selalu dimulai dari kepercayaan, kejujuran, dan kebenaran. Selama anda mempertahankan integritas, selama itu pula pengikut anda akan ikut kemana anda pergi. Jangan terjebak dengan kesalahan yang banyak diikuti oleh pemimpin-pemimpin lainnya. Membuka borok kita bukan menunjukkan kelemahan kita, tetapi lebih menunjukkan bahwa kita terdiri dari darah dan daging, sama seperti mereka. Masih manusia, bukan Tuhan atau dewa!

Seringkali, seorang pemimpin memandang kedepan, melihat ke atas, dan melayang di udara. Apalagi jika baru saja “sukses besar!!” Dalam tahap ini, pemimpin mengalami amnesia, lupa bahwa yang bekerja sehingga “sukses besar!!” itu cuman dia seorang saja. Itu adalah idenya, pemikirannya, hasil melek 24jam, pengorbanannya, dan entah apa lagi !

Tidak pernah salah untuk merayakan keberhasilan, malahan hal itu merupakan keharusan. Banyak sekali manfaat dari merayakan keberhasilan, apalagi jika dirayakan bersama-sama dengan tim suksesnya. Perayaan ini paling tidak memberikan kita pemahaman bahwa :

 
  1. Di puncak itu nikmat.....tapi agak sepi.
  2. Terkenal, nikmat, terhormat, sukses, puncak, dan lainnya...hm...hanya itu saja didapat ? Apa enaknya kalo sendirian ?
  3. Saya tidak pernah puas...saya tidak pernah puas...saya tidak pernah puas... saya tidak pernah puas... bagus dong ! Sampe kapan ? Toh tujuan akhirnya satu kali dua meter aja.

Hubungan timbal balik adalah hubungan saling memberi dan saling menerima. Pemimpin harus memberi arahan dan menerima umpan baliknya. Pengikut memberi umpan balik dan menerima arahan. Hal ini juga berarti sebaliknya. Pemimpin menerima masukan dan memberikan umpan balik. Pengikut memberi masukan den menerima umpan balik (sedikit membingugkan juga yaa... ha...ha...ha...) Singkatnya, prinsip kepemipinan ini, pemimpin ataupun pengikut tidak ada bedanya di mata sebuah hubungan.

Prinsip Kepemimpinan Kedua: KEPERCAYAAN
Tanpa kepercayaan, tidak ada hubungan dan tidak ada kepemimpinan

Share this content