Mengapa Saya Pilih Vaksin Sinovac ? (Virus Asli)

Saat ini ada tiga metode pembuatan vaksin. Menggunakan cara lama, dengan melemahkan virus, kemudian dimasukkan ke dalam tubuh kita. Sementara metode yang kedua, yang terbaru, menggunakan modifikasi RNA. Vaksin jenis ketiga menggunakan virus lain (umumnya Adreno Virus) untuk mengirimkan mRNA. Mana yang terbaik ? Yang baru atau yang lama ? Jawabannya kecap selalu nomor satu. Tergantung Anda tanya kepada pendukung yang mana. Saya pilih Sinovac, dengan vaksin virus utuh, bukan potongan virus.

Alasan saya menggunakan vaksin Sinovac

Mengenal Jenis-Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin yang menggunakan virus yang dilemahkan/dimatikan :

  • Sinovac
  • Sinofarm
  • Novavax (potongan protein virus)

Vaksin yang menggunakan mRNA:

  • Pfizer-BioNtech
  • Moderna

Vaksin yang menggunakan Virus lain (Viral Vector):

  • Oxford-Astrazeneca
  • Johnson & Johnson
  • Sputnik (Rusia)
Gambar virus Corona Mikrosop elektron

Vaksin dari virus yang sudah dilemahkan berbeda dengan yang dimatikan. Seperti memasukkan virus mati atau virus setengah mati. Virus yang mati tidak dapat bergerak sehingga proses untuk pembentukan antibodi nya lebih lama. Sementara virus yang setengah mati dia masih dapat bergerak tetapi yaitu setengah mati sehingga proses pembentukan antibodi kita lebih cepat.

Vaksin dari Novavax menggunakan potongan virus asli. Misalnya tangannya, kakinya atau perutnya virus tersebut. Memang aneh, tapi nyata ! Kalau bisa memasukkan virus utuh kenapa hanya sebagian saja ? Gak ngerti aku pola pikirnya. Apa maksudnya ? Apa tujuannya ? Biar viral gitu ? Nama kategori vaksinnya juga aneh, Subunit Vaccinne. Karena itu, kita pasti tidak menemukan jenis vaksin ini di negara kita.

Konsep vaksin potongan virus ini menarik. Virus dibunuh kemudian proteinnya diambil. Protein-protein ini dimasukkan ke dalam tubuh kita. Sistem kekebalan tubuh mendeteksi bahwa protein ini benda asing sehingga dibuatkan penawarnya. Jadi yang menjadi bahan vaksin bukan virus mati dan bukan mRNA.

Vaksin mRNA cara kerjanya hampir sama dengan vaksin virus vektor. mRNA dimasukkan ke dalam tubuh kita untuk membuat antibodi. Perbedaannya hanya pada siapa yang membawa RNA tersebut. Jika dibawa virus, maka nama vaksinnya adalah Virus Vector.

RNA adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen. mRNA secara sederhana adalah resep untuk membuat molekul seperti protein. Satu mRNA untuk membuat satu jenis protein. Dua jenis protein membutuhkan dua mRNA yang berbeda.

Jadi, ketika kita disuntik vaksin Moderna, yang dimasukkan ke dalam tubuh kita adalah molekul yang berisi mRNA. Lalu mRNA ini akan membuat protein seperti yang dimiliki virus covid-19.

Protein protein protein. Senyawa yang sangat dibutuhkan tubuh kita sekaligus pintu masuk virus ke dalam sel tubuh kita.

Cara Kerja Vaksin

Vaksin memang membuat tubuh kita kebal terhadap virus tertentu. Kekebalan ini jangka waktunya lama. Bukan cuma 3 bulan saja, tetapi sampai 30 tahun. Kalau kita memahami konsep sistem kekebalan tubuh, maka kita akan tertawa mendengar vaksin tiga kali, 4 kali atau 6 kali. Apalagi mendengar istilah booster.

Sejak kapan kita menjadi bodoh seperti sekarang ini ? Bukankah ini pelajaran biologi anak SMA ? 1 kali vaksin untuk seumur hidup. Kok bisa lupa ? Atau karena tidak menggunakan logika berpikir kita.

Spike Protein Virus Corona

Tujuan utama vaksin adalah memperkenalkan patogen (virus) kepada sistem kekebalan tubuh kita supaya dibuatkan antibodi. Yang membuat antibodi itu adalah tubuh kita bukan vaksinnya. Vaksin adalah pemicunya, bukan obatnya. Virus tidak ada obatnya. Virus hanya dapat dibunuh oleh tubuh kita sendiri.

Setelah antibodi terbentuk, jumlahnya akan menurun seiring berjalannya waktu. Jadi dalam waktu 3 bulan antibodi kita terhadap virus Corona akan hilang. Ini adalah proses yang benar dan sehat. Ketika virus menyerang maka antibodi ini akan terbentuk kembali. Kok bisa ? Karena memang seperti itulah sistem kekebalan tubuh kita. Ketika diperlukan Ki akan produksi, ketika sudah tidak ada ancaman akan menghilang dari tubuh kita.

Banyak berita di media online dan surat kabar yang yang mengatakan bahwa antibodi kekebalan tubuh kita akan turun dalam waktu tertentu sehingga perlu divaksin ulang supaya antibodi kita terbentuk kembali. Ini konsep yang ngawur. Karena mereka tidak paham, atau pura-pura tidak tahu tentang sel memori.

Sel memori ini menyimpan data setiap virus yang pernah masuk ke dalam tubuh kita sekaligus antibodinya. Kita masih memiliki antibodi virus XYZ yang yang pernah membuat sakit 5 tahun lalu. Sel memori juga masih menyimpan data antibodi virus ABC yang kita terima 10 tahun lalu.

Ketika kita terkena virus XYZ lagi. Maka kita tidak akan sakit karena sudah punya antibodi nya, walaupun kejadiannya terjadi 5 tahun lalu. Demikian pula dengan virus covid-19 yang marak 2 tahun ini. Tubuh kita masih mempunyai antibodinya, dan akan diproduksi ketika ada virus yang menginfeksi.

Jadi tujuan vaksin ada dua:

  1. Merangsang tubuh membuat antibodi
  2. Memasukkan data virus ke sel memori.

Seperti apa sebenarnya bentuk antibodi itu ?
Protein. Sama seperti virus yang juga memiliki protein.

Virus menempel ke sel tubuh melalui protein. Bukan semua protein, tetapi protein yang spesifik. Virus covid hanya bisa menempel di sel ACE2 karena struktur proteinnya cocok. Atau dengan kata lain ketika covid ini nempel di kulit kita maka dia tidak bisa berbuat apa-apa karena struktur proteinnya tidak cocok sehingga tidak bisa masuk ke dalam sel.

Virus harus masuk ke dalam sel yang kemudian membajaknya untuk mereplikasi dirinya. Begitu jumlahnya menjadi banyak sehingga sel tersebut pecah, mengeluarkan virus-virus baru yang menginfeksi sel sehat di sekitarnya.

Protein antibodi ini akan menempel di protein virus sehingga tidak bisa menempel ke sel reseptor. Karena tidak bisa masuk ke dalam sel maka dia tidak bisa mereplikasi dirinya. Virus yang tidak punya rumah ini akhirnya dihancurkan oleh sel darah putih.

Mutasi Virus dan Efektivitas Vaksin

Ya Ada banyak mutasi dari virus Corona. Mulai dari Delta sampai Omricon. Mutasi seperti apa yang kita ketahui ? Atau yang anda ketahui ?

Secara sederhana struktur virus covid adalah:

  • Amplop
  • Spike Protein
  • Core - RNA

Amplop adalah pelindung dari virus ini. Pelindung ini gampang sekali rusak karena strukturnya terbuat dari lemak. Cuci tangan dengan menggunakan sabun akan melarutkan lemak ini ini sehingga virusnya tidak terlindungi dan akhirnya terurai.

Spike Protein atau yang yang biasanya disebut sebagai mahkota berfungsi sebagai media tempel sel. Ketika sudah menempel dan masuk ke dalam sel maka virus ini akan menghancurkan dirinya untuk melepaskan inti atau RNA-nya.

Gambar mutasi virus corona lengkap

Mutasi virus yang terjadi bukan pada RNA. Dan juga bukan pada amplopnya. Tetapi mutasi yang terjadi pada spike proteinnya. Atau terjadi pada mahkotanya. Apa artinya ?

  1. Sifat virus tidak berubah
  2. Pertahanan virus tidak berubah
  3. Perubahan pada spike proteinnya hanya sekitar 2%

Sifat virus yang tidak berubah berarti kalau dulunya lebay sekarang, setelah mutasi, juga tetap lebay. Kalau dulu Covid Wuhan tidak ganas, setelah mutasi pun juga tidak ganas. Karena RNA virus tidak bermutasi !

Amplop yang tidak bermutasi berarti pertahanannya juga sama. Virus ini tidak kebal terhadap sabun. Virus ini juga tidak kebal terhadap vaksin. Virus ini juga tidak kebal terhadap antibodi tubuh kita. Virus baru ini sama, tidak ada bedanya dengan yang lama.

Lalu apa apa akibat mutasi di spike proteinnya ? Secara teori ada dua :

  1. Menjadi lebih gampang menular tetapi kurang mematikan.
  2. Menjadi tidak gampang menular tetapi mematikan.

Apa Ada kemungkinan mutasinya menjadi lebih menular dan lebih mematikan ? Secara teori tidak pernah ada ada yang seperti itu. Harus memilih salah satu, karena memang begitulah hukum alam.

Sebagaimana makhluk hidup mempunyai tujuan untuk melestarikan spesiesnya. Demikian pula dengan virus, kalau virus itu adalah makhluk hidup. Virus bukan makhluk hidup, bukan seperti kita yang membutuhkan makanan, air ataupun udara. Virus juga bukan benda mati.

Virus adalah parasit mati yang akan hidup jika berada ada di tempat yang tepat dan makhluk hidup yang tepat. Dan virus sudah ada ada semenjak awal kehidupan. Virus juga mempunyai tujuan yang tidak akan kita pahami, tetapi pada intinya untuk kestabilan kehidupan.

Virus yang ganas akan membuat inangnya mati sehingga kelangsungan hidupnya pun berhenti. Dan ini sangat merugikan bagi si virus itu sendiri. Sebaliknya, virus yang yang gampang menular tetapi tidak mematikan akan menjaga eksistensi hidup virus itu.

Struktur protein mutasi virus Corona

Ebola adalah salah satu contoh virus yang mematikan. Tetapi tidak gampang menular. Tingkat kematiannya sangat tinggi, 71%. Sebaliknya virus influenza gampang menular, namun tidak mematikan. Virus ini masih ada sampai sekarang, dan hampir dapat diseluruh dunia. Sementara wabah ebola hanya berada di Afrika barat.

Sejauh ini belum ada virus yang mematikan dengan penularan yang sangat cepat. Kecuali di film-film.

Tingkat kematian wabah SARS di Hongkong tahun 2003 lalu 11%, ada 8.098 kasus. Tingkat kematian wabah MERS di Timur Tengah tahun 2012 lalu 34,4%, ada 2.574 kasus hingga saat ini.

Tingkat kematian Covid-19 di seluruh dunia 1.94%, ada 277.238.940 kasus. Dan akan meningkat terus.

Mengapa virus bermutasi ? Karena kesalahan proses produksi. Virus tidak memilih inangnya, ada yang sehat, ada yang tidak sehat, ada yang memiliki kesalahan genetik. Iya Anda atau saya. Cara kerja virus itu kan membajak sel tubuh orang untuk memproduksi dirinya sendiri. Dalam proses produksi seperti ini, jika inangnya memiliki suatu kelainan maka hasil produksinya pun ada kelainan.

Semakin banyak dia menulari, semakin banyak pula mutasi yang terjadi. Media tidak pernah menjelaskan tentang proses mutasi ini bahwa ada mutasi menguntungkan virus itu tetapi juga ada mutasi yang malah merugikan virus itu sendiri. Mutasi ini tidak terkontrol, bukan keinginan dari virus itu sendiri, tetapi terjadi secara alami.

Bisa jadi strain Omricon yang di Malaysia berbeda mutasinya dengan yang ada di Indonesia. Malahan Omricon yang di Jawa Barat berbeda dengan Omicron di Jawa Timur. Faktor genetik jelas memiliki peran terhadap mutasi virus.

Pertanyaannya adalah bagaimana efektivitas vaksin terhadap mutasi ini ? Tergantung jenis vaksin yang kita gunakan. Kita tahu bahwa ada dua jenis bahan baku vaksin:

  1. Virus asli
  2. mRNA

Vaksin yang menggunakan virus asli, berarti virusnya dikenali oleh sistem kekebalan tubuh kita seutuhnya. Data yang disimpan sel memori lengkap, seperti bagaimana bentuknya, berapa jumlah mahkotanya, protein apa saja yang ada di virus tersebut, apa warna kulitnya, bahasa apa yang digunakan virus tersebut. Seperti sebuah foto yang tersimpan di sel memori kita.

Sementara vaksin yang menggunakan mRNA, yang hanya memproduksi jenis protein tertentu, ketika virus itu mengalami mutasi, ada kemungkinan tidak dikenali oleh antibodi kita. Ada kemungkinan tubuh kita tidak siap menghadapi serangan virus. Tetapi tidak apa-apa, karena virusnya semakin lemah.

Misalnya, vaksin mRNA yang disuntikkan ke kita diprogram untuk memproduksi protein AZC. Begitu ada virus yang bermutasi sehingga struktur protein mahkotanya menjadi ABC, bisa jadi tidak dikenali sistem kekebalan tubuh kita. Sehingga tidak bisa memproduksi antibodi. Dengan kata lain kita sakit, positive PCR.

Alasan Saya Memilih Vaksin Sinovac

Mungkin lebih tepatnya, mengapa saya memilih vaksin yang menggunakan virus utuh. Hanya kebetulan saja Sinovac yang menggunakan metode ini. Semisalnya moderna menggunakan virus asli, maka saya akan memakai vaksin Moderna.

Tetapi jika diberi pilihan vaksin atau tidak vaksin, maka saya lebih memilih tidak vaksin. Yeah, karena dari data yang saya dapatkan, tingkat kematian Covid-19 ini kecil. Gejalanya pun tidak spesifik, malah menyerupai flu biasa. Hanya saja digembor-gemborkan media sebagai penyakit yang yang luar biasa mengerikan. Dan itu berhasil menakuti seluruh dunia.

" Tergantung jenis virus yang kita hadapi, kalau musuhnya sering bermutasi, maka senjata perangnya adalah virus utuh yang dilemahkan/ dimatikan. "

Jika orang takut, maka logika berpikir tidak jalan, apa yang ada di depan mata dibeli. Bukankah semua orang takut mati dan sebisa mungkin mencegahnya. Saya hilang dengan beberapa teman yang dulu waktu sekolah pinter, sekarang kemakan berita di media. Mereka percaya vaksin harus dua kali, semakin banyak vaksin semakin baik.

Sampai saat ini saya tetap berpendirian bahwa vaksin cukup sekali suntik. Karena tujuan vaksin adalah membuat antibodi yang spesifik dan menyimpannya di sel memori yang bisa bertahan puluhan tahun. Tubuh kita bukan organisme yang bodoh. Malah sebaliknya, tubuh kita adalah ekosistem yang berjalan. Banyak sekali bakteri yang tinggal di dalam tubuh kita.

Bakteri diperlukan oleh tubuh kita, dan bakteri juga memerlukan tubuh kita. Suatu hubungan saling bergantung yang menguntungkan. Tugas tubuh kita adalah menjaga keseimbangan. Terlalu banyak bakteri akan menyebabkan kita sakit, sebaliknya kekurangan bakteri juga akan membuat tubuh kita sakit.

Jika virus tidak ada gunanya, maka Tuhan tidak akan menciptakan virus. Virus diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dunia ini dengan cara yang tidak bisa kita pahami. Kita memang memiliki keterbatasan, bukan berarti apa yang kita ketahui itulah yang paling benar. Sesungguhnya tidak ada satupun yang dapat kita pahami secara sempurna.

Saya tidak menolak vaksin mRNA. Malahan, saya melihat vaksin ini ini memiliki potensi yang luar biasa. Tetapi, vaksin ini bukan untuk jenis virus yang mudah bermutasi. Teknologi tidak bisa diterapkan untuk semua situasi. Pada satu sisi teknologi itu sangat bermanfaat, tetapi di sisi yang lain cara lama justru lebih efektif.

Kekebalan terhadap virus atau antibodi tidak harus didapat dari vaksin, tetapi dari infeksi virus itu sendiri. Ini menjawab pertanyaan bahwa orang yang sudah pernah terkena virus Covid-19 tidak perlu divaksin. Vaksin alami, dari sakit Covid-19 lebih sempurna, paling sempurna dari vaksin apapun. Mengapa ? Karena tubuh bisa langsung mengenali, memegang dan bertatap muka dengan pelakunya. Datanya lebih lengkap dan akurat.

Yang aneh, mengapa ada aturan yang mewajibkan semua orang harus divaksin tanpa perlu mengetahui rekam medisnya. Apa para dokter, ilmuwan, orang pintar itu tidak mengetahui konsep dasar kekebalan tubuh ? Atau ada maksud tertentu yang ujung-ujungnya adalah uang ?

Sebenarnya, sudah ada penelitian kecil-kecilan yang dilakukan oleh para netizen. Mereka melakukan tes antibodi kuantitatif antara orang yang mendapatkan vaksin dengan orang yang yang sembuh dari virus Covid-19. Jumlah antibodi yang terbentuk dari vaksin nilainya sekitar 300. Sementara jumlah antibodi yang didapat dari orang yang sudah sembuh dari Covid:adalah 2.000.

Apa pesan moralnya?

  1. Vaksin alami dan vaksin buatan sama-sama baiknya
  2. Orang yang sembuh tidak perlu divaksin
  3. Antibodi orang yang sudah sembuh harus tinggi. Itu normal, dan akan menurun seiring berjalannya waktu.
  4. Antibodi yang rendah disebabkan karena jumlah virus yang memang sedikit.
  5. Tubuh kita bisa menyesuaikan jumlah produksi antibodi sesuai dengan situasi yang ada.
  6. Terbentuknya antibodi berarti juga terbentuknya sel memori yang akan menjaga kita dari infeksi yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.

Tolong gunakan akal budi anda, jangan termakan berita di media yang menyatakan turunnya antibodi itu jelek. Itu adalah hal yang normal. Yang penting bukan berapa jumlah antibodi, tetapi sel memori. Antibodi akan diproduksi ketika dibutuhkan, secara otomatis, melalui alam bawah sadar kita. Pada hakekatnya 80% kehidupan kita diatur oleh alam bawah sadar. Jadi serahkan kepada ahlinya, yaitu tubuh kita sendiri.

Share this content