Trading Forex, Gampang atau Susah ?
Sebenarnya ini pertanyaan klasik untuk segala sesuatu yang baru. Jawaban pertanyaan ini tergantung pada pengalaman orang yang ditanya. Bagi pemula, trading forex itu susah. Bagi ahlinya, trading forex itu gampang. Bagi orang yang setengah perjalanan, trading forex itu gampang-gampang susah. Karena untuk menjadi ahli dalam suatu hal, dibutuhkan latihan terus-menerus. Berkali-kali gagal dan juga berkali-kali berhasil, sampai pada akhirnya rasio keberhasilannya diatas 80%. Anda mimpi kalau Trading Forex itu 100% pasti menang.
2 Senjata Penting Trading Forex
Bagi pemula, 3 kali inject dana pasti habis. Tidak peduli berapa kali anda menang, pada akhirnya akan habis. Kenapa ? Karena masalah keserakahan dan ketakutan. Ketika buy lalu harga naik tinggi….kita menyesal karena main lot kecil. Ketika sell lalu harga berbalik arah, kita takut karena terseret jauh ke atas….bisa margin call. Kalo main lot kecil isa profit. Kalo main lot besar langsung keseret. Floating 2 hari, 3 hari, bukannya tambah untung malah keseret semakin dalam. Di close atau ditunggu ? Rugi segini atau ditahan lagi ?
Sampai suatu titik kita memutuskan harga tidak akan berbalik arah. Close dengan rugi $$. Dan pada saat kita menekan tombol close itu… Market langsung berbalik arah…..dengan cepat pula ! Seandainya kita menahan 5 menit lagi….
Pertanyaannya….dimana salahku ?
Inilah masalah klasik pemain forex baru. Orang yang sekarang ahli trading forex pun pernah mengalami “ tragedi ditinggal makan sebentar”. Ini adalah uang sekolah ! Bukan salah siapa-siapa, tetapi memang seperti inilah dunia trading forex itu. Saya pun sudah berhenti 10 tahun lalu. Tetapi diracuni lagi sehingga masuk ke dunia yang memakan pikiran dan perasaan.
Tetapi sekarang situasinya sedikit berbeda ? Kenapa ? Karena saya punya pengalaman, sehingga lebih tenang. Tingkat ketakutan saya lebih rendah dan nafsu serakah saya juga berkurang jauh. Saya lebih ikhlas kalau buy lot kecil langsung untung. Dan saya lebih tenang ketika open posisi tetapi pasar berbalik arah….karena saya main lot kecil...dimana saya bisa tidur nyenyak meskipun terseret jauh. Karena loss-nya bisa saya terima.
Jadi, pada trading forex tahap kedua saya ini, ada dua hal yang menjadi pegangan saya :
- Fokus pada satu strategi saja (1 EA dan 1 indikator)
- Kuasai trend dan candlestick
Menyederhanakan Yang Rumit, bukan sebaliknya.
Itu yang disebut dengan robot trading om. Tinggal sewa server terus pasang robot atau EA atau automatic trading atau istilah lainnya. Open posisi secara otomatis. Menghilangkan faktor greed and fear. Tetapi robot itu tidak selamanya berhasil, karena market itu dinamis.
Ada 3 jenis trend :
- Long / naik / buy
- Short / turun / sell
- Sideways / buy dan sell
Robot hanya efektif pada salah satu kondisi pasar. Robot A bagus pada saat pasar sideways, tapi sering miss pada down trend. Atau robot B yang bagus pada saat up trend dan down trend, tapi sering salah pada saat sideways. Masalahnya, forex market itu selalu dalam kondisi naik, turun dan sideways. Bisa jadi si robot ini banyak menghasilkan uang karena pasar dalam keadaan turun dalam waktu yang lama.
Kabar baiknya, para robot Artificial Intellegent ini tidak akan menggantikan manusia dalam trading. Karena trading adalah seni dan pengetahuan. Bukan 100% hukum fisika dan matematika. Pasar tidak bisa ditebak, hanya bisa dihitung peluangnya. Apakah akan naik karena indikator A,B,C, D mengkonfirmasi ? Tetapi indikator X,Y,Z mengatakan sebaliknya. Timeframe H4 konfirmasi, tapi H1 bertentangan.
Yang benar adalah, peluang untuk naik 70%. Dan ini bisa salah ! Katanya pengaruh bandar ! Gak peduli analisamu apa… Kalo bandar bilang turun...maka pasar pasti turun. Tapi katanya….itu loh pak….yotuber XXX bilang analisa bandar itu ngawur ! Gak ilmiah.
Pasar turun karena analisa fundamentalnya memang menunjukkan data ekonomi yang lebih kecil dari prediksi. Itu karena berit NFP jelek pak ! Makanya pasar turun.
Lain lagi berdasarkan analisa teknikalnya. Bodoh semua ! Ini loh...ada doji setelah bar panjang. Jelas ini tandanya pasar akan berubah arah. Itu garis trend line udah break. Tinggal nunggu bar ini nutup baru kita tahu arah pasar selanjutnya. Kalau tidak kembali ke trendline, kemungkinan besar akan terus down trend.
Inilah yang membuat kita semua bingung. Karena setiap indikator bertentangan satu sama lain. Karena setiap ahli menyalahkan satu sama lain dan bersikukuh bahwa pendapatnya paling benar. Karena semua ekonom menjelaskan argumentasinya dengan begitu meyakinkan. Kita mau ikut yang mana ? Sekarang kita mau buy atau sell ? TP berapa ? SL dimana ?
Aturan pertama saya setelah comeback ke dunia forex trading ini adalah : Tekuni 1 metode yang menurutmu terbaik. Gak usah ikut kata orang. Gak usah nuruti metode mereka. Gak usah ragu dengan keputusan kita. Senjata baru itu harus dilatih. Kita harus membiasakan dengan kelebihan dan kelemahan senjata ini. Tahu kapan memakainya dan kapan melepaskannya.
Saya menggunakan metode Mouteki dengan indikator Volume, MA dan pivot point. Senjata saya ini punya aturan pemakaian, efektif pada kondisi tertentu dan jelek pada saat pasar sideways.
Metode Mouteki, trading Breakout
Metode ini sangat sederhana dengan konsep yang sederhana. Hanya perlu menarik garis trendline. Berdasarkan hukum aksi-reaksi. TP nya ada, SL juga ada. Kemungkinan berhasilnya diatas 80%. Waktu tradingnya juga dalam hitungan jam. Paling lama 1 hari. Ini metode yang cocok buat saya, terbaik untuk saya !
- Tarik garis trend dari kanan ke kiri.
- Cari titik tertinggi atau titik terendahnya
- Titik breakout adalah titik NOL-nya
- Hitung Target Profit
Kelemahan metode ini tidak efektif pada kondisi sideways, namun bukan berarti tidak bisa di pakai. Tekniknya tetap sama, tetapi perlu adjustment, ditambahkan indikator pivot point. TP-nya harus dikurangi. Titik entry-nya pun berbeda. Jika ada robot mouteki...pasti yang beli akan marah-marah pada waktu market sideways.
Indikator yang saya gunakan selain trendline adalah:
- Volume
- Moving Average
Teori volume ini sederhana. Pada kondisi naik, volume harus ikut naik. Jika chart H1 naik terus sementara volumenya turun artinya pasar gak kuat naik. Apalagi jika pada waktu turun, volume-nya bertambah besar. Kecenderungannya down trend, kenaikannya hanya bersifat sementara atau koreksi. Jika kita masih floating, ditunggu saja. Bisa 1 hari, 2 hari bahkan seminggu lebih. Pasti akan terjadi koreksi lagi sehingga kita bisa cut loss dengan kerugian minimal.
Inilah yang seringkali mengacaukan analisa kita. Ketakutan pasar tidak akan balik arah. Cara saya mengatasi hal ini adalah dengan melihat range harga chart daily dan weekly. Pasar selalu bergerak dalam kisaran pips tertentu. Misalnya pair AUD-USD range harganya antara 500 - 1500 pips. Meskipun terseret 200-300 pips, tidak apa-apa karena masih dalam range hariannya. Akan tiba harinya ketika pasar akan mendekati titik itu. Floating adalah profit yang tertunda….bukan kiamat atau kerugian yang sudah kita terima.
Ketika grafik berada di bawah garis MA, berarti down trend. Sebaliknya jika chart diatas garis trendline, berarti up trend. Itulah kesederhanaan indikator ini yang sering dikacaukan dengan merubah-rubah time frame kita.
- Timeframe D1 indikator MA menunjukkan down trend
- H4 menunjukkan down trend
- H1 menunjukkan uptrend
- M30 - down trend
- M15 - up trend
- M5 - sideways
Kalau posisi kita SELL, biarkan saja floating, karena trend jangka panjangnya Sell. Kalau posisi kita BUY, biarkan saja floating, karena pasar itu zig-zag. Pasti akan ada kesempatan kedua untuk Cut Loss. Bahkan sebenarnya ada kesempatan ketiga dan kesempatan keempat walaupun jarang terjadi.
Patokan saya untuk indikator MA adalah timeframe daily. Apalagi kalau jarak garis MA dengan chart jauh. Tenang ae, gak mungkin ada grafik yang sedemikian panjang dalam dunia Forex. Saya kurang jago untuk menggunakan MA dalam timeframe dibawah 1 jam.
Keyakinan saya ini bukan karena membaca buku atau motivasi dari teman-teman. Tetapi karena pengalaman sendiri dan mengalami sendiri. Membiarkan floating semakin berhari-hari. Bahkan pernah floating sampai -$100. Tetapi pada akhirnya bisa saya cut loss menjadi -$9. Waktu itu benar-benar kepikiran. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Tapi karena masih jauh dari MC, ya saya biarkan saja.
Memang dihitung-hitung, gak worthed. Untungnya kita hanya $2 - $5 saja per transaksi. Tapi keseret sampe 100 lebih. Untung selama ini habis dalam waktu sekejap. Membiarkan floating, menerima floating dengan lapang dada, floating bukan kiamat adalah topik pembelajaran saya setelah comeback. Dan ini adalah pelajaran yang sangat berharga !
Share this content