SEABISCUIT, SEEKOR KUDA YANG MENJADI INSPIRASI DAN MOTIVASI
Banyak orang tahu tahun 1930 adalah tahun “The Great Depression”. Di mana-mana terjadi krisis ekonomi. Namun, sangat sedikit orang yang mengetahui tentang sekor kuda pacu yang bernama Seabiscuit. Pada waktu itu, kuda ini dibicarakan oleh media massa melebihi semua berita mengenai Franklin D. Roosevelt ataupun Adlof Hitler. Malahan kuda ini diabadikan dalam bentuk patung di Santa Anita Park, California. Seabiscuit ini menarik untuk kita bicarakan karena tubuhnya tidak sempurna namun berhasil mengalahkan War Admiral, seekor kuda pacu yang sempurna dan menjadi juara pacuan selama tiga tahun berturut-turut. Seabiscuit memberikan inspirasi dan motivasi kepada dunia yang sedang dilanda resesi saat itu. Bagaimana mungkin seekor kuda yang dipandang orang sebagai kuda cacat dapat mengalahkan kuda pacu yang sempurna ? Bagaimana mungkin bisa melaluli krisis ekonomi yang maha dahsyat di tahun 1930 ini ? Lihatlah... jika seekor kuda underdog bisa, maka kita jauh lebih bisa bukan ?
Seabiscuit berada di depan War Admiral dalam pertandingan tahun 1938
Seabiscuit memang menarik, namun ada lagi yang lebih menarik untuk diceritakan. Yaitu mengenai pemilik, pelatih, dan penunggang kuda itu sendiri. Ketiga orang tersebut memiliki kepribadian yang bertolak belakang namun mampu bekerja sama untuk meraih satu tujuan. Saya benar-benar memahami bahwa sebuah tim harus terdiri dari berbagai macam keahlian dan karakter karena itulah syarat utama untuk meraih kesukesan. Perbedaan membuat sebuah tim menjadi lengkap, perbedaan juga membuat hasil akhir menjadi lebih baik ! Ketika beberapa orang yang memiliki berbagai keahlian dikumpulkan menjadi satu maka pekerjaan yang tampaknya impossible akan menjadi possible. Jika Seabiscuit pernah menjadi inspirasi di masa lalu, saya yakin saat ini pun dia akan tetap menjadi motivasi bagi kita. Simak kisah nyata yang saya kutip dari buku Winning With People karangan John C. Maxwell.
Charles Howard adalah pengusahanya pengusaha. Pada tahun 1903, setelah bertugas di kavaleri Amerika Serikat dan bekerja sebagai tukang sepeda di New York, Howard mengambil keputusan untuk mencoba peruntungannya di barat. Ia menetap di San Fransisco dan berhasil membuka bengkel reparasi sepeda di pusat kota.
Pada waktu itu, mobil merupakan hal baru (dan kerap kali tak dapat diandalkan). Namun, tak ada bengkel reparasi mobil. Karena inilah, para pemilik mobil mulai mengunjungi
bengkel Howard untuk meminta bantuannya. Howard bersedia mencoba reperasi mobil. Tidak diperlukan waktu lama bagi Howard untuk melihat suatu kesempatan besar. Ia segera naik kereta api ke Detroit dan berhasil mengatur sebuah pertemuan dengan William C. Durant, kepala perusahaan Buick dan calon pendiri General Motors (GM) di masa depan.
Durant menyukai Howard dan memperkerjakannya. Tidak lama kemudian, Howard sudah memiliki lisensi waralaba untuk menjual Buick di wilayah San Fransisco, dan pada tahun 1905 ketika berusia 28 tahun, Howard membuka toko mobil Buick pertama miliknya yang menampilkan tiga kendaraan yang ia beli saat ia berada di Detroit.
Pada awalnya, usaha ini tidak berjalan dengan lancara bagi Howard, namun setelah gempa bumi dan kebakaran pada tahun 1906, ia berhasil memanfaatkan kebutuhan akan mobil. Antara naluri alamianya akan kesempatan dan penguasaanya atas promosi, ia mulai meraih kesuksesan besar. Pada tahun 1909, Howard memperluas perannya dalam bisnis ini. Ia mendapatkan hak penjualan satu-satunya kendaraan Buick, National, dan Oldsmobile untuk seluruh bagian barat AS. Usaha ini membuatnya luar biasa kaya. Dan kemudian ketika durant berutang terlalu banyak dan menghadapi kebangkrutan, Howard menebusnya dengan pinjaman pribadi sebesar 190.000 dollar, yang kemudian dibayar oleh Durant sebagai saham GM dan persentase dari penjualan kotor. Howard tak bisa lebih sukses lagi. Hebatnya, kehancuran pasar saham pada tahun 1929 tidak menghancurkan usahanya sebagaimana dialami orang lain.
Pada awal 1930-an, sang prajurit kavaleri yang berubah menjadi raja mobil tua ini menghidupkan kembali cintanya pada kuda dan seorang teman membuatnya tertarik pada pacuan kuda. Ia memutuskan kalau ia akan memiliki kuda yang induknya berasal dari kualitas yang sama, ia mau yang kelas pertama. Ia membeli beberapa kuda, kemudian mencari seorang pelatih.
Orang yang ia temukan adalah Tom Smith, yang berusia 57 tahun, orang berpengalaman dari dunia koboi. Kedua orang ini amatlah berbeda. Jika Howard adalah seorang jagoan penjualan dan promosi, Smitah adalah orang yang pendiam yang jarang berbicara dan bisa meluangkan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari mengamati tiap gerakan kuda. Jika Howard adalah seorang pebisnis yang terbiasa dengan setiap kemewahan, Smitah adalah mantan koboi yang biasa tidur di atas tanah. Smitah adalah pemburu kuda jantan yang berpengalaman dan penakluk kuda sejak ia berumur 13 tahun.
Selama kariernya, ia telah bekerja sebagai pemburu rusa, penjaga peternakan domba, pelacak jejak singa, pemasang tapal pada kaki kuda, dan pelatih kuda. Orang – orang Indian Amerika memanggilnya “Si Orang Tanah Datar yang Kesepian”
Penulis dan pakar perlombaan kuda, Laura Hillenbrand, berkata tentang Howard dan Smith :
Ada tambahan pada perpaduan yang menarik ini : seorang joki yang pernah mengalami masa – masa yang lebih baik. John Pollard adalah orang yang amat keras, bahkan dalam profesi orang – orang yang keras. Ia bukan hanya penunggang kuda, melainkan juga pernah menjadi pemburu hadiah – meskipun bukan pemburu hadiah yang sangat baik. - Dengan tinggi badan sekitar 172 sentimeter, ia melampaui tinggi joki-joki saingannya. Dan seperti joki-joki lain, ia menyiksa tubuhnya guna mempertahankan beratnya di bawah 52 Kg. Pada tahun 1928 Pollard termasuk salah satu dari dua puluh joki terbaik di Amerika Serikat. Namun, dan pada pertengahan era 1930-an keterampilannya telah menurun. Ketika Smith mempekerjaknnya, ia semakin sedikit memenangi pacuan. Pada atitik ini alam kariernya, keunggulannya adalah bahwa ia bersedia menunggan kuda – kuda yang sulit ditunggangi oleh joki – joki lain.
John "Red" M. Pollard
BAGAIMANA MEREKA BISA MENJADI SATU TIM
Sang jutawan, si perintis, dan si pemburu hadiah – ketika orang ini tidak punya persamaan, kecuali satu hal : seekor kuda pacuan yang kelihatannya tidak bernilai, yang dilihat oleh Smith dan dibeli oleh Howard. Ketiganya memiliki kemampuan untuk memusatkan diri pada satu hal yang sama – sama mereka miliki dan bukan pada perbedaan – perbedaan mereka.
Laura Hillenbrand menggambarkan kudanya dengan cara ini :
Nama kuda ini adalah Seabiscuit. Yang di mata orang lain kelihatannya sebagai kuda tua yang tak dapat diperbaiki ternyata menjadi salah satu kuda pacuan paling terkenal di dunia – pahlawan nasional di tengah depresi ketika semangat orang perlu diangkat. (Pada tahun 1938, Seabiscuit menjadi pembuat berita utama di Amerika Serikat, mengisi berita lebih daripada Franklin D. Roosevelt ataupun Adlof Hitler!) Seabiscuit tak hanya menciptakan rekor untuk penghasilan, namun dalam duel satu lawan satu, ia berhasil mengalahkan War admiral – pemenang Tripel Crown dan salah satu kuda pacuan terbaik sepanjang waktu. Pertandingan itu, yang oleh banyak pakar diramalkan tidak akan dimenangi oleh Seabiscuit, sekarang dipandang oleh banyak orang sebagai pacuan kuda terbesar yang pernah berlangsung.
Selamat Menonton Trailer "Seabiscuit, An America Legend." Semoga memberi inspirasi dan motivasi. Saya mau beli DVD-nya...he...he...he...
Kisah Hidup dan Kesuksesan Bill Potter
Kecacatan tidak membuatnya putus asa, bahkan membuatnya menjadi Top Salesman
Share this content