THE PROBLEM WITH SINGLE FIGHTER

Akhirnya aku mengerti mengenai alasan si Ferdi "Jonas" mengapa dia memutuskan untuk mendirikan The sainT event organizer bertiga (Ferdi, aku, dan Ming) meskipun dia sebenarnya mampu melakukannya sendiri.

Single Fighter

Jawaban singkatnya adalah :
Pertama, hasil yang akan dicapai jauh lebih besar jika dibandingkan jika dia mengerjakannya sendiri.
Kedua, ada backup! Saling mengisi dan melengkapi
Ketiga, pekerjaan besar dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
Keempat, (yang tidak kami sadari) pembentukan karakter, benar kata kitab suci, "Besi menajamkan besi !"

Dan syaratnya dalam teamwork cuma satu : Kepercayaan, percaya kepada orang lain. Dan inilah yang menjadi masalah Si Single Fighter !

Gejala - gejalanya penyakit single fighter ini dimulai dari main perintah. Yang kurang inilah, yang harus seperti inilah, yang itu salah lah, yang kanan kurang ke kiri, yang kiri kurang kekanan lah....
Dan fatalnya, setiap menit dari gerakan kita serasa diawasi oleh ribuan kamera CCTV (kok bisa tau yaa?) Dan seiring dengan itu, berbagai kata perintah muncul dari rongga mulutnya. Ini salah, harusnya seperti ini, itu kurang pas, kurang inilah, kurang anulah.....$%^$#@**@!#$.....

Jika sudah sampai pada stadium tinggi, maka penyakit ini tidak akan disadari oleh penderitanya. Kita mengutarakan maksud (penderitaan) kita tetapi dia mengatakan dengan tegas bahwa kita salah, "Aku gak akan memperkerjakan kamu kalau aku gak percaya dengan kemampuanmu!" Kok bisa....?

Baiklah, Dokter Wapan akan mencoba menjelaskan deskripsi gejala - gejala penyakit ini.

Pertama, Si Single Fighter suka mengawasi dan memerintah karena dia berfikir bahwa cara kerjanya paling efektif plus efisien.
Karena itulah dia mau supaya segala sesuatunya dikerjakan dengan caranya, metodenya, sistemnya. Sebab hasilnya sudah terbukti (dibuktikan sendiri).

Kedua, perintah setiap menit yang keluar dari rongga mulutnya disebabkan oleh rasa takut yang tidak beralasan. Takut salah atau takut gagal. Baginya, kesalahan kecil adalah kehancuran besar....sebab karakternya adalah perfeksionis.

Fatalnya....penyakit ini bersifat kronis jika tidak ditangani secara serius dan pengobatannya memerlukan biaya yang mahal karena sudah menetap menjadi karakter. Pengobatannya adalah perubahan karakter, dan inilah masalahnya. Siapa yang mau karakternya dirubah ?

Dan anda sebagai salah satu teman baiknya mempunyai tanggungjawab yang besar ! Seorang teman lebih mampu untuk merubah karakter dibandingkan dengan anggota keluarganya. Memang benar perkataan dari kitab suci, "Besi menajamkan besi !"

17 Hukum Teamwork
Sebaliknya, bangun dan biasakan diri anda dengan 17 prinsip kerjasama tim ini

Share this content