HUKUM APEL BUSUK | 17 HUKUM TEAMWORK

Sikap busuk menghancurkan teamwork. Hal itu tidak pernah salah. Jika anda meninggalkan sebuah apel busuk dalam satu peti apel segar, pada akhirnya anda akan selalu mendapatkan satu peti apel busuk.
Presiden Thomas Jefferson berkomentar, “Tidak ada yang bisa menghentikan orang yang sikap mentalnya benar untuk mencapai sasarannya. Tidak ada apa pun di dunia ini yang bisa membantu orang yang sikap mentalnya keliru.” Jika anda memedulikan tim anda dan berkomitmen untuk membantu semua pemainnya, jangan mengabaikan sikap yang buruk. Jika tidak, anda terpaksa mempelajari Hukum Apel Busuk dengan cara yang sangat menyakitkan.

 

Hukum Apel Busuk

 

ADAKAH APEL BUSUK DALAM TIM ANDA ?
Apakah anda pernah berinteraksi dengan seseorang untuk pertama kalinya dan menganggap sikapnya buruk namun tidak bisa menemukan apa yang salah ? Saya percaya banyak orang pernah mengalaminya.

Alasan orang meragukan pengamatan mereka mengenai sikap orang lain adalah karena sikap itu subyektif. Seseorang dengan sikap yang buruk mungkin saja tidak melakukan apa pun yang melanggar hukum atau tidak etis, namun sikapnya itu sendiri saja bisa menghancurkan tim.

Orang selalu mengekspresikan perasaan mereka. Sikap benar – benar menunjukkan apa yang sesungguhnya berada dalam diri seseorang. Itu terlihat pada cara mereka bertindak. Saya akan membagikan beberapa sikap busuk yang menghancurkan sebuah tim agar anda bisa mengenalinya ketika melihatnya.

 

Sikap busuk dari anggota tim1. Tidak mampu mengakui kesalahan
Apaka anda pernah melewatkan waktu dengan orang – orang yang tidak pernah mengakui bahwa mereka salah ? Itu menyakitkan. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Namun seseorang yang merasa dirnya sempurna bukanlah anggota yang ideal. Sikapnya yang salah akan selalu menciptakan konflik.

 

2. Tidak mau memaafkan
Dikisahkan bahwa Clara Barton, pendiri dari rumah asuh modern, sekali waktu didorong untuk mengungkapkan tindakan kejam yang menyakitinya bertahun – tahun sebelumnya, namun ia tidak terpancing.

“Tidakkah anda ingat kesalahan yang diperbuat pada anda ?” pancing temannya.
“Tidak, “ jawab Barton, “Saya bisa mengingat dengan jelas bahwa saya telah melupakannya.”

Menyimpan dendam tidak pernah positif dan tidak benar. Ketika sikap tidak mau memaafkan timbul di antara rekan satu tim, tim itu sudah pasti akan disakiti.

 

3. Mengembangkan rasa iri hati yang konyol
Sikap yang benar – benar berdampak negatif pada orang lain adalah keinginan untuk disamakan, yang akarnya berasal dari rasa iri hati yang konyol. Untuk beberapa alasan, orang – orang dengan sikap ini merasa bahwa setiap orang layak menerima perlakuan yang sama, tanpa mempertimbangkan bakat, penampilan, atau pengaruhnya. Namun hal itu benar – benar salah. Setiap orang diciptakan dengan unik dan meraih prestasi dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, masing – masing harus menerima perlakuan yang berbeda.

4. Memiliki penyakit “SAYA”
Dalam bukunya yang berjudul The Winner Within, pelatih NBA yang sangat sukses, Pat Riley, menuliskan mengenai “Penyakit saya.” Inilah pendapatnya mengenai anggota tim yang mengidapnya, “Mereka menganggap diri mereka terlalu penting. Sikap mereka secara tidak langsung meneriakkan, ‘Akulah orangnya.’” Riley menyatakan bahwa penyakit ini selalu memiliki hasil yang sama dan pasti: “Kekalahan kita semua!”

5. Menjadi tukang kritik
Fred dan Martha sedang mengendarai mobil setelah menghadiri kebaktian di gereja.

“Fred,” Martha bertanya, “Apakah kamu memperhatikan bahwa khotbahnya agak jelek hari ini ?”
“Tidak, tidak terlalu,” jawab Fred
“Apakah kamu memperhatikan bahwa paduan suaranya datar ?”
“Tidak,” jawabnya
“Kalau begitu, kamu seharusnya memperhatikan pasangan muda dan anak – anak mereka di depan kita, dengan segala kebisingan dan keributa yang mereka buat sepanjang kebaktian!”
“Maaf sayang, namun tidak, aku tidak memperhatikannya.”
Akhirnya dengan jengkel Martha berkata, “Sejujurnya Fred, aku tidak tahu mengapa kamu perlu repot – repot ke gereja.”

Ketika seseorang dalam tim memiliki roh yang suka mengkritik, semua orang bisa merasakannya karena semua orang di dalam tim tidak bisa melakukan apa pun dengan benar.

6. Ingin memonopoli tujuan
Sikap lain yang juga sangat buruk dan menyakiti tim hampir sama dengan “penyakit saya”. Namun sementara orang dengan”penyakit saya” menciptkan pertentangan dengan sembunyi – sembunyi, orang yang ingin memonopoli pujian biasanya terus – menerus berusaha melangkah ke bawah lampu sorot dan membungkukkan badan seakan – akan ia menerima tepuk tangan, baik dia pantas ada di sana maupun tidak. Sikap ini adalah kebalikan dari sikap pemain tengah NBA yang namanya disebut dalam Hall of Fame, Bill Russell, yang memberi pernyatan mengenai permainannya di lapangan, “Ukuran penting mengenai seberapa baik permainan saya adalah seberapa jauh saya bisa membuat rekan satu tim saya bermain denga baik.”

Sikap Egois merusak kerjasama

Memang ada sikap buruk lain yang belum saya sebutkan, namun saya tidak ingin menuliskan semua sikap buruk, cukup beberapa yang paling umum saja. Singkatnya, hampir semua sikap buruk adalah hasil dari keegoisan. Jika salah satu dari anggota tim anda mengejek rekanannya di depan orang lain, menghalangi keberhasilan kerja sama, atau merasa dirinya lebih penting daripada timnya, maka anda bisa memastikan bahwa anda telah menemukan sebuah apel busuk, seseorang dengan sikap yang buruk.

Jika anda memimpin sebuah tim dan merasa ada apel busuk, bicaralah dengannya secara pribadi. Bertindaklah positif: sampaikan apa yang anda amati, namun berilah dia kesempatan untuk membela diri. Asumsikan bahwa persepsi anda mungkin saja keliru dan anda ingin mengklarifikasinya. Jika ada beberapa orang dengan sikap yang buruk, mulailah dengan pemimpinnya.

Namun jika persepsi anda memang benar dan sikap orang itu bermasalah, tunjukkan harapan padanya dan beri ia kesempatan untuk berubah. Lalu mintalah pertanggungjawabannya. Jika ia berubah, tim anda diuntungkan. Jika ia tidak berubah, singkirkan ia dari tim anda. Jangan membiarkannya karena sikapnya yang busuk pasti akan menghancurkan tim.

 

SINGKIRKAN APEL BUSUK.... ASAP!
Hal yang awalnya adalah sikap buruk satu atau dua orang anggota tim pada akhirnya akan mengacaukan kondisi semua orang. Berikut ini adalah empat kebenaran mengenai sikap – yang menjelaskan bagaimana sikap bisa mempengaruhi sebuah tim dan kerja sama mereka:

Tim Busuk

1. Sikap bisa mengangkat atau menghancurkan teamwork
Dalam bukunya yang berjudul The Winner’s Edge, Dennis Waitley menyatakan, “Para pemimpin sejati dalam bisnis, komunitas profesional, pendidikan, pemerintahan, dan keluarga sepertinya menggunakan kelebihan khusus yang memisahkan mereka dari semua orang lainnya. Keunggulan seorang pemenang tidak dibawa sejak lahir, tidak ada dalam IQ yang tinggi, ataupun dalam bakat. Keunggulan seorang pemenang terletak dalam sikap, bukan bakat.”

Sayangnya, saya rasa ada sangat banyak orang yang menolak pemikiran itu. Mereka ingin mempercayai bahwa bakat saja (atau ditambah pengalaman) sudah cukup. Namun banyak tim berbakat tidak pernah meraih kesuksesan karena sikap pemainnya.

Berbagai macam sikap akan mempengaruhi sebuah tim yang terdiri dari pemain – pemain berbakat.

Sangat berbakat 
Sangat berbakat 
Sangat berbakat 
Sangat berbakat
+
+
+
+
Sikap busuk
Sikap buruk
Sikap biasa
Sikap baik   

= Tim yang buruk
= Tim yang biasa – biasa
= Tim yang baik
= Tim yang hebat

 Jika menginginkan hasil yang luar biasa, anda membutuhkan orang – orang baik dengan bakat yang hebat dan sikap yang luar biasa. Ketika sikap membaik, kemampuan tim itu meningkat. Ketika sikap memburuk, kemampuan tim itu pun menurun.

 

Apel busuk menyebar2. Sikap itu menular
Beberap hal dalam sebuah tim tidak bisa ditularkan, misalnya talenta, pengalaman, atau kesediaan untuk berlatih. Namun anda bisa memastikan satu hal: sikap itu menular. Ketika seseorang di dalam tim itu bisa diajar dan kerendahan hatinya menghasilkan peningkatan, orang lain pun kemungkinan besar akan menunjukkan karakteristik yang sama. Ketika seorang pemimpin bersemangat menghadapi kondisi yang mematahkan semangat, yang lain mengagumi kualitas itu dan ingin menjadi seperti dirinya. Ketika seorang anggota tim menunjukkan etika kerja yang kuat dan mulai memberikan pengruh positif, yang lain menirunya. Mereka memotivasi rekan – rekan mereka. Orang – orang biasanya meniu siap, pola pikir, keyakinan, dan cara menghadapi tantangandari orang – orang dengan siapa mereka melewatkan waktu bersama.

3. Sikap buruk lebih cepat menular daripada sikap baik
Hanya ada satu hal yang lebih menular daripada sikap baik: Sikap Buruk. Untuk beberapa alasan, banyak orang berpikir bahwa menjadi negatif itu keren. Mereka menganggap sikap itu akan membuat mereka terlihat pandai atau penting. Sesungguhnya, sikap negatif itu lebih banyak menyakiti daripada menolong diri sendiri. Sikap negatif juga menyakiti orang – orang di sekitar kita.

4. Sikap buruk yang dibiarkan akan menghancurkan segalanya
Sikap buruk harus diatasi. Sikap itu selalu menyebabkan pertentangan, kebencian, persaingan, dan perpecahan dalam tim. Sikap itu tidak akan pernah hilang jika dibiarkan begitu saja. Sikap itu akan bertambah buruk dan menghancurkan sebuah tim – serta menghancurkan peluang tim itu untuk menggunakan segenap kemampuannya.

Karena orang dengan sikap buruk sangat sulit untuk ditangani dan karena sikap sepertinya sangat subyektif, anda mungkin akan meragukan reaksi alamiah anda ketika menghadapi sebuah apel busuk. Jika sikap buruknya hanyalah pendapat anda, maka anda tidak berhak untuk mengatasinya, bukan ? Jika anda peduli dengan tim, anda harus mengatasinya !

 

KESIMPULAN
Sikap mewarnai semua hal yang seseorang lakukan. Sikap menentukan cara seseorang melihat dunia dan berinteraks dengan orang lain. Sikap seseorang selalu mempengaruhi prestasinya, secara positif jika sikapnya baik, secara negatif jika sikapnya buruk – sehebat apa pun bakat, prestasi, atau keadaannya.

Salah satu kisah paling luar biasa yang pernah saya baca mengenai Hukum Apel Busuk berasal dari daerah San Fransisco Bay. Di salah satu sekolah, ada tiga orang guru yang dipanggil oleh kepala sekolah dan diberithu mengenai percobaan yang akan dilakukan oleh distrik itu.

Sikap Positif merubah“Karena anda bertiga adalah guru yang terbaik,” ia mengatakan, “kami akan mempercayakan 90 siswa terpilih dengan IQ tertinggi pada anda. Kami mengizinkan anda mengembangkan mereka sepanjang tahun ajaran ini sesuai dengan kemampuan mereka dan kita lihat seberapa banyak yang bisa mereka pelajari.”

Sekolah itu dan para siswanya senang. Sepanjang tahun itu, mereka memperoleh pengalaman yang mengagumkan. Pada semester terakhir, para siswa ini prestasinya 20 hingga 30 persen lebih tinggi daripada kelompok siswa lain di area itu.

Setelah tahun ajaran itu berakhir, kepala sekolah memanggil ketiga guru itu dan berkata, “Saya harus mengakui bahwa ke-90 siswa itu bukanlah siswa terbaik. Mereka adalah siswa yang biasa – biasa saja. Mereka kami pilih secara acak dan kami percayakan pada kalian.”

Para guru itu senang. Jika para siswa itu sebenarnya biasa – biasa saja, berarti mereka adalah guru yang sangat ahli dengan kemampuan yang luar biasa.

“Saya juga harus mengakui satu hal lagi, “ kata kepala sekolah itu melanjutkan, “Anda bertiga sebenarnya bukanlah guru terbaik. Nama anda adalah tiga nama pertama yang diambil secara acak.”

Jika para siswa dan para guru dipilih secara acak, maka apa yang membuat mereka mengalami kemajuan yang lebih besar daripada kelompok lainnya ? Sikap mereka! Karena para guru dan para siswanya diharapkan untuk sukses, mereka meningkatkan kemampuan mereka untuk meraih kesuksesan. Sikap telah membuat perbedaan.

Jika ingin memberi tim anda peluang terbaik untuk meraih kesuksesan, praktikanlah Hukum Apel Busuk ini. Tukarkanlah apel busuk anda dengan apel segar, karena sikap busuk menghancurkan tim.

Hukum Keterandalan
Rekan satu tim harus bisa saling mengandalkan di saat – saat kritis

17 Hukum Mutlak TEAMWORK
17 prinsip membangun TIM PEMENANG! Patuhi dan Lihatlah Perbedaannya

Share this content