THE AMAZING MAN!

Akhir – akhir ini (15/02/08) aku disibukkan dengan persiapan acara salah satu pengembang mall terbesar di Indonesia. Bentuknya hampir sama dengan reality show “Amazing Race”. Cuma beda lokasi dan rutenya lebih pendek saja. Nah, seorang teman yang kebetulan bekerja di sana, mengajak kita untuk kerja bareng.

The Amazing Man

Sebut saja dia si Amazing Man. Orang ini memikirkan konsepnya, membuat teknis pelaksanaanya, membuat presentasi untuk ditunjukkan kepada pimpinanya, mengontak vendor-vendornya, survey lokasi, membentuk tim dan segala tetek bengek lainnya. Dan dia mengerjakan semua hal itu dalam tempo kurang dari satu minggu. Benar – benar “The Amazing Man !”

Coba kita bandingkan dengan cara kerja Backpac, marketing communication yang notabene teamwork. Ferdi di sini berperan sebagai pembentuk konsep dan juru bicara. Dia memikirkan konsep dan membuat presentasinya. Setelah klien kami deal, maka konsep dan presentasi tersebut akan diteruskan oleh seorang Project Officer. PO akan menyulap konsep tersebut menjadi teknis, melakukan kontak dengan vendor-vendor, dan membentuk tim pelaksana. Kabar buruknya, mereka berdua masih tetap kewalahan! (coba bandingkan dengan si Amazing Man. Setengah mati dia!)

 

ADA DUA PELAJARAN PENTING !
Pertama, jangan pernah membiasakan diri untuk single fighter. Hal seperti ini bisa terjadi karena idealisme kita yang terlalu tinggi. Tidaklah salah menginginkan hasil terbaik untuk apa yang kita kerjakan, tapi pada kenyataannya, yang sempurna hanyalah kerjanya TUHAN! Dulu aku seorang yang beridealisme tinggi. Semua pekerjaan yang diserahkan kepadaku pasti hasilnya memuaskan. Karena aku melakukan yang terbaik, siap bekerja siang dan malam, memprioritaskan proyek tersebut, dan menengelamkan diriku di sana. Hasilnya ? TOP ! Pimpinanku pun puas. Dan sebagai hadiahnya, aku diberikan proyek baru yang lebih besar dan menantang. SIAP, dan hasilnya pun terbaik! Begitu seterusnya....tibalah aku pada titik puncak kelelahanku....

Stress....menyalahkan orang lain....kecewa...dan keluar dari pekerjaan....! Siapakah yang salah ?
Memang pada akhirnya, banyak hal baru yang telah kudapat! Aku jadi lebih pinter. Tetapi, apakah harus dengan cara seperti ini ? Apa tidak ada cara lainnya ?

Bekerja SendiriKedua, percayalah kepada tim anda. Inilah satu sifat utama yang harus dirubah oleh mereka yang terbiasa single fighter. Idealismenya selalu melihat kesalahan orang lain. Akibatnya dia jadi seorang yang menjengkelkan. Dia mengatur segala sesuatunya, mulai dari cara berjalan, bekerja, melakukan sesuatu, dan hal-hal kecil lainnya yang tidak penting. Kok bisa? Iya, karena pada dasarnya dia tidak percaya kepada mereka. Dia merasa bahwa cara kerjanyalah yang terbaik, metodenya sempurna, sangat efektif dan efisien.

Kejadian ini pernah tak alami. Dulu Ferdi adalah seorang yang ber-idealisme tinggi. Dia mengatur semuanya, habis ini ke situ, habis itu ke sini, dan habis ke sana terus ke sono! Parahnya, belum sempat aku ke situ, dia sudah suruh ke sono, ke sini, ke...ke..ke... kepalamu!

Langsung aku ke jalan ke dia...ngomong begini, “Wes atur’en dewe! Aku tak duduk aja ! Nek kamu percaya ama aku, diem. Nek gak, aturen dewe!” Setelah itu, kita pergi ke suatu tempat lalu berdebat puaaaanaaaas ! (Untuk kita satu tim yang terdiri dari tiga orang. Jadi ada satu orang yang menengahi sehingga kongsiannya gak sampe buyaaar, thanks ya Ming!)

Memang berikutnya si Ferdi belum berubah, tapi berkurang dan berkurang. Sampai saat ini....dia sudah bisa mempercayai orang lain, meskipun butuh perjuangan yang berat ! Tapi coba deh kalo kamu kenal dia, tanya apa manfaatnya mempercayai orang lain....

The Problem With Single Fighter
Ubah kebiasaan anda bekerja seorang diri, bangunlah sebuah tim !

Share this content