MANAJEMEN PERUBAHAN PRIBADI

Setiap orang pasti pernah mengalami perubahan besar dalam hidupnya sebanyak tiga kali. Dari pelajar menjadi pekerja, dari jomblo ke menikah dan dari anak ke orang tua. Sesungguhnya kesuksesan masa depan kita tergantung dari ketiga perubahan besar ini. Selalu ada yang harus dilepaskan dan diprioritaskan. 90% masalah dan ketidakbahagiaan yang kita alami saat ini disebabkan oleh  ketidakrelaan untuk melepaskan sesuatu yang kita anggap penting bagi kita, namun tidak begitu penting bagi orang terdekat kita. Manajemen perubahan pribadi adalah solusinya.

Tahap - tahap perubahan yang dilalui semua orang dalam hidupnya

 

PERUBAHAN DALAM KEHIDUPAN KITA

Saat ini saya telah mengalami 4 perubahan besar. Pertama, dari keluarga normal menjadi keluarga broken home. Papa dan mama saya bercerai ketika saya menginjak kelas 6 SD. Saya ikut mama sementara kakak ikut papa. Hidup saya tidak pernah sampai kekurangan, bisa makan tiga kali sehari, sekolah hingga lulus sarjana. Mama memang seorang wanita yang tegar dan bertanggungjawab. Sulit sekali menemukan figur wanita yang kayak begini di jaman yang serba egois.

Lowongan kerja fresh graduate susah sekali Perubahan kedua adalah saat saya lulus sekolah dan mencari kerja.  Dari minta uang sekarang harus mencarinya sendiri. Di sinilah ujian mental dan ilmu yang kita pelajari di sekolah. Sulit sekali mencari pekerjaan sebagai seorang fresh graduade yang orang tuanya tidak memiliki koneksi. Lowongan yang tersedia cuman sales, marketing, sales dan marketing. Musuhnya ratusan orang fresh graduade dan pekerja berpengalaman yang mencari tempat kerja baru.

Yaah....menikah adalah perubahan ketiga dalam kehidupan saya. Dari mencari penghasilan sendiri sekarang harus membagi penghasilan sendiri menjadi berdua. Pusssing ! Menikah menambah beban namun tidak meningkatkan penghasilan. Menikah juga membutuhkan biaya pernikahan yang besar, mengisi perabotan rumah tangga yang tidak ada habisnya dan menyatukan dua pribadi yang berbeda dalam segala sesuatunya.

Saat ini saya sedang menjalani perubahan keempat. Menjadi calon orang tua dan dalam waktu 4 bulan kedepan baru resmi jadi orangtua.

Perubahan itu pasti terjadi. Jika mau maju ya jangan diam di tempat. Jika mau melangkah ya siap-siap capek ! Jika mau aman...rasane tidak mungkin cari aman sekarang ini rek ! Jalan di trotoar diseruduk mobil, simpan uang di bank tiap tahun susut nilainya, wes kerja bener - bener ternyata perusahaannya bangkrut. Kerja sendiri modal gak punya. Di manakah rasa aman itu berada ?

Hidup ini penuh dengan paradoks. Tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang paling aman, menahan diri memberikan kenikmatan, memberi adalah menerima dan dalam perubahan ada rasa aman.

Saya tahu, kita ini terlalu rasional untuk mempercayai bahwa dalam penderitaan terdapat kebahagiaan terdalam. Tapi itulah yang dikatakan oleh Suster Theresa yang hidupnya dihabiskan di Calcutta, India bersama para penderita kusta. Apakah hidupnya sia-sia ? Apakah dia menderita ?

Suster Theresa Quote Justru sebaliknya, Mother Theresa adalah orang yang paling berbahagia di dunia ini. She said, "I found the paradox, that if you love until it hurts, there can be no more hurt, only more love."

Wanita kecil ini bukan saja berbahagia, dia adalah sumber kebahagiaan. Setiap orang yang pernah bersinggungan dengan dirinya pasti akan berubah. Karakternya terlalu kuat untuk diabaikan begitu saja.  

 

 

NOKIA DAN PERUBAHAN

Perubahan adalah satu-satunya peristiwa di dunia yang paling banyak dihindari. Tidak ada yang suka dengan perubahan karena hasilnya tidak dapat dipastikan. Kita bertanya-tanya, apakah perubahan ini harus terjadi ? Apakah perubahan ini baik buat saya atau menambah masalah ? Tidak adakah alternatif lainnya, yang tidak sedrastis ini ? Dan apa akibatnya jika saya tidak mau mengikuti perubahan ini ?

Anda akan menjadi seperti Nokia ! Tahun 2000an, semua orang membawa Nokia di kantong sakunya. Penguasa ponsel di dunia, atau setidak-tidaknya di Indonesia. Kalo mau beli handphone ya beli Nokia saja. Harga jualnya tinggi, baterainya awet dan modelnya modis. Hampir tiap bulan keluar seri Nokia terbaru. Jangan beli Samsung karena suaranya kecil dan harga second-nya hancur gak karu-karuan. Alternatif kedua Ericcson.

Kegagalan Nokia menangkap perubahan harga ponsel dunia

Kemudian munculah ponsel Cina yang menawarkan fitur lengkap harga masyarakat. Hanya dengan satu juta rupiah saja anda bisa memiliki hape canggih yang ada tivi-nya. Modelnya pun mirip-mirip Nokia tapi yang ini buatannya lebih kasar. Saya masih ingat dengan ponsel cina SPC BOSS 2000 saya yang bodinya mirip dengan Nokia E71. Harganya cuman 1,2 juta. Jauh lebih murah daripada N71 yang waktu itu dibandrol 3,5 juta.

SPC saya lebih canggih karena memiliki dual sim GSM dan bisa dibuat nonton TV. Baterainya dapat 2 dan dapat nomer gratis dari Telkomsel. Setelah utak - atik sebentar, saya jual lagi si SPC itu seharga 850 ribu rupiah. Tahun 2007 an, ponsel cina bekas masih ada harganya loh. Gak seperti sekarang...hancur lebur !  Sudah gitu, yang beli umumnya serius...gak kayak sekarang...wes nawar'e ngawur. Mbulet ae tanya-tanya yang sudah jelas tertulis di iklannya. Buntutnya cuman dibalesi.. "thanks infonya !" Memang kita-kita ini penerangan ? Orang kok kengangguren !

Awal kejatuhan Nokia dimulai dari mengabaikan ponsel cinaApa yang dilakukan Nokia ? Tidak ada ! Santai-santai aja....biar masyarakat yang menentukan...mau HP murah atau HP bermerk ? Mau Nokia atau Mokia ?

Lagipula...siapa yang pernah membayangkan Nokia akan lengser dari tahtanya ? Puluhan tahun bergelut di dunia telekomonikasi, pengalaman di bidangnya, teknologi terbaik, harga termurah, brand terkuat di kategorinya....Nokia menguasai segala-galanya....kecuali perubahan !

 

Pasar pasti berubah, kadang cepat dan kadang tak terlihat. Perubahan itu berakselerasi, pada mulanya perlahan. Kemudian tambah cepat....tambah cepat....lebih cepat lagi hingga mencapai titik tertentu dengan tiba-tiba menjungkir-balikkan apa yang telah mapan.

Itulah yang dialami Nokia, dalam waktu 5 tahun dari raja ponsel menjadi bukan siapa-siapa ! Apakah Nokia mengevaluasi dirinya sendiri ? Tidak...mereka masih mempertahankan Symbian-nya dan memilih Windows sebagai OS Smartphone Lumia-nya. Saya ucapkan selamat berjuang kepada Nokia ! Semoga sukses mengembalikan kejayaan.

 

MANAJEMEN PERUBAHAN PRIBADI

Hidup pasti berubah, dari miskin ke kaya, dari Nokia ke Samsung, dari anak-anak menjadi orang tua dan juga dari sugih ke kere. Jangan lupa itu ! Jangan pikir bapakmu sugih, gak mungkin entek hartane ! Juga jangan putus asa karena bapakmu melarat dan kamu sengsara. Angin perubahan selalu berhembus kesana kemari mencari pribadi yang siap menanti.

Masalahnya bukan pada anginnya, tetapi pada anda dan saya. Kita tidak mau berubah. Tidak ada orang yang benar-benar siap dengan perubahan. Namun itu bukan masalah karena yang dituntut bukan kesiapan, melainkan kesediaan kita. Pak Tom selalu bilang ke saya, "Untuk memiliki pola pikir baru harus meninggalkan pergaulan lama. Kalau mau hidup baru ya harus meninggalkan hidup yang lama"

Yah...saya harus menerima dan melakukan kebenaran ini. Perubahan menuntut pelepasan, sesuatu harus dibuang dan diganti yang baru. Saya tidak bisa menggengam semua yang saya inginkan karena sumber daya dan waktu saya terbatas. Ketika saya beralih dari mahasiswa ke pekerja, kegiatan bermain harus saya buang karena 8 jam sehari saya gunakan di kantor. Ketika saya beralih dari pekerja ke pengusaha, hobi saya harus dibuang untuk merintis usaha baru.

Sulit sekali membuat hidup seimbang antara pekerjaan, karir, keluarga dan hobbySaat ini kesenangan pribadi sudah saya buang. Tinggal pekerjaan, kesehatan dan keluarga saja yang tersisa. Saya tidak mau memilih salah satu dari ketiganya, tetapi rasanya keadaan memaksa saya untuk memilih.

Haruskah saya menambah waktu kerja saya dengan mengurangi waktu bersama keluarga ? Tidak ....karena akibatnya keluarga berantakan. Bagaimana kalo mengorbankan kesehatan ? Jangan...nek saya sakit nanti duit habis dan bikin keluarga menderita.  Jadi, pilihannya adalah mengurangi waktu bekerja ? Lalu, anak bojo makan apa ?

Lalu, mana yang harus saya pilih antara pekerjaan, keluarga dan kesehatan ?

Saya berpikir setiap hari dan akhirnya menemukan bahwa masalahnya bukan di perubahan, tetapi pada diri saya sendiri. Mulut dan pikiran saya memang menerima perubahan, tetapi hati saya tidak rela ! Karena itu, alam bawah sadar saya mencari cara-cara halus untuk menolak perubahan ini. Saya mem-buntu-kan jalan saya sendiri untuk mendapatkan pembenaran.

Saya renungkan dan renungkan kata hati saya ! Benarkah saya menolak perubahan ini ? Dan hasilnya memang benar...jiwa saya tidak mau menerima kondisi ini. Ha...ha...ha...kok bisa ya ? Aku juga gak tau rek ! Begitu sulitkah menjadi orang tua ? Nggak...yang sulit itu cari duit untuk membesarkan anak.

Siklus perubahan dan penolakannya

Perubahan yang benar muncul dari dalam ke luar, dimulai dari jiwa lalu tubuh. Jiwa memang lemah tetapi mampu mempengaruhi tubuh yang kuat. Jika saya mau berubah, maka saya harus mau berdamai dengan jiwa saya. Bagaimana dengan penghasilan tambahan ? Cukup nggak duitnya buat sekolahkan anak ? Isa sugih nggak nantinya ?

Saya memang tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di pikiran saya. Saya tidak bisa meramalkan masa depan saya. Saya juga tahu bahwa peluang sukses dan gagal sama-sama 50% . Artinya ya tidak bisa di prediksi...lalu kenapa saya mau berpusing-pusing ria mencoba memprediksi masa depan saya ? Karena karakter saya yang selalu mencoba merencanakan segala sesuatu dengan sempurna.

Saya tahu perubahan bisa mendatangkan kebahagiaan maupun penderitaan. Saya menginginkan perubahaan yang berakhir dengan kemenangan. Saya butuh kepastian bahwa perubahan kali ini akan mengangkat hidup saya. Dan saya menemukan jawabannya di dalam iman atau perubahan roh.

Semua orang yang sudah memiliki anak pasti ngomong bahwa anak itu membawa rejeki. Umumnya kita lebih mempercayai perkataan ini daripada kata-kata yang ditulis di kitab suci kita. Sesuatu yang lebih berwujud lebih dipercaya daripada sesuatu yang tak berwujud. Orang lebih yakin kalau setan itu ada daripada percaya bahwa Tuhan itu ada. Dan omongan orang banyak lebih dipercaya daripada perkataan segelintir orang. Itulah yang disebut manusia normal yang tidak normal. Kita adalah paratidaknormal karena percaya perkataan paranormal.

Perubahan yang benar dimulai dari roh-jiwa ke tubuhIman adalah salah satu perubahan juga, malahan perubahan mendasar yang sering diabaikan karena wujudnya yang kasat mata. Tanpa perubahan roh, maka tidak akan terjadi perubahan jiwa yang akhirnya berdampak pada perubahan sikap dan pikiran. Jika dasar perubahan tubuh adalah jiwa maka dasar perubahan jiwa adalah roh. Tanpa perubahan roh, tidak mungkin ada perubahan jiwa ! Dan perubahan roh dimulai dari pendengaran akan Firman Tuhan...salah satu kegiatan yang saya abaikan akhir-akhir ini ^-^'.

Itulah akar permasalahan saya sehingga saya mudah emosi, ngamukan dan enggan melakukan beberapa hal. Saya memang menerima perubahan ini dengan hati dan jiwa saya. Tetapi tidak menerimanya dengan roh saya. Saya menutup jalan saya sendiri untuk membenarkan tindakan saya. Padahal di setiap perubahan pasti ada plus dan minusnya. Karena pada dasarnya tidak mau, maka yang kelihatan hanya minusnya saja. Perubahan yang seharusnya menyenangkan kini menjadi penderitaan. Hidup yang harusnya dinikmati kini tinggal kenangan. Oh..la..la....susah sekali menjadi manusia.

Aneh sekali melihat saya yang sepintar ini bisa tersesat (cieeleeeh...GR'e). Apalagi orang lain yang belum berpengalaman menangani perubahan hidupnya. Saya baru sadar akan arti penting evaluasi mingguan yang disarankan almarhum Stephen R. Covey. Apa yang sudah kamu capai minggu ini, apa yang belum tercapai dan apa saja yang gagal dilakukan. Rasanya saya harus mencari pergaulan yang baik deh. Ada gak ya orang yang mau menuntun saya yang tersesat ini ? He...he...he...

 

KESIMPULAN
Sepanjang hidup kita dipenuhi dengan perubahan. Jadi tidak masuk akal menolak perubahan. Harga yang harus dibayar karena menolak berubah jauh lebih mahal daripada mengikuti perubahan.

Perubahan yang benar harus dimulai dari Roh ke Jiwa dan Tubuh. Dari dalam ke luar, dari yang kasat mata ke yang nyata. Jika ramalan anda tentang perubahan yang sedang terjadi ini jelek, ada kemungkinan bahwa sebenarnya anda menolak perubahan. Selidiki kembali hati dan jiwa anda karena selalu ada peluang dan tantangan yang berimbang.

Perubahan menuntut pengorbanan. Harus ada yang dilepas demi mendapatkan sesuatu yang baru. Memang berpindah dari zona aman itu tidak nyaman, tetapi kita tidak akan pernah tahu hal-hal asyik di luar kotak kita. Resiko tidak bisa dihindari tetapi bisa di minimalkan.

Share this content