HIDUP SEORANG KRISTIANI

Menjadi seorang kristen berarti menjadi terang dan garam dunia. Menjadi terang berarti memberikan harapan kepada orang yang sedang putus asa. Menjadi garam berarti memberikan rasa bagi kehidupan ini. Hidup ini penuh dengan kepahitan bagi mereka yang menderita dan hambar bagi mereka yang memiliki segala – galanya. Pengkut Kristuslah yang menjadikan dunia ini menjadi lebih baik, memaniskan mereka yang menderita dan memberi rasa bagi yang memiliki segala – galanya

Itu adalah visi dan mimpi Yesus terhadap dunia ini. Dunia yang kita tinggali saat ini. Dan dalam seluruh masa hidupNya, Yesus berjuang sampai titik darah penghabisan. Saat ini, 2008 tahun setelah kematianNya, yang namanya orang kristen (kebanyakan) menjadi batu sandungan dan duri bagi sesamanya.

Karakter Yesus menjadi Teladan
Yesus mati meninggalkan contoh. Bagaimana dengan anda ?

 

KORBAN ATAU PELAKU
Ini yang bakalan menarik untuk dibicarakan. Siapakah yang menjadi korban dan siapakah pelakunya ? Saya, Wapannuri, boleh dikatakan seorang kristen atau boleh juga dikatakan tidak. Seorang kristen karena KTP-ku memang beragama kristen. Bukan seorang kristen karena sekarang ini aku udah jarang ke gereja. Alasannya juga klasik....korban dari seorang yang pemimpin kristen, tapi itu udah 10 tahun yang lalu. Namun, rasa sakitnya masih terasa sampai detik ini. Jangan tanya detailnya deh karena suatu saat anda pasti akan mengalami apa yang saya alami.

Hanya karena didikan dari mama-ku yang notabene bukan orang kristen-lah yang membuat aku bisa survive dalam hidup ini. Mama seringkali bilang, “ Sebelum berbuat, pikir dulu bolak – balik. Jika kamu menjadi orang itu, maukah kamu diperlakukan seperti itu. Sebaliknya, kamu sendiri pingin diperlakukan seperti apa oleh orang itu ?”
Kalau saya terjemahkan dalam bahasa saya sendiri menjadi, “Okelah....sekarang aku sudah menjadi korban...gimana enak atau nggak ? Makanya sebelum kamu membalas...pikirkan kembali perasaanmu jika dibegitukan ? Kita sama – sama manusia bleeh ! Aku boleh menjadi korban, tetapi jangan sampai menjadi pelaku”

Selain itu pula, aku juga sering mengutip perkataan seorang teman SMP-ku, Mas Dodik Santoso. “Biar TUHAN yang membalas,” begitu katanya jika dia menjadi korban. Hmmm...hampir benar looh....sebab pembalasan kita sebagai manusia hanya sebatas hidup ini. Sedangkan pembalasan TUHAN sampai kita mati dan setelah itu masih ada hari penghakiman ! TUHAN membalas perbuatan orang di masa hidupnya dan setelah kematiannya. Jika di masa hidupnya, belum di balas TUHAN, maka generasi berikutnya-lah yang akan menerima pembalasan TUHAN.

Apakah TUHAN yang kita kenal adalah TUHAN yang kejam ? Hmmmm.....rasanya tidak. Karena TUHAN memberikan hati nurani kepada manusia sehingga membuat manusia itu mempunyai rasa bersalah. Itu adalah peringatan pertama dari TUHAN. Dia tidak kejam, tetapi adil. Adil berarti memberikan sesuatu sesuai dengan hak-haknya. Jika kita bekerja, maka kita berhak memperoleh upah. Perbuatan kita baik ataupun jahat maka harus ada upahnya. Dan TUHAN sendiri yang akan membayar jerih-payah kita (tidak peduli baik ataupun buruk).

Kita sebagai korban....boleh, asalkan jangan menjadi pelaku ! Kita menjadi pelaku...tidak boleh....segera bertobat ! Sebagai pengkut Yesus, anda atau saya harus tahu hukum ini !

 

YANG SELALU DILUPAKAN, INTEGRITAS
Integritas adalah siapa diri saya menurut pandangan saya sendiri. I am who i am. Integritas kita terbentuk secara alami (sekian persen) dan karena pergaulan (80% bok!). Jika kita dibesarkan atau paling tidak di-didik dengan ajaran kristen, belum tentu kita adalah orang kristen yang hidup benar di hadapan TUHAN. Faktor terbesar adalah keluarga ! Anda sebagai orang tua atau anda sebagai anak dari papa-mama anda.

Di sini, kristen atau bukan tidaklah terlalu penting. Yang paling utama adalah nilai – nilai yang ditanamkan atau diajarkan. Sebab, orang tidak melihat dengan kata – kata tetapi dengan perbuatan ! Hasil akhir dari semuap pendidikan itu adalah integritas anda.

Jangan pernah menilai orang dari kristen atau tidaknya. Tetapi dari integritasnya, kesesuaian antara kata – katanya dengan faktanya. Sebab jika anda menilainya dengan cara seperti itu....maka anda akan mengalami yang baru saja saya alami. Di....(susah untuk menulis dengan kata – kata yang baik). Di-tipu kok rasanya kasar, dibujuki (juga kasar), dianggap orang geblek, di-kemplang....hm... (ha...ha...ha....susah banget seeh)

Kita (bertiga) sudah mendirikan suatu perusahaan hingga saat ini mencapai usia 8 tahun. Bermula dari modal dengkul dan tekad untuk membesarkan perusahaan ini sehingga mencapai suatu nama yang cukup bersinar di dunianya. Dasar dari kerjasama tadi adalah rasa saling percaya dan “DO THE BEST”.

Mulai dari kita kerja bakti sama – sama, kemudian membayari pegawai, lalu menggunakan tenaga outsourcing karena kebanyakan order. Apakah boleh dibilang sukses ? Sebagian orang mengatakan sukses, sebagian lagi juga mengatakan yang sama...he...he...he...

Salah satu keunggulan tim adalah pembagian tugas yang sesuai dengan tipe karakternya. Saya mempunyai kemampuan di bidang system sehingga pekerjaan saya banyak berhubungan dengan manajemen organisasi perusahaan. Teman kongsi saya lainnya (bukan orang kristen dan dididik secara totok!) sangat unggul di bidang teknis. Detailnya masa ampuuun, sehingga paling cocok mengerjakan urusan produksi. Satunya lagi, hiaaat....adalah orang kristen yang menjadi teladan di gerejanya...sangat ahli dalam berkata – kata. Dan pekerjaan yang tepat bagi dia adalah mencari pelanggan. Semuanya berjalan lancar sampai bulan Juni 2008 lalu.....

Kasusnya klasik, masalah uang ! Ada yang korupsi (atau ngemplang), harusnya cuman bayar sejuta rupiah, di mark-up menjadi dua juta rupiah. Yang parah....harusnya sudah lunas, di mark-up menjadi sepuluh juta rupiah! Rasanya tidak percaya bukaaan.....8 tahun kerja keras....bersama – sama jadi kuli, bersama – sama dimarahi, dan makan satu meja bersama – sama di warung pinggir jalan, saling membicarakan mimpi dan keinginan untuk masa depan. Njeketek (tau – taunya) berakhir seperti ini.....

Apakah saya, wapannuri, menyesal ? Kecewa ? Bingung mau berbuat apa ?
Jika anda masih menganggap saya manusia biasa, anda pasti tahu jawabannya ! Dan jika anda masih mempunyai hati nurani sebagai seorang manusia pasti anda sudah perasaan saya ! Dan jika anda masih mempunyai otak untuk berpikir maka anda sudah bisa tahu pelakunya....

Mungkinkah hidup Kudus ?
Sekeras apa anda berjuang ? Berhasilkah anda ?

Share this content