Prinsip Merawat Bayi - KEKUATAN DARI TUHAN (4-5)
Jika harus memilih antara jaga anak dengan bekerja, saya pasti memilih kerja. Terus anak kita dijaga siapa ? Suster yang lulusan SMA ? Atau pembantu yang lulusan SD ? Atau orang desa yang bisanya facebookan ? Akan jadi seperti apa anak kita nantinya ? Inilah satu-satuhnya keberatan saya menyerahkan anak ke pembantu atau suster. Loooh....mereka menjadi pembantu karena terpaksa kok !
HATI SEORANG BAPA
Mari kita menggali ke dalam terlebih dulu dengan menjawab pertanyaan mendasar tentang keberadaan anak. Siapa yang sebenarnya memberi kita putra- putri ini ? Tuhan atau karena hubungan sex 5 menit saja ?
Saya menganut pandangan bahwa anak adalah anugerah Tuhan. Kita memang bisa menghasilkan anak dengan cara "gitu-gituan" namun jika Tuhan tidak mempertemukan sperma dengan telur maka tidak akan jadi anak. Ada pasangan yang sudah mencoba berbagai macam gaya, menentukan waktu bersenggama dan makan kecambah namun tetap tidak manak-manak. Ada juga pasangan yang hanya sekali tembak langsung manak. Yang mengharapkan tidak mendapatkan sedangkan yang tidak diharapkan malah mencungul.
Pada prinsipnya, Tuhan adalah pribadi yang mengerti kebutuhan dan kemampuan manusia. Jika diberi anak, artinya kita mampu untuk mendidik dan membiayai hidup mereka.Jika belum dikasih berarti kita masih belum siap. Tuhan tahu yang terbaik bagi kita. Namun masalahnya kita sering memaksa Tuhan.
Saya benar-benar frustasi ketika menghadapi anak yang ngantuk berat namun memaksa terus bergerak. Tangannya berusaha meraih mainan di depan matanya namun tenaganya sudah tidak ada. Meleset dan terjembab. Dia memaksa berdiri namun kakinya sudah tak bertenaga lagi.
Matanya liyep-liyep tapi semangatnya tinggi. Terlalu lelah untuk bergerak yang bisa dilakukannya hanya merengek dan menangis. Mbencekno soro !
Saya tahu dia begitu senang bisa tengkurap namun otot bahunya masih belum kuat menopang kepalanya sehingga mukanya terus menempel ke kasur. Jika dibiarkan bisa kehabisan nafas, jadi saya balik kembali badannya. Ealah....begitu dibalik langsung muter lagi ke posisi tengkurap. Berkali-kali seperti itu, setiap kali dibalik pasti merengek minta ditengkurapkan. Mana ada orangtua yang tega membiarkan anaknya kehabisan nafas di depan matanya ?
Sebelum menjadi seorang papa, kita tidak akan bisa memahami konsep hati bapa secara sempurna. Saya benar-benar senang sekaligus marah kepada anak saya. Dia tidak tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Dia menolak pertolongan yang akan menyelamatkan nyawanya. Dia tidak betah menjalani proses yang lambat. Dia marah ketika kecapaian, begitu menyebalkan ketika memaksakan keinginannya.
Tetapi itulah kodrat seorang bayi yang baru menguasai keahlian baru. Rasa ingin tahunya besar namun pengalamannya belum ada. Dia belum pernah merasakan sakitnya terjatuh, nyerinya kecepit pintu atau panasnya api. Cara berpikirnya hanya aku, aku dan aku tanpa bisa memahami akibat perbuatannya. Otaknya belum mampu menganalisa karena memang belum terbentuk sempurna. Untungnya kita yang kenyang makan asam garam ini bisa mentoleransi perilaku ini. Namanya aja masih bayi bro....
Dimata Tuhan, saya dan anda adalah bayi tersebut. Kita merasa mengerti apa yang kita ingingkan. Kita merasa tahu kebutuhan kita saat ini, besok dan lusa. Kita mempelajari keahlian baru dan memaksa tubuh kita menguasai secepatnya. Kita sudah lelah namun tetap ngoyo. Bukannya berhasil menggapai mainan di depan mata kita ternyata malah serampangan mengulurkan tangan kita....gedebum ! Kita terjatuh karena melepaskan diri dari tangan yang seharusnya menopang tubuh . Kita menangis dan menyalahkan semua orang di sekitar kita.
Ketika anak saya terjembab ke lantai karena memaksakan merangkak. Saya tidak berkata, " Kapok Koen ! Wes tau ngantuk gitu malah maksa. Ini akibatnya ! Sapa yang salah ! Makane tah nuruto nek dikasih tau orang tua."
Hati saya hancur mendengar tangisan kesakitannya. Saya menyalahkan diri sendiri mengapa tidak memaksakan diri saya lebih lagi untuk memegangi tubuh kecilnya. Saya menyalahkan diri saya karena tidak memaksakan kehendak saya untuk menidurkan dirinya yang ngantuk bercampur lelah. Saya begitu bodoh menuruti anak saya yang tidak bisa memahami akibat perbuatannya sendiri.
Begitu pula Tuhan seringkali menyesali rencananya menghukum manusia. Tuhan bersumpah tidak akan pernah lagi mendatangkan air bah untuk menghapus manusia dari muka bumi ini sekalipun tingkah laku mereka mengesalkan hatiNya. Tuhan ikut merasakan kengerian air bah, Dia juga turut merasakan penderitaan manusia menjelang kematiannya. Tuhan merubah pendekatanNya menuntun manusia ke jalan yang benar. Dari hukuman ke pengampunan. Dari perintah ke anugerah. Dari mujijat ke kasih. Dan dari perjanjian lama ke perjanjian baru yang disegel dengan darahNya sendiri sehingga tidak dapat dibatalkan.
Saya dan semua bapak di dunia mau melakukan apa saja untuk melindungi anak saya. Kami bersedia melewati batas kemampuan kami untuk mencukupi kebutuhannya. Kami mengorbankan kesenangan kami untuk kesenangannya. Kami memang bukan papa yang sempurna, namun sedang menuju ke arah sana.
Tapi...Pak Wapan, suami saya tidak seperti itu. Dia pemalas, "ringan tangan", pemarah, tidak mau merawat anaknya sendiri. Ahhh...itu tidak benar bu. Seorang lelaki memiliki kecenderungan untuk tidak mengekspresikan emosinya secara terbuka. Dia menyimpannya dalam hati dan merenungkan tanpa diketahui orang lain. Dia sedang dalam proses menjadi seorang ayah. Kadang bisa cepat, namun seringkali lama.
Pahamilah bahwa dia dididik untuk menjadi seorang "lelaki" semenjak kecilnya. "Anak laki-laki gak boleh cengeng !", "Kamu laki-laki di rumah ini, jaga adik-adik dan ibumu ya !" , "Laki-laki harus bisa apa saja !", "Kamu penerus nama keluarga kita.", dan sederetan pujian maupun kecaman karena "burung" kita.
Tidak mudah menjadi seorang pria. Apalagi menjadi seorang ayah.
Sebagian besar berusaha menyembunyikan emosinya, namun semuanya sama, tidak tahu cara menunjukkan kasih sayang ke anak-anaknya. Dari sinilah kita mengenal istilah cinta ayah.
Model cinta ayah adalah cinta bersyarat. Kalau kamu sudah selesai belajar, nanti papa belikan es krim. Kalo ulanganmu bagus, nanti papa ajak ke Time Zone. Kalo kamu naik kelas nanti papa belikan handphone. Kalo kamu menuruti keinginan papa akan ada ganjarannya. Kalo tidak akan mendapatkan hukuman. Cinta bersyarat ini tidak jelek, bahkan semua model cinta yang kita ketahui pun tidak jelek selama waktu dan tempatnya tepat.
Sisi positif cinta bersyarat adalah memacu sekaligus memaksa anak melakukan aturan tertentu. Menyiapkan anak memasuki "dunia sebenarnya". Belajar untuk naik kelas, tepat waktu agar tidak dihukum, bekerja untuk mendapatkan uang dan nurut bos agar tidak dipecat. Dunia sebab-akibat atau dunia bersyarat.
Masalahnya adalah para papa ini lupa bahwa lawan mereka masih anak-anak yang berpikiran dan bertindak seperti layaknya seorang anak. Mereka juga tidak menyadari bahwa cara mencintai itu bermacam-macam. Ada cinta agape, ada cinta eros dan cinta filia. Yang mereka tahu hanyalah cinta bersyarat saja.
Tapi anak tidak hanya butuh cinta, dia butuh susu, mainan, biskuit dan gendongan. Dari mana dapat uang jika setiap hari digandoli anak ?
CARA KERJA TUHAN
Tuhan bekerja ketika kita mulai melangkah. Artinya, mujijat baru terjadi ketika kita bergerak, jalan baru terbuka ketika kita berjalan, ide akan muncul dengan sendirinya, pertolongan tiba pada waktunya dan kebutuhan terpenuhi secara pas. Dengan kata lain iman kitalah yang menggerakan Tuhan.
Jadi, apa yang dimaksud dengan iman ? Dasar dari segala harapan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Saya beriman akan kaya raya, punya rumah dua, mobil lima dan bisa keliling dunia. Saya bermimpi jadi orang terkenal yang masuk TV, masuk radio dan jadi pembicara seminar. Ha...ha...ha.... lucu juga mimpi saya.
Siapa yang mau ngundang saya jadi pembicara seminar ? Topiknya apa ? Masuk TV acara apa ? Di radio talk show apa ? Nggak tau...saya bener-bener nggak bisa membayangkan diri saya ditonton jutaan orang lewat TV.
Sama halnya dengan rumah dua, mobil lima dan keliling dunia tadi. Dari mana dapat uang miliaran rupiah buat beli rumah ? Darimana duit jutaan rupiah untuk beli mobil ? Saya bukan orang kaya, saya tidak punya banyak modal untuk buka usaha, saya tidak punya koneksi kuat maupun jaringan yang mengorbitkan saya. Secara manusia, mimpi dan iman saya tidak mungkin terjadi.
Tetapi saya tidak pernah melepas mimpi saya. Saya tidak pernah membatasi diri saya dengan mengatakan saya tidak bisa. Saya tidak pernah berhenti mengembangkan kemampuan saya. Saya tidak pernah mengasihani diri saya sendiri. Saya terus maju, saya terus belajar, saya terus melewati batas kekuatan saya. Ketika terlalu lelah saya berkata kepada diri saya, "Ini bukan apa-apa dibandingkan masalah yang akan datang. Ini bukan akhirnya, ini baru permulaannya."
Darimana asal kekuatan saya ? Dari Tuhan ? Bisa juga, yang saya tahu....sumber kekuatan saya berasal dari iman yang saya miliki. Semua mimpi saya pasti akan menjadi nyata, hanya masalah waktu. Mungkin hari ini, mungkin esok atau mungkin 10 tahun lagi. Akan tiba masanya, titik balik kehidupan yang akan memutarbalikan keadaan.
Bagaimana mungkin Pak ? Anda memilih pekerjaan yang salah sih ! Mana mungkin kerja jasa pembuatan website bisa kaya ? Apakah Pak Wapan tidak tahu kalau di internet sana harga pembuatan website cuman 300 ribu saja ? Website anda dicari dengan keyword Jasa Pembuatan Website tidak muncul di halaman pertama. Lebih parah lagi, keyword lokal Jasa Pembuatan Website Surabaya juga tidak nongol ! Rasanya mimpi anda ngawur soro !
Benar ! Secara manusia mimpi saya memang mustahil diwujudkan. Tetapi itulah yang disebut dengan mimpi yang baik dan benar. Jika bermimpi sesuatu yang bisa kita wujudkan itu namanya ngidam bukan ngimpi. Jika menentapkan tujuan yang bisa kita capai sendiri itu namanya target. Bukankah waktu SD kita sering melihat kata mutiara di kantor kepala sekolah yang bunyinya, "Gantunglah cita-citamu setinggi langit !"
Keraguan anda itu sama dengan keraguan saya tentang mimpi teman SMP saya. Dia mau membuktikan kepada dunia bahwa orang Indonesia bisa hidup dari menari Hip Hop !
Dengan segala upaya dan kata-kata yang tidak menyakitkan hati saya berkata kepadanya, " Kalo balet sih bisa buat hidup. Ada nilai seninya, ada kelasnya dan juga ada olimpiadenya. Siapa yang mau sewa penari hip hop untuk acaranya ?"
Saya "menyadarkan" teman saya tahun 2005 lalu (baca selengkapnya). Tetapi kini saya harus menjilati ludah saya sendiri karena saya salah. Anda bisa melihat prestasinya di Lastminutesc.com. Dia juga punya sekolah Hip Hop di Surabaya. Mimpinya menjadi nyata sekalipun mustahil, apalagi di Indonesia...tambah super duper gak masuk akal soro pek !
Satu hal yang saya pelajari dari menjilat ludah saya sendiri adalah keunikan mimpi. Setiap orang pasti mempunyai sebuah mimpi untuk dirinya sendiri. Mimpi ini hanya bisa diwujudkan oleh dirinya sendiri. Orang lain tidak akan bisa mewujudkan mimpi itu karena tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan.
Tuhan tidak sembarangan menaruh mimpi ke hati manusia. Tuhan tidak ke-ngangguren mempermainkan hidup manusia. Tuhan tidak usil untuk menyenangkan diriNya sendiri.
Dia telah meng-garis-kan kehidupan kita semenjak masih dalam kandungan. Kelahiran kita bukan hasil sex 5 menit. Takdir hidup kita sudah ditentukan jauh sebelum kita ada.
Kabar baiknya adalah Tuhan sudah melengkapi diri kita dengan segala keahlian dan peralatan yang dibutuhkan untuk mewujudkan mimpi dalam hati ini. Tuhan sudah menyiapkan orang untuk mengasah keahilan kita. Tuhan juga sudah menujuk orang untuk membeli produk kita. Apa yang akan kita butuhkan di kemudian hari sudah tersedia ! Waktu dan tempatnya sudah ditentukan.
Saat ini anak saya sedang belajar berjalan. Saya berada dalam kondisi emosi benci tapi senang. Bagaimana gak benci karena harus mengatur ulang rumah saya. Stop kontak yang posisinya di bawah harus ditutup. Tempat sampah harus ditaruh luar ketika si unyuk-unyuk ini mainan di dalam rumah. Taplak meja harus dilipat ke tengah agar tidak ditarik. TV LED harus dibaut ke meja, galonan harus dilap setiap dua hari sekali. Lantai harus disapu dan di pel.
Lemari di bawah harus dikunci dan kuncinya ditaruh di atas, lantai diberi gabus yang harus dilipat dan dipasang lagi sehabis disaput - pel. Gelas di meja toilet harus diganti plastik. Ranjang harus diberi pembatas atau diturunkan ke bawah. Barang-barang kecil dan tajam harus dikumpulkan di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh tangan ngletesnya. Pokoknya seisi rumah berubah total !
Capai ? Jelas pegel rek ! Tapi yang lebih menjengkelkan adalah keenganannya untuk belajar melangkah. Dia tidak mau melepaskan pegangannya...bapake digandoli terus. Badannya dicondongkan sehingga saya terpaksa memegangnya agar tidak jatuh. Muter ke kanan, muter ke kiri namun masih menyandar pada saya. Lak yo kiyu tangan ini...anaknya saja sudah berat apalagi ditambah mencondongkan dirinya ke depan. Tenaga yang saya butuhkan untuk memegang 2 kali lebih besar.
Saya ini sudah menyiapkan tempat yang aman...ndang belajar jalan gitu loh nak ! Jangan gelantongan di tangannya papa terus. Kapan belajarnya ?
Lantainya sudah cukup empuk...ada gabus diatasnya keramik. Tangannya papamu berjarak 5 cm dari tubuhmu...sebelum kamu terbentur atau kebentuk sudah dipegang papa. Kelihatannya kamu sendirian, tapi sebenarnya tidak. Ada 2 tangan kuat yang melindungi dirimu. Yang perlu kamu lakukan adalah melangkah !
CARA MENDAPATKAN KEKUATAN TUHAN
Anda salah besar jika menyangka bahwa saya menikmati menjaga anak. Saya perlu ingatkan kepada anda bahwa saya ini pria normal dengan kebutuhan sex yang tinggi ha...ha...ha... Saya menjaga anak bergantian dengan mertua. Pagi jam 4 sampai jam 11 bagian saya. Mertua mulai jam 11 siang sampai jam 4 sore. Setelah itu giliran saya lagi mainan dengan Kenzo sampai jam 6 malam.
Jika anda menghubungi Toko28.com sebelum jam 11 siang, maka kecil kemungkinannya saya jawab. Saya baru mulai kerja jam 12 siang sampai jam 3 sore. Itupun dua hari sekali karena saya harus bersih-bersih rumah juga setiap dua hari sekali. Senin saya bersih-bersih rumah, selasa saya bekerja. Rabu bersih-bersih rumah, kamis baru kerja lagi. Komputer, sapu, foto, kain lap, website, sikat WC dan seterusnya seperti itu.
Bosan Pak ? Jelas bosan ! Mangkel Pak ? Jelas mangkel ! Merasa tak berguna sebagai pria sejati ? Oooh...kalo yang ini jelas tidak ! Saya masih kepala dalam rumah tangga saya. Saya masih menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga saya. Saya masih menulis di Wapannuri.com. Saya masih produktif dalam segala keterbatasan saya. Dan saya bangga karena itu.
Salah satu alasan saya menerima tantangan ini karena saya melihat (dan sekarang merasakan sendiri) bahwa memiliki anak mengacaukan kehidupan pribadi kita. Dulu saya tidak percaya bahwa memiliki anak itu menghalagi kebebasan kita. Sekarang saya tahu itu benar namun saya tidak mau menerima kenyataan ini.
Memang benar keberadaan anak menyita sebagian besar waktu kita. Namun bukan berarti tidak ada cara terbaik untuk menyeimbangkan kedua hal ini. Orang jaman dulu bisa punya selusin anak dan berhasil menjadi orang kaya. Masa saya yang baru beranak satu ini tidak bisa ?
Keadaan sekarang berbeda dengan dulu. Dan memang benar mencari uang saat ini lebih sulit daripada jaman orang tua ktia.
Tetapi teknologi sekarang juga jauh lebih maju daripada dulu. Serba canggih dan serba murah. Pendeknya, keadaannya memang berbeda, demikian pula dengan fasilitas yang kita miliki. Jadi, keadaan bukan alasan untuk membenarkan ketidakseimbangan ini.
Yang saya lihat justru sebaliknya. Orang jaman dulu tanpa fasilitas canggih pun mampu berkarya hingga menjadi kaya raya. Beda sekali dengan anak muda jaman sekarang, kesenggol sedikit langsung bacokan. Gagal sedikit langsung gila ringan. Tertimpa masalah sedikit saja langsung menyerah. Dibelikan ortunya mobil langsung gaya-gayaan. Suster mudik langsung ribut gak karu-karuan.
Memang standar hidup dan pendidikan kita lebih tinggi dari jaman orangtua kita. Namun EQ atau kekuatan mental manusia jaman ini merosot sampai titik terendah. Kecerdasan memang salah satu syarat utama kesukesan, tetapi dibutuhkan ketabahan untuk mempertahankannya. Jangan heran jika melihat dan mendengar banyak orang kaya baru yang langsung bangkrut setelah beberapa tahun di puncaknya.
Saya merasakan sekali betapa beratnya menjaga anak sendiri. Kesabaran dan ketabahan saya diasah setiap hari. Saya harus menerima ke-monoton-an hidup. Saya harus selalu segar secara fisik maupun mental. Tidak ada waktu istirahat, tidak ada cuti ataupun libur. Setiap hari selalu sama dan semakin lama semakin berat seiring dengan perkembangan emas balita.
Cara momong bulan lalu sudah tidak bisa diterapkan untuk bulan ini. Bulan depan pun strategi dan masalahnya pasti berbeda. Memeras tenaga dan pikiran.
Melewati batas kemampuan dan kekuatan saya tanpa ampun. Tidak bisa berhenti, tidak boleh istirahat dan tidak ada kata tidak atau si bayi akan menangis. Asline sing momong juga pingin nangis tapi gak isa.... Siapa lagi yang akan menenangkan tangisan bayi jika bukan kita yang berada di dekatnya ?
Saya membandingkan beratnya bekerja dengan momong anak. Saya mengatakan bahwa momong anak jauh lebih berat daripada bekerja karena tidak ada waktu istirahatnya. Ketika telah lelah bekerja maka kita bisa memilih beristirahat sejenak sebelum meneruskan pekerjaan lagi. Sedangkan momong anak tidak bisa.
Kita baru bisa menjadi diri sendiri ketika si bayi tidur. Diluar jam itu kita pasti digandoli, menjadi radio berjalan dan badut pribadi. Ha...ha...ha.... Nah apa yang bisa kita lakukan pada jam istirahat yang hanya berlangsung selama 1-2 jam ini ?
Banyak sekali pekerjaan yang menanti kita, mulai dari membersihkan botol susu, cuci baju anak kita, masak air panas, membereskan rumah yang diporak-porandakan si kecil, menyiapkan makanannya, seterika baju, makan, mandi, pipis atau menonton TV. Belum selesai, si unyuk-unyuk sudah bangun lagi....Ya Tuhaaaaan !!
Tubuh kita memiliki hormon adrenalin yang akan meningkatkan kekuatan otot, ketajaman indra dan kecepatan gerak. Ketika hormon epinephirine ini memasuki aliran darah, kita akan menjadi manusia super kuat, super cepat dan super akurat. Kekuatan tiba-tiba inilah yang membuat orang mampu mengangkat mobil ataupun membunuh beruang.
Sayangnya hormon ini hanya diproduksi ketika kita berada dalam keadaan genting, yang mempertaruhkan nyawa atau orang yang kita sayangi. Mekanismenya berjalan otomatis, dikeluarkan pada saat dibutuhkan secara cepat dan tepat.
Inilah salah satu sumber kekuatan saya dan anda ketika momong anak. Sekalipun lelah, energi kita masih tetap ada. Sekalipun ngantuk berat, mata kita tetap terbuka. Lain sekali keadaannya dengan kelelahan akibat bekerja. Wes gak kuaaat....gedubrak...kita pun tertidur ! Tubuh kita tidak memproduksi adrenalin karena yang dibutuhkan adalah istirahat dan keadaannya tidak genting.
Namun momong anak dibutuhkan lebih dari adrenalin yang sifatnya sesaat saja. Ketika situasi gawat darurat telah lewat, produksi adrenalin akan berhenti dan kita memasuki fase normal kembali dengan kondisi tubuh yang lelah karena kekuatan super tersebut memacu jantung lebih cepat, mengkontraksikan otot sampai batas maksimalnya, mematikan proses biologis maupun fisiologis tubuh sementara waktu.
Hormon adrenalin yang dikeluarkan melebihi batas yang diterima tubuh akan membuat seluruh sistem metabolisme kita kacau balau. Menyebabkan organ tubuh kita rusak. Hormon inilah yang membuat keringat Yesus menjadi darah. Jika diteruskan bisa jadi matanya, hidungnya dan telinganya juga mengeluarkan darah.
Tuhan mendisain tubuh kita dengan sempurna. Tubuh sementara yang dari debu dan tanah yang akan binasa ketika kita mati. Jika yang sementara ini saja dibuat secanggih ini apalagi untuk roh kita yang abadi, tentunya 100 kali lipat dari kesempurnaan tubuh.
Kita ada di dunia ini bukan akibat pertemuan sperma dengan ovum. Bukan hanya makan tidur dan bekerja. Bukan hanya pacaran, tunangan, kawin dan manak. Keberadaan kita di dunia ini memiliki tujuan.
Tuhan adalah raja dan pengusa dunia ini. Dia bisa memerintahkan masalah ataupun berkat ke dalam hidup kita. Dia bisa mendatangkan pelanggan ataupun melarangnya datang kepada kita. Dia bisa membuat peralatan kita rusak tanpa sebab ataupun merubah alat sederhana menjadi canggih dalam sekejap mata. Dia bisa melakukan apa saja karena dialah yang mengatur dunia ini.
Tuhan tidak dapat dibatasi oleh situasi dan kondisi. Sekalipun seumur hidup anda belajar ilmu kedokteran, jika dia menetapkan hidup anda sebagai seorang pilot maka dalam sekejap saja anda sudah memiliki keahlian pilot profesional. Otak anda cepat menangkap materi yang dibaca, tangan anda bergerak dengan sendirinya, bos pesawat terbang mencari anda dan pekerjaan pilot terbuka sekalipun anda tidak memiliki ijazah pilot.
Sesuatu yang kelihatannya tidak masuk akal bagi manusia merupakan hal yang mudah bagi Tuhan. Hanya dibutuhkan satu anugerah Tuhan saja untuk merubah hidup. Satu telepon dari bos pesawat terbang, satu klien besar, satu kesempatan, satu kata saja di waktu dan tempat yang tepat. Selamat Tuhan masih menjadi penguasa dunia ini maka tidak ada yang mustahil.
Tugas kita bukan berpikir bagaimana caranya. Tugas kita hanya beriman. Mulut kita bukan mengucapkan keluhan tetapi ucapan syukur bahwa tujuan hidup ini sebentar lagi akan terwujud. Sekalipun hidup kita seakan-akan menjauh dari tujuan namun kita tetap berharap. Sekalipun harus berjalan maju sambil mencucurkan air mata, kita tetap percaya pada akhirnya akan berakhir dengan sukacita.
Kekerasan iman seperti inilah yang menggerakan kekuatan Tuhan. Dia bekerja karena iman didalam kita. Belas kasihanNya tercurah karena ucapan syukur yang keluar dari mulut kita. JanjiNya digenapi karena melihat kepercayaan kita dengan ucapanNya. Ketika waktunya tepat maka berkatNya mengalir deras. Dia tidak dapat dihalangi oleh keadaan kita, oleh keterbatasan kita ataupun oleh orang yang menghalangi kita. Kekuatan Tuhan jauh melebihi kekuatan manapun yang ada di dunia.
KESIMPULAN
Segala sesuatu berasal dari Tuhan. Hidup kita, pekerjaan kita, pasangan kita dan juga anak-anak kita. Dia merencanakan hidup kita bahkan sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Dia telah menyiapkan segala yang kita butuhkan untuk mewujudkan tujuanNya atas hidup kita.
Anak adalah salah satu anugerahNya atas hidup kita, bukan masalah ataupun kutukan. Kitalah yang menganggap anak sebagai penghalang kebebasan pribadi karena ke-egoisan kita yang dipengaruhi oleh dunia yang juga mementingkan diri sendiri.
Tanpa merubah pola pikir mendasar ini kekuatan yang kita butuhkan untuk melewati masa momong yang monoton dan berat ini tidak akan tersedia. Sukacita dan kebahagiaan karena memiliki seorang anak terlewati begitu saja padahal inilah salah satu tahap kehidupan kita yang paling membawa kenangan.
Seperti halnya adrenalin dalam tubuh kita yang akan muncrat keluar ketika dibutuhkan, demikian pula dengan kekuatan dan ketabahan yang kita butuhkan untuk membesarkan anak. Sudah disiapkan Tuhan dan akan keluar pada saat yang dibutuhkan, secara cepat, tepat dan akurat ! Just believe !
Panduan Dasar Merawat Bayi: Pendidikan Yang Berkesinambungan (5-5)
Bukan anda yang mendidik anak, tetapi kita yang belajar dari mereka.
Share this content