Cara Mengelolah Modal Awal Usaha (2-2)
Alasan klasik usaha kecil menengah dan perorangan untuk tidak memulai usaha sendiri adalah kekurangan modal atau tidak punya modal sama sekali. Dan kecenderungan orang mengaitkan modal dengan uang. Padahal modal lebih luas daripada uang. Lagipula, selama ini kita sudah sering kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sesungguhnya modal selalu dekat dengan kita. Keberanian, kejujuran dan ketekunan... bukankah hal itu disebut modal juga. Lagipula, nasehat orang-orang sukses yang pernah kita dengar pun menekankan pada kekuatan karakter.
MODAL DAN UANG
Ada yang dilahirkan berkelimpahan uang dan ada juga yang dilahirkan berkelimpahan utang. Tidak ada yang bisa memilih dilahirkan di keluarga yang mana, semua orang diatur secara acak namun teratur oleh Yang Maha Kuasa. Karena itu jangan pernah mempertanyakan keadilan Tuhan. Anda dilahirkan di keluarga yang luar biasa...bersyukurlah akan hal itu. Yang dilahirkan di keluarga biasa-biasa saja juga harus bersyukur. Jangan bersyukur karena dilahirkan dalam keadaan yang serba kekurangan, tetapi bersyukurlah karena kesempatan yang diberikanNya sampai hari ini. Apalagi jika kesasar di blog saya....anda mesti mentraktir makan kalo nanti bertemu di darat !
Dilahirkan berkelimpahan uang memang merupakan keuntungan. Ibaratnya anda dapat nomer start pertama. Namun dalam perlombahaan, segala sesuatu bisa terjadi. Bisa saja yang juara si nomer buncit. Atau tetap si nomer start pertama. Namun juara keduanya adalah nomer start 10. Padahal, dalam pertandingan resmi, situasinya sudah diatur sedemikan sempurna.
Sedangkan di kehidupan nyata segala sesuatunya tidak dapat dikendalikan. Anda dilahirkan kaya, tiba-tiba saja toko, gudang, dan rumah anda terbakar habis dalam semalam. Seketika itu juga langsung ambles menjadi kere. Atau sebaliknya ada seorang bos yang tersentuh hatinya melihat anda membersihkan meja restoran dengan sukacita. Dijadikan supir pribadi, asisten pribadi, wakil direktur dan akhirnya diserahi perusahaannya. Dalam kurun waktu 5 tahun hidup anda berubah dari kere ke kaya.
Orang yang dilahirkan kere memiliki keuntungan karena sejak kecilnya sudah terbiasa hidup sengsara. Sementara orang yang dilahirkan serba kecukupan akan kesulitan hidup dalam kekurangan. Jadi, berbahagialah karena kere, anda bisa hidup dalam dunia apa saja. Anda adalah survivor. Anda memiliki kekuatan karakter yang bisa dijadikan modal.
Keadaan inilah yang mengembleng mental dan karakter saya untuk tidak mau mengalah, baik oleh keadaan ataupun oleh orang lain. Saya memiliki modal karakter yang sudah saya gunakan untuk hidup di dunia ini. Setiap pagi sampai siang menjadi baby sister, dari siang sampe sore jadi babu dan dari sore sampe malam jadi pengusaha. Dari modal 2 juta hingga saat ini menjadi 40 juta. Dari omzet 500 ribu hingga menjadi 25 juta dalam kurun waktu 2,5 tahun.
Usaha yang saya rintis ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan saya sebelumnya. Ya, dulu saya bekerja ikut orang di bidang bahan kue, sekarang ini saya membuat website dan berjualan barang elektronik secara online di www.Toko28.com.
Saya lulusan Ekonomi di Widya Mandala, saya tidak pernah kursus komputer ataupun kursus membuat website. Semuanya saya pelajari sendiri dan diajari teman. Saya juga belajar berdagang sendiri, pengalamanlah yang menjadi guru saya. Untungnya saya tidak pernah sampai gagal total, kelihatannya Tuhan sayang sama saya nih ! Atau mungkin saya memiliki bakat menjadi tukang sulap.
Terlepas dari anugerah Tuhan atau bukan. Segala sesuatu yang saya peroleh hari ini adalah hasil perjuangan dan kerja keras. Perjuangan seperti apa ? Perjuangan melawan rasa nyaman dan takdir. Saya memiliki nomer start buncit, jadi kehidupan tidak berpihak pada saya.
Namun saya tahu start di belakang tidak berarti kalah karena perlombaan yang saya ikuti ini jaraknya jutaan kilometer dan waktunya puluhan tahun. Demikian pula dengan medannya, ada panas dan dingin, naik dan turun, terang dan gelap. Jika saya memiliki keahlian dalam semua kondisi tersebut, maka peluang saya untuk menang menjadi lebih baik. Atau paling tidak pada sesi berikutnya berada di nomer start yang lebih baik.
Dengan kata lain, dilahirkan pas-pasan harus mati dalam keadaan pas-pasan juga. Ada jeda waktu yang cukup panjang antara lahir dan meninggal dunia. Masa dalam kurun waktu 40 tahun tidak pernah ada satu kesempatan
istimewa yang akan membalikkan keadaan saya ? Masa Tuhan menciptakan saya agar menderita selamanya ? Masa tidak ada orang baik di dunia ini yang akan mengangkat hidup saya ?
Saya yakin kesempatan pasti ada. Untuk saya dan untuk anda karena Tuhan itu adil. Perbedaannya, saya mempersiapkan diri agar dapat menangkapnya, sedangkan anda tidak. Demikian pula dengan berkat Tuhan, saya mempersiapkan wadah untuk menampungnya. Sedangkan anda menunggu uang jatuh dari langit.
Sejak jaman Adam dan Hawa, tidak pernah ada uang yang jatuh dari langit. Yang ada adalah sedikit usaha banyak berkat. Tuhan mengharuskan kita melangkah lebih dulu baru berkatNya diturunkan. Bukan kebalikannya, menunggu bukti dulu baru percaya. Bahasa kasarnya menantang Tuhan.
Saya teringat cerita Elisa dan Naaman. Penyakit kusta panglima Siria ini sembuh dengan cara mandi 7 kali di sungai Yordan. Mengapa Elisa tidak mau menerima persembahannya ? Karena Naaman meminta bukti dulu, kalau berhasil baru memberi persembahan. Kalo gagal ya sorry pek ! Gak tak bayar.
Tuhan juga punya perasaan. Kalo YOU mampu memberkati Ane, nanti cuan-nya buat YOU semua. Kalo gak dilancarkan usahanya, darimana Ane kasih berkat ke YOU ? Kata kita kepada Tuhan.
Atau bisa juga seperti ini, " Tuhan, aku pingin usaha sendiri. Tapi gak punya modal untuk mulai usaha ini. Berkati Ane supaya punya modal. Setelah itu Ane akan keluar dari tempat kerja yang mbencekno ini. "
Apa bedanya anda dengan Naaman ? Yang jelas, persamaannya adalah menanti bukti sebelum melangkah.
MODAL AWAL USAHA ADALAH DIRI ANDA SENDIRI
Semua orang pasti memiliki modal. Teman saya modal mulutnya saja. Begitu manis ucapannya sehingga orang membeli barang dagangannya dengan sukacita. Dia tidak pernah menawarkan secara langsung. Muter kekiri, muter kekanan, lurus, putar balik baru tembak !
Sedangkan modal saya adalah ketekunan saja. Entah kenapa, saya cepat sekali menguasai hal-hal baru.. Tetapi tidak pernah sampai ahli. Saya hanya berhenti sampai bagian tengahnya saja kemudian malas melanjutkan. Saya tidak tertarik lagi karena tambah ruwet dan bikin pusing. Jadi pengetahuan saya lumayan luas.
Karena memiliki cara pandang generalis dan komperhensif, maka saya bisa melihat peluang serta tantangannya. Contoh paling mudah adalah lapak online saya. Jika anda sempat mampir di Toko28.com, maka anda melihat barang-barang unik dan antik semuanya. Tidak ada handphone ataupun pulsa. Produk yang saya jual, segmen pasarnya kecil.
General store atau toko-toko elektronik tidak mau menjualnya. Harus punya stok, tetapi jarang dibeli. Opportunity cost-nya tinggi. Padahal biaya toko cukup besar, karena itu mereka harus menjual produk yang perputarannya tinggi supaya uangnya tidak mandeg.
Saya tidak kenal anda, tetapi saya tahu setiap anda memiliki modal unik yang bisa digunakan untuk memulai usaha sendiri. Kejujuran bukan termasuk modal, super jujur kacang ijo baru disebut modal. Saking jujurnya, sampai gak sadar dibujuki. Setelah sadar dibujuki, masih tetap memaafkan pelakunya. Kalo ketemu bos gede, anda bakalan diangkat jadi pimpinan perusaahannya.
Modal adalah sesuatu yang spesifik. Istilah saya mampu mengerjakan lebih efektif dan lebih efisien dengan caranya sendiri. Jika anda membayangkan saya menulis dengan menghadap komputer atau laptop, sebagai mana layaknya seorang penulis. Maka anda salah besar.
90% tulisan saya menggunakan HP, Xperia X10 Mini Pro. Saya menulis sambil tiduran, duduk di kursi, atau nongkrong sendirian di McD sambil ngetik. Orang lain pasti mengira saya ini kuper...lah kalo berdua pasti gak isa nulis. Diajakin ngomong terus !
Saya memaksakan diri untuk bisa menulis dalam segala keadaan.
Saya tidak membutuhkan tempat yang tenang untuk mencurahkan pikiran saya. Mau rame, sepi atau tenang, tidak masalah sama sekali. Tapi memang tempat yang segar dan menenangkan membuat saya lebih produktif. Sayangnya hal itu merupakan kemewahan. Saya harus momong anak, membersihkan rumah, mengupdate website klien atau melayani pembeli yang datang.
Namun sebenarnya saya menulis untuk diri saya. Otak saya tidak pernah berhenti menganalisa. Lama kelamaan kepala ini rasanya mau pecah. Jadi saya harus mengeluarkan isi kepala saya agar tenang. Saya refreshing dengan menulis. Saya beristirahat dengan menulis. Perasaan saya pun lebih ringan setelah menulis.
Intinya, saya menulis. Bukan penulis. Walaupun ada beberapa orang yang mendorong saya untuk menulis buku. Saya kepingin ngomong jujur ke mereka bahwa saya sebenarnya tidak tahu apa yang mau saya tulis. Saya tidak membuat kerangka karangannya lebih dulu. Saya hanya menulis apa yang muncul dalam pikiran saya waktu itu.
Saya pun tidak suka menulis. Tetapi dipaksa oleh tangan yang tak terlihat untuk menulis. Bagi saya, menulis dan order berjalan bersamaan. Karena menulis, toko online saya laku. Berhenti menulis, berkatnya sedikit. Memang iman saya sebaliknya, nulis atau tidak, tetap diberkati. Namun Tuhan berkehendak lain, Dia memaksa saya untuk menulis. Apa yang saya tulis tidak ada hubungannya dengan produk yang dijual. Tetapi kenyataannya begitu. Tulis apapun ! Maka berkat akan turun.
Dengan kata lain, Tuhan menaruh "modal" di dalam kita dan memaksa "modal" tersebut dikelolah dengan baik. Selama masih hidup, kita akan dikejarNya. Satu-satunya yang membatasi kuasa Tuhan adalah kehendak bebas. Dia mendorong dan merayu bahkan merubah situasi kondisi. Namun keputusan tetap di tangan kita.
Apakah menulis bisa menghasilkan uang ? Bisa membuat kita kaya ? Bisa, bahkan pekerjaan apapun, asalkan diberkati Tuhan akan membuat kita kaya.
Modal awal itu bukan uang, tetapi keahlian unik yang ada dalam diri kita. Anda adalah orang istimewa, diciptakan secara dahsyat dan sekaligus menakutkan. Karena dengan secuil keahlian saja bisa merubah dunia, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Menciptakan surga atau neraka. Anda adalah bibit unggul, bibit Tuhan sendiri. Jika disirami, dipupuk dan dirawat dengan benar akan bertumbuh, menjadi besar kemudian berbuah. Ada yang menjadi duren, di luar berduri namun isinya manis dan wangi. Ada yang menjadi rambutan, berbulu, kecil-kecil namun ribuan buahnya. Atau ada yang menjadi pohon beringin saja, bertumbuh besar dan lebat, memberikan keteduhan dan kenyamanan bagi orang lain.
Namun, semuanya perlu proses. Bibit atau benih harus ditanam di tanah. Dipendam dalam kegelapan untuk beberapa saat. Kemudian bertunas sampai kulitnya terkelupas semua. Bentuknya mulai berubah, namun masih berada dalam kegelapan tanah. Sampai akhirnya muncul batang kecil yang rapuh.
Selamat datang di dunia kawan. Anda kini memiliki dua sumber kekuatan, dari dalam tanah dan dari atas tanah. Dalam kegelapan kita ditemani kesunyian, namun jauh lebih aman daripada di luar. Ada hujan, panas dan dingin, ancaman makhluk sejenis ataupun makhluk lainnya. Kekuatannya memang besar, demikian juga dengan tantangannya.
Proses pertumbuhan inilah yang paling lama. Butuh waktu tahunan supaya menjadi besar dan kuat. Setelah cukup masanya, buahnya akan muncul, dimulai dari bunga, buah kecil, setengah matang baru kemudian siap dipetik. Buah pertama pohon memang lama, tetapi setelah pengalaman ini, pembuahan berikutnya menjadi lebih cepat, lebih cepat dan lebih cepat lagi.
Kita sering melihat seseorang pada masa berbuahnya. "Enak ya orang itu, dulu kere sekarang kaya. Ketiban durian runtuh." Saya juga punya teman yang dulu kere dan sekarang lumayan kaya. Lebih kaya dari saya. Setelah saya hitung, prosesnya 20 tahun. Ada juga yang 7 tahun. Sementara saya baru mulai usaha sendiri 3 tahunan, masih belum kelihatan buahnya. Baru batang, dahan dan rantingnya. Lumayan buat berteduh sejenak.
Mereka semua mulai usahanya dengan ide, ketekunan, kelebihan pribadi dan di hajar melalui pengalaman keberhasilan serta kegagalan. Teman saya gak ada yang borju. Semuanya kekurangan uang, bahkan ada yang menggunakan modal bank.
Bersyukurlah jika anda mendapatkan modal dari orangtua atau meneruskan usahanya. Tetapi uang bukan syarat mutlak memulai usaha. Justru kreatifitas, ketekunan dan berkat Tuhan. Modal berapapun akan habis jika tidak memiliki kemampuan mengelolahnya. Sedangkan ketekunan bertambah jika menghadapi tantangan. Kreatifitas berkembang jika menemui jalan buntu.
TIPS MENGELOLAH MODAL AWAL USAHA
Dalam jual beli online, ada istilah "Dropship". Cara kerjanya adalah menjual barang orang lain tanpa memiliki stok. Budi Jakarta membeli barang dari Adi Surabaya, yang mengirim barangnya Tono Sidoarjo. Budi men-transfer uang ke Adi, kemudian Adi men-transfer uang ke Tono.
Dalam dunia bisnis disebut makelar. Dalam penjualan internasional disebut trading. Adi tidak memiliki barang maupun stok barang. Penjual asli si Tono yang di Sidoarjo.
Nah, jika anda menemukan iklan di olx atau di tempat lainnya yang penjualnya tidak mau ketemu dengan anda, kemungkinan besar dia adalah dropshipper. Sama halnya dengan tokopedia. 80% adalah dropshipper. Apa cara ini bisa jalan ? Bisa sekali, cukup banyak penjual yang awalnya menggunakan cara ini hingga akhirnya memiliki stok barangnya sendiri. Bahkan ada beberapa yang omzet penjualannya melebihi toko aslinya.
Siapa bilang memulai usaha harus modal besar, tempat strategis dan kenekad-an ? Dropship adalah ide kreatif yang darimana asalnya, saya sendiri tidak tahu. Yang pasti, penemunya adalah orang yang cerdas. Saya sendiri beberapa kali menggunakan sistem ini karena kehabisan stok barang. Saya kurang nyaman dengan dropship karena tergantung orang lain. Harus menunggu mereka kirim yang terkadang lelet, sementara pembelinya minta cepat.
Jangan membohongi saya dengan mengatakan tidak memiliki uang sepeserpun untuk modal usaha. 1 juta pun sudah cukup untuk start up bisnis. Jualan apa dengan modal segitu ?
Dalam usaha dagang, ada dua pilihan, grosiran dan eceran. Beberapa orang suka jual partai sedangkan saya lebih suka ritail. Cara kerjanya beda, meskipun barang yang dijualnya sama. Target pasar grosir adalah reseller, sedangkan pengecer adalah konsumen. Margin grosir tipis tapi quantity-nya besar. Sedangkaan pengecer variasi produknya banyak dan marginnya besar.
Keduanya bisa membuat kita kaya dengan cara yang berbeda. Penjual grosir akan memiliki perputaran uang cepat dan besar, anggap saja 25 juta dalam waktu seminggu. Marginnya paling 5%. Jadi dalam waktu sebulan dia bisa mendapatkan keuntungan 5 juta.
Margin pengecer lebih besar, 20% atau 4 kali penjual partai. Tetapi perputarannya lambat, mungkin 25 juta sebulan. Keuntungannya juga sama, 5 juta. Tetapi uang yang diputar berbeda jauh. 25 juta dengan 100 juta. Darimana modal sebesar itu ? Kalo pemain grosir bisa minta tenggang waktu 7 hari atau lebih. Sementara pengecer biasanya bayar kontan.
Mana yang lebih baik dan menguntungkan ? Tergantung kita sendiri. Apa yang baik bagi saya belum tentu cocok jika anda terapkan. Saya tidak pernah berhasil main partai karena tidak ada desire di jenis penjualan itu. Selama ini kesuksesan saya melalui ritel. Itu panggilan kerja saya dalam dunia perdagangan. Dan kelihatannya berkat Tuhan di sana.
Anda pasti memiliki salah satu keahilan ini. "
Pasar dagangan kita itu luas sekali. Saya contohkan produksi siomay mantan pacar saya. Kemampuan produksinya 500 biji siomay setiap hari. Harganya 4.000/biji. Kalo full produksi bisa dapat 2.000.000/hari. Dikali 25 hari kerja. Omzet penjualannya 50 juta/bulan dengan margin bersihnya 30% atau sekitar 15 juta/bulan.
Banyak atau tidak ? Bisa buat nyicil mobil jika dilihat dari nominal uangnya. Tetapi jika dilihat dari kapasitas produksinya, kecil sekali 500 biji siomay itu. Teman saya pernah menawari untuk dititipkan di Super Indo Surabaya, coba dulu 200 siomay perhari. Tapi, untuk semua otlet Super Indo, kalo tidak salah ada 5 cabang.
Total yang dibutuhkan 1.000 siomay perhari atau 2 hari sekali. Laaah, gak nututi produksinya.
Bayangkan...baru Super Indo saja tidak mampu memenuhi. Padahal Surabaya itu luas. Masih banyak outlet-outlet lainnya yang bisa dititipin siomay. Belum lagi pesanan yang masuk secara langsung. Belum lagi kalo buka cabang di Sidoarjo. Seandainya saja produk kita diterima se-kota Surabaya, jelas kemampuan produksi siomay mantan saya gak nututi. Dilihat secara global, Jawa Timur saja ada ratusan kota. Saya tidak bisa membayangkan betapa besar potensi pasarnya.
Biaya pembuatan website pun sudah murah sekali. Mulai dari 300 ribu hingga puluhan juta. Bayangkan, hanya dengan duit 300 ribu saja, anda sudah bisa mengiklankan barang anda ke seluruh dunia. Alangkah murahnya.
Di sisi lainnya, karena terlalu mudah dan murah, maka persaingannya juga tinggi. Tetapi tidak masalah karena yang memberkati itu Tuhan yang maha adil. Sekalipun pesaing kita raksasa, sekalipun kalah harga, kalah kapasitas produksi, Tuhan mampu mendatangkan pembeli untuk kita.
Contoh paling sederhana adalah iPhone. Fungsi dasar ponsel adalah komunikasi. Asalkan bisa telepon, sms dan internet sudah cukup. Berapa harga termurahnya ? 200 ribu sudah dapat. Berapa harga iPhone terbaru ? 9 juta rupiah. Jadi, apakah ada orang yang mau membayar 80 kali lebih mahal untuk telepon, sms dan internet ? Banyak sekali.
Nah, anggap saja harga pasaran iPhone 6 adalah 9 juta rupiah. Jika ada orang yang bisa menjual dengan harga 8 juta saja, seharusnya laris seperti kacang goreng. Selisihnya 1 juta bro, cukup buat memenuhi kebutuhan rumah tangga selama 1 minggu.
Tetapi kenyataannya tidak demikian. Harga semiring itu malah membuat orang kuatir. Jangan-jangan barang curian, jangan-jangan barang rusak, jangan-jangan barang bekas. Sebaliknya, jika anda menjual iPhone lebih mahal 1 juta (10 juta), juga belum tentu tidak laku. Yang namanya rejeki itu bisa datang dari mana saja, bukan berdasarkan logika semata.
Contoh lagi, sebotol Aqua harga rata-ratanya 3.000 rupiah. Namun ada yang menjual 5.000, bahkan yang 30.000 rupiah juga ada. Toh tetap laku juga.
Saya sudah membuktikan apa yang saya katakan di atas. Toko online saya bersaing dengan toko online lainnya. Bahkan dengan supplier saya sendiri. Menurut hukum ekonomi, seharusnya harga termahal tidak laku. Tetapi hukum Tuhan diatas hukum ekonomi. Dagangan saya tetap laku juga. Darimana datangnya pembeli pun saya tidak tahu. Ada saja yang mau beli.
Saya memulai dagang toko online dengan modal 2 juta rupiah. Karena modelnya online maka bisa saya akali dengan stok 1-2 biji saja. Website saya terlihat memiliki banyak barang. Tetapi kenyatannya hanya 1 biji per-item. Ha...ha...ha...Setiap laku, saya buat kulakan lagi. Keuntungannya saya sisihkan sedikit untuk menambah produk baru. Untuk barang yang laku, stoknya saya tambahi menjadi 2-5 biji. Lebih dari itu harus pesan dulu karena modalnya kurang. Tidak jadi beli, tidak apa-apa karena saya memang bukan pemain grosir. Kalo ada yang mau sistem indent dulu ya alhamdulilah.
Awal memulai usaha, ada yang beli senang sekali rasanya. Meskipun omzet sebulan cuman 1 juta rupiah. Berarti saya lumayan hebat. Bulan berikutnya naik jadi 1,5 juta, lalu 2 juta, 5 juta, 10 juta hingga 25 juta per bulan. Bagaimana caranya ? Gak tau, mengalir begitu saja. Saya sendiri tidak menyangka bisa sampai segitu. Ha...ha....ha....
Memulai usaha bersama Tuhan sebenarnya seperti itu. Tidak pernah jelas di depan. Tidak ada kepastian sukses. Tapi, jika kita memaksa melangkah maka jalannya mulai terbuka. Dari jauh terlihat buntu, setelah didekati ternyata banyak celahnya.
" Mengapa ada orang yang gagal ? Ada dua alasan yang saya percayai, karena ikut-ikutan dan karena pelajaran kehidupan. "
Ada dua cara memulai usaha sendiri, berdasarkan desire kita dan berdasarkan peluang pasar. Dua-duanya benar namun berbeda penerapannya. Usaha pertama sebaiknya didasarkan desire kita karena keterbatasan modal dan tingkat kesulitannya. Tidak mudah memulai sesuatu yang baru. Tetapi sesuatu yang kita sukai, sekalipun sulitnya setengah mati akan terasa ringan. Bahkan masalah yang muncul kita anggap sebagai tantangan. Semakin banyak masalahnya, semakin bahagia jadinya.
Ketika usaha pertama sudah jalan, kita memiliki sumber penghasilan tetap. Modal kita aman dan memiliki dana lebih untuk diputar kembali.
Saat inilah kita boleh menggunakan metode cari peluang - hajar - lalu keluar.
Mengapa usaha pertama anda tidak boleh berdasarkan peluang pasar ? Karena dunia usaha bukan milik anda saja, ada ratusan orang yang memiliki pemikiran yang sama. Dasar keuangan mereka lebih kokoh dan sumber penghasilannya tetap. Sedangkan anda hanya memiliki 1 peluru saja. Kalo meleset dari sasarannya langsung KO. Setelah itu apa ? Ngutang orang ? Hidup kok ngutangan ! Makanya ndak maju-maju.
Ingat ceritanya Tongsis ? Pada pertama kali kemunculannya, satu set Tongkat narsis ini harganya 180 ribu. Gitu aja larisnya bukan main. Setelah 1 tahun, satu set tongsis harganya 20 ribu rupiah. Setiap bulan harganya turun. Dari 180 menjadi 170, lalu 150, 120, 90 dan semakin lama semakin hancur. Artinya yang punya modal banyak, sehingga mereka bisa meng-impor sendiri barangnya.
Begitu juga dengan kasus rokok elektrik. Pertama kali keluar harganya mahal, sekarang hancur. Karena pengalaman, mereka lebih pintar memanfaatkan peluang pasar. Sedangkan anda orang baru yang tidak tahu siklusnya dan juga tidak memiliki jaringan. Kalo dulu Tongsis membutuhkan waktu 1 tahun untuk dihancurkan, rokok elektrik hanya butuh bulanan. Kedepannya bisa 2 bulan langsung rontok.
Bahkan Yesus sendiri yang katanya Anak Allah harus dihina, disiksa dan mati mengenaskan di kayu salib. Nyawa orang baik ditukar nyawa penjahat sadis. Orang yang baik menderita, orang yang jahat bahagia. Di mana letak keadilan Allah ? Tidak ada !
Kita hidup di dunia, bukan di surga. Di dunia kehendak Allah tidak sempurna. Jadi terimalah dengan lapang dada. Inilah pelajaran kehidupan yang harus kita terima. Bukan salah anda dan juga bukan salah siapa-siapa. Berhentilah menyalahkan diri sendiri karena tidak ada gunanya. Ini fakta ! Tuhan menghajar anda ! Jangan melawan, menyerah saja dan tetaplah melangkah. Itu keputusan yang benar.
Kebenaran, sampai kapanpun adalah kebenaran. Kebenaran tidak bisa ditutup-tutupi dan kebenaran akan muncul pada waktunya. Tuhan memang menghajar semua orang tanpa kecuali. Orang baik dan orang jahat sama-sama dihajar. Demikian pula dengan kebenaran tentang berkat Allah.
Berkat pasti dicurahkan. Kutukan pasti terjadi. Orang benar akan diberkati dan orang jahat pasti dikutuki. Hanya saja waktunya belum tiba. Yang perlu kita lakukan hanyalah tetap bertekun. Tetap melangkah dan tidak kecewa. Silahkan bertanya mengapa, tetapi tetaplah percaya, tetaplah berharap. Toh harapan tidak membutuhkan pengorbanan apapun juga. Tidak perlu uang untuk berharap bukan ? Nothing to lose !
KESIMPULAN
Ada 3 jenis usaha yang saya kenal. Jasa, dagang dan produksi. Masing-masing usaha memiliki plus minusnya. Usaha apapun yang sesuai dengan panggiilan kita pasti menghasilkan. Jangan meniru orang lain karena Tuhan menciptakan kita unik.
Apa yang berhasil dilakukan orang lain, belum tentu berhasil kita lakukan. Kita semua memiliki satu cara khusus dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien. Jangan ragu dan jangan membandingkan dengan orang lain. Lakukan saja apa yang anda anggap benar, teruskan sampai menghasilkan. Dan jangan lupa belajar kepada orang yang lebih berpengalaman. Sukses untuk anda.
Share this content