PRIA IDAMAN, MEMAHAMI CARA WANITA MENILAI CINTA

Menjadi pria idaman berarti mengetahui apa yang diinginkan  wanita. Pada umumnya, pria-pria tahu kalau wanita senang diperhatikan, dipuji, dan disayang. Dan strategi ini selalu berhasil pada waktu PDKT sampai jadian. Ketika hubungan telah meningkat menjadi pernikahan, cara ini tidak berhasil lagi. Pria menjadi frustasi, demikian pula wanita. Semakin keras mereka mencoba untuk menyenangkan pasangannya, yang terjadi adalah kebalikannya. Wanita makin membenci mereka. Apa yang terjadi ? Di manakah kesalahannya ? Dan mengapa ?

Pria Idaman, Memahami cara wanita menilai cinta

MEMAHAMI CARA WANITA MENILAI CINTA

Kita merasa puas ketika mendapatkan apa yang kita inginkan, bahagia apabila harapan kita terpenuhi, dan frustasi saat semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana. Demikian pula dengan persoalan "pria idaman" ini. Wanita mengatakan kepada seseorang sebagai pria idamannya jika apa yang diinginkan, diharapkan, dan dibutuhkannya terpenuhi. Jika kita bisa memenuhinya, maka kita bisa disebut sebagai pria idaman. Memang kelihatannya mudah, namun sulit untuk dilakukan karena yang namanya keinginan itu tidak ada batasnya. Ingin begini, ingin begitu, ingin ini, ingin itu...kapan habisnya ?

Sebagai seorang pria, memenuhi keinginan wanita yang dicintainya adalah tugas dan arti hidupnya. Jika pasangannya meminta sebuah sepeda motor, ia akan berusaha untuk membelikan sebuah mobil. Jika wanita yang dicintainya meminta sebuah rumah, maka ia akan membelikan dua buah rumah. Pria merasa berarti ketika bisa memenuhi keinginan mereka, apalagi jika melebihi harapannya.

Baginya, memenuhi keinginan wanita nilainya 10, kalau melebihi keinginannya maka bernilai 20. Tergantung sejauh mana lebihnya, semakin lebih dari harapan maka nilainya semakin tinggi.

Cara pria menunjukkan cintanya adalah dengan memberikan sesuatu yang besar. Semakin besar dan semakin banyak sesuatu yang diberikan itu, nilainnya akan semakin tinggi pula. Nilai yang tinggi ini, cukup untuk beberapa saat, anggap saja beberapa minggu. Nah, selama waktu itu pula, si pria akan berhenti memberi. Karena dia merasa sudah menunjukkan kebesarannya cintanya.

Ketika berpacaran, seorang pria mungkin melakukan hal-hal kecil terlebih dulu untuk mengambil hatinya. Tindakannya bisa berupa ucapan selamat ulang tahun, memberikan bunga, membukakan pintu rumahnya, atau meneleponya untuk mengucapkan selamat tidur. Setelah menikah, pria jarang melakukan hal ini. Dia merasa hal-hal kecil bernilai kecil pula bagi seorang wanita. Sebagai gantinya, dia mengejar hal – hal yang besar.

Cara wanita memberi nilai berbeda dengan cara pria. Wanita tidak mengenal nilai 10 atau nilai 100. Artinya, sesuatu yang besar bernilai 1, dan yang kecil juga bernilai 1. Sebuah mobil dengan sebuah ucapan selamat malam sama – sama bernilai 1 di hadapannya. Cara ini berlaku pula ketika wanita memberikan cintanya. Jika ia membersihkan rumah, ia merasa telah memberi 1 poin kepada pasangannya. Padahal tiap pagi, dia membikinkan kita sarapan, membuatkan kopi, dan menyiapkan koran di atas meja makan. Berarti 3 poin di pagi hari! Malam harinya, dia menyiapkan makanan, membuatkan pisang goreng, dan air panas untuk kita mandi. Ini juga 3 poin. Kalo hari libur, bisa lebih banyak nilainya....^-^’.

Sampai titik ini, kita bisa melihat ada perbedaan cara dalam memberikan nilai. Pria mengenal nilai besar dan nilai kecil, sedangkan wanita hanya mengenal satu jenis nilai. Jika kita tidak memahami hal ini, kita akan terheran-heran dengan hubungan percintaan kita. Seorang pria merasa telah memberikan banyak kepada wanita yang dicintainnya, sementara si wanita merasa bahwa dia tidak mendapatkan sebanyak yang dia berikan. Karena itu, jangan heran kalau pemenang dalam pertengkaran adalah istri kita!

Saya tahu bahwa, suatu hubungan membutuhkan take and give. Harus ada yang memberi dan harus ada yang menerima. Ketika nilainya tidak seimbang, akan muncul ketidakpuasan. Yang memberi terlalu banyak akan menuntut kelebihannya. Jika dia tidak mendapatkan akan berakibat fatal alias pemutusan hubungan. Namun, apakah mungkin terjadi jika status kita sudah menjadi suami istri ? Jika tidak ada penyelesaian terhadap ketidakpuasan ini, maka PHK bisa terjadi. Jika masalah ini dibiarkan, hasil akhirnya bisa ketahui. Hanya saja tinggal menghitung hari.

Ketika membicarakan hubungan cinta, standar pemberian nilai antara pria dan wanita berbeda. Pria memberi nilai berdasarkan ukurannya, sedangkan wanita memberi nilai berdasarkan intensitasnya. Bagi pria semakin besar akan semakin baik, sedangkan bagi wanita, semakin sering semakin baik. Karena berbeda, maka pria dan wanita harus memahaminya. Hubungan cinta tidak akan berhasil jika salah satu pihak tidak mau belajar memahami. Seperti yang saya senggol diatas, harus ada keseimbangan.

Saya menulis cerita ini untuk pria. Saya menginginkan kita terlebih dulu belajar menjadi pria idaman wanita. Karena kita adalah kepala rumah tangga yang akan menentukan tujuan kita. Saya yakin bila kita berbuat lebih dulu, pasangan kita akan mengikuti. Cinta memang membutuhkan pengorbanan, namun cinta juga membutuhkan pengetahuan. Kita adalah pria sejati, pria dewasa, juga pria idaman.

Perbedaan Sex Pria dan Wanita
Mengapa pria selalu berpikir tentang sex melulu ? Apa sih enaknya ?

Share this content