SOLUSI MASALAH PERTENGKARAN SUAMI ISTRI | 2-5

Tidak ada pernikahan tanpa pertengkaran, rumah tangga tanpa masalah atau percekcokan suami istri. Sekalipun semua kebutuhan fisik dan biologis terpenuhi, sekalipun peran dalam keluarga sudah dijalankan, sekalipun tabungan anda milyaran rupiah, sekalipun ibadah dan agama anda kuat ... anda pasti akan ketemu dengan konflik ini. Atau saat ini sedang gegeran dengan pasangan anda dan berakhir di wapannuri.com. Yup ! Anda tidak sendirian, saya dan jutaan pasangan suami istri di seluruh dunia sedang berjuang mati-matian menyelamatkan kelangsungan rumah tangga pernikahan. Semoga saja cerita pernikahan yang ini bisa menguatkan dan memberkati anda.

Solusi masalah pernikahan anda

 

MASALAH PERNIKAHAN ITU UNIK

Jangan merasa anda adalah orang yang paling menderita di dunia ini. Kan masih punya hape jutaan rupiah dan pulsa internet sehingga bisa browsing dan facebookan. Kan masih bisa makan sehari tiga kali. Kan masih punya pekerjaan, kan masih ada rumah yang ditinggali meskipun kos-kosan atau kontakan. Kan masih punya anak yang masih menyayangi kita ? Jelas sekali bahwa kenyataannya anda tidak se-menderita yang anda rasakan.

Menderita itu gak bisa makan tiga kali sehari, gak punya rumah untuk ditiduri, gak punya orang yang bisa disayangi, gak punya hape, atau punya hp tapi gak bisa beli pulsa, gak punya uang buat pergi ke mall, gak punya teman yang bisa diajak berbagi duka. Orang yang benar-benar menderita adalah orang yang kebutuhan primer dan sekundernya tidak terpenuhi. Dan fakta menunjukkan bahwa anda tidak termasuk dalam golongan ini.

Penderitaan yang sebenarnya anda alami adalah penderitaan emosional. Perasaan anda disakiti, harga diri anda diinjak-injak, kepercayaan anda dikhianati dan pengorbaanan anda tidak dihargai. Saya benar-benar mengerti jenis penderitaan seperti ini rasa sakitnya melebihi penderitaan secara fisik. Kerja tidak bisa tenang, tidur tidak bisa nyenyak dan makan apa saja rasanya hambar.

Rumah tangga pasti bermasalah. Itu takdir kehidupan iniTapi itulah realita kehidupan pernikahan. Anda baik, pasangan anda jahat. Anda setia, pasangan anda selingkuh. Anda bekerja, pasangan anda berfoya-foya. Atau anda dan pasangan anda baik, tetapi mertua jahat. Atau anda berdua beserta mertua baik, tetapi anak anda nakalnya amit-amit. Atau ada saudara yang jadi biang keroknya. Pokok'e ada aja yang mengganggu kehidupan rumah tangga ini. Tapi memang paling banyak adalah masalah cekcok suami istri dan konflik istri dengan mertua.

Saking uniknya masalah yang kita hadapi maka kita merasa menjadi orang paling kesepian dan paling menderita di dunia ini. Lah kalo semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan anda, maka siapa sebenarnya yang menjadi orang ter-menderita di dunia ini ? Sebaliknya jika semua orang yang menikah pasti mengalami masalah rumah tangga, mengapa tidak ada orang yang mengaku sebagai pasangan paling berbahagia di dunia ini ?

Apakah pernikahan itu berarti mencari masalah ? Jadi jangan menikah supaya tidak menciptakan masalah ! Tapi saya kesepian pak dan itu masalah ! Lah iya... menikah ketemu masalah, gak kawin ya masalah. Terus enaknya yak apa ? Kumpul kebo gitu ? Nek cocok baru kawin ? Nah sekarang andalah yang jadi "masalah" bagi keluarga anda dan keluarga pasangan anda.

Pernikahan sebenarnya bukan mencari-cari masalah atau menciptakan masalah, tetapi pernikahan memunculkan masalah. Anda merasa sebagai orang paling baik se-dunia, maka menikahlah maka anda akan sadar bahwa anda bukanlah orang seperti itu. Anda merasa sebagai orang paling sempurna se-dunia, menikahlah maka anda akan tahu betapa tidak sempurnanya diri anda.

Pernikahan menunjukkan diri kita sebenarnya. Menyingkirkan semua topeng yang kita kenakan setiap hari, mengungkapkan rasa tidak aman terdalam dan sifat asli kita sebenarnya. Terus kalo sudah tahu sifat asli kita sendiri dan pasangan kita... apa gunanya ? Apa untungnya buat saya ? Tidak menyelesaikan masalah pernikahan saya dan juga tidak membuat hidup saya menjadi lebih bahagia ? Ini bukan solusi pak !

Betul, saya pun tidak puas dengan jawaban ini, tetapi saya sedikit mengerti tentang tujuan pernikahan. Kawin itu bukan cuman ngesek dan meneruskan keturunan tok, tetapi juga workshop pembentukan karakter. Yang rusak diperbaiki, yang kasar dihalusi, yang nakal ditobatkan dan yang sabar tambah sabar lagi. Karena itulah dalam pernikahan selalu ada yang baik dan yang jahat.

Anda sabar, maka pasangan anda pasti tidak sabaran. Anda jahat, maka pasangan anda pasti baik. Anda perfeksionis, maka pasangan anda pasti berantakan. Anda telaten, maka pasangan anda pasti grusak-grusuk. Anda dan pasangan anda pasti memiliki perbedaan karena dibuat dari dua bahan yang berbeda.

" Mengapa Tuhan menciptakan pria dari Debu dan Wanita dari tulang ? Mengapa tidak sama-sama dari debu atau sama-sama dari tulang ? "

Tuhan menciptakan pria dari debu dan menciptakan wanita dari tulang pria. Debu dan tulang jelas berbeda, karena itu tidak mungkin menghasilkan produk yang sama persis. Karakteristik materialnya berbeda, pasti hasil akhirnya pun berbeda. Pernah bertanya mengapa Tuhan tidak menciptakan wanita dari debu seperti pria ?

Saya bertanya-tanya dan menemukan dua jawaban. Pertama, pernikahannya nanti akan menjadi ajang pertandingan siapa yang paling hebat. Pria, di negara mana saja, dari ras apa saja memiliki kesamaan sifat suka bersaing.

Ayo.... siapa yang paling pinter cari duit ? Bapake golek duit, embok'e juga golek duit. Terus siapa yang jaga anaknya ? Atau balapan momong anak. Papane ngurusi anak, mamane juga gak mau kalah, lah terus siapa yang cari duit buat membeli kebutuhan rumah tangga ?

Kedua, bahan yang sama akan menghasilkan produk yang sama pula. Ini hukum fisika, hukum Tuhan sendiri. Tanamlah anggur untuk mengasilkan anggur, tanam mangga supaya menghasilkan mangga pula. Taburlah kebaikan maka kamu akan menuai kebaikan pula. Sebarkan kejahatan, maka kejahatan akan kembali lagi kepadamu. Tuhan menetapkan hukum fisika ini dan tidak mungkin merubah seenak hatiNya sendiri.

Dengan menggunakan bahan yang berbeda maka produknya akan berbeda pula. Dengan debu, kulit yang dihasilkan akan menjadi tebal, sementara dengan tulang akan membuat kulit yang lebih tipis. Dengan debu, otak kirinya akan lebih aktif daripada otak kanannya, sedangkan dengan tulang, otak kananlah yang lebih aktif. Dengan debu, tulangnya menjadi lebih besar dan ototnya lebih kuat. Dengan tulang akan membuat dadanya lebih montok dan pantatnya lebih besar. Debu membuat "titit" cepat menegang, sementara tulang menyebarkan titik rangsangan.

Apakah pernikahan sejenis akan membuat kita lebih bahagia ?

Perbedaan ini memiliki tujuan, bukan asal-asalan. Segala sesuatunya sudah direncanakan olehNya. Dia tahu wanita membutuhkan kulit yang tipis untuk bisa merasakan tangan atau kaki bayi yang kecil. Kalo kulitnya tebal, yang kepotong bukan kukunya, tapi kulitnya. Kalo kulitnya tebal, mulut bayi akan luka karena terlalu keras menggosok gigi. Kalo dadanya tidak berlemak maka bayinya makan apa ? Kalo tidak "berlubang" maka bayinya keluar lewat mana ?

Secara fisik pria bisa menerima semua perbedaan ini, malahan harus berbeda. Kalo sama-sama memiliki "pentungan" maka mau lewat lubang pembuangan ? Coba anda remas dada anda sendiri, sekarang remas dada teman pria anda. Apakah ada sesuatu yang mengeras di tubuh anda ? Nah, sekarang coba remas dada wanita di sebelah anda, pasti ada sesuatu yang mengeras di tubuh anda bukan ?

Mengapa kita tidak bisa menerima perbedaan sifat yang menjadi sumber konflik rumah tangga pernikahan kita ? Iya pak, dulu sifatnya tidak seperti ini. Semenjak kelahiran anak pertama kami, dia berubah. Saya tidak tahu mengapa bisa begini dan saya tidak tahu harus melakukan apa lagi. Semuanya sudah saya lakukan, pengorbanan waktu, tenaga dan uang, namun seakan-akan mengarami lautan. Bukannya kebaikan yang saya dapatkan, malahan dia semakin berengsek dan semakin jahat kepada saya. Salah apa toh saya ?

Selamat ! Anda baru saja masuk ke dalam kehidupan pernikahan yang sebenarnya.

 

KEHADIRAN ANAK, AWAL KERJA SAMA DAN MASALAH

Saya pacaran 5 tahun tanpa pernah bertengkar hebat. Lalu menikah selama 5 tahun baru punya anak, juga tidak pernah mengalami percekcokan yang berarti. Lima bulan setelah anak saya lahir baru pertama kalinya marah besar. Empat bulan kemudian bertengkar lagi. Tiga bulan kemudian gegeran lagi. Setelah itu saya berjanji tidak akan marah lagi. Dan sampai sekarang ini saya tidak pernah marah. Kalo sudah memuncak emosi ini, saya keluar rumah cari angin sampai reda.

Anak akan bahagia jika memiliki ayah dan ibu, bukan ayah-ayah atau ibu-ibuSaya tidak tahu sampai kapan bisa menahan kemarahan ini. Memang benar bahwa kesabaran itu ada batasnya. Tapi melampiaskan kemarahan kepada orang juga bukan satu-satunya cara. Ada banyak cara untuk melampiaskan kemarahan, dan memang langsung marah adalah cara yang paling mudah. Namun saya belajar dari pengalaman bahwa marah tidak pernah menyelesaikan masalah. Marah memang membuat kita lebih enak, tapi berefek negatif kepada orang yang dimarahi.

Loh pak, kalo tidak dimarahi kan dia tidak tahu dimana kesalahannnya. Anda mau menunjukkan kesalahannya dengan marah ?  Yang bakalan dia ingat bukan masalahnya, tapi kemarahan anda ! Bukan apa yang anda ucapkan tetapi cara anda mengucapkannya yang dia permasalahkan.

Karena itu menyelesaikan masalah dan marah-marah tidak bisa digabung menjadi satu dalam kasus rumah tangga. Jangan menyelesaikan masalah ketika marah atau jangan marah waktu menyelesaikan masalah.

Wanita itu mudah sakit hati, dan ketika yang menyakiti adalah pasangannya maka dendamnya bisa dua tiga kali lipat. Karena itu masalah dalam rumah tangga tidak pernah bisa selesai. Dia mengingat semua ucapan anda kepadanya, setahun yang lalu dia ingat, lima tahun yang lalu juga masih jelas di otaknya. Apalagi ucapan anda yang kemarin....

Dengan kata lain, jalur komunikasinya telah rusak. Apa yang anda katakan, dia terima dengan berbeda. Maksud anda A tapi ditanggapi dengan B. Maunya anda C diterima menjadi D. Jika anda berbuat baik maka dianggapnya sebagai siasat licik. Jika anda terus berbuat baik maka ditanggapi negatif. Jika anda merendahkan diri maka anda akan diinjak-injak. Sampai anda habis kesabaran dan mulailah perang yang lebih hebat lagi. Mantap bukan kehidupan sehari-hari pasangan suami istri itu ?

Nah, mengapa saya bisa marah kepada pasangan saya ? Bukankah dulunya tidak pernah bertengkar ? Jawaban yang paling menjengkelkan adalah kurang komunikasi. Saya tahu bedanya berbicara dengan berkomunikasi. Dan saya tahu komunikasi kami telah rusak. Karena itu jawabannya adalah " mulai membangun komunikasi yang baik."

Komunikasi dalam pernikahan tidak sama dengan komunikasi di pekerjaan

Mengapa saya benci jawaban ini ? Karena tidak diajarkan caranya memulai komunikasi ketika hubungannya sudah rusak. Maunya saya begini dan sudah saya sampaikan dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat, tapi ditangkapnya begitu. Ketika saya jelaskan maunya saya dengan lebih jelas, looh nangkapnya tetap begitu. Dan akhirnya perang lagi. Bukannya memulai komunikasi, akhirnya malah memperparahnya.

Yang tidak dijelaskan oleh konsultan pernikahan online itu adalah persepsi. Komunikasi sangat dipengaruhi oleh persepsi. Penilaian kita tentang seseorang menimbulkan distorsi komunikasi. Seorang gondrong bertato disana sini yang berbicara tentang agama akan membiaskan inti ucapannya. Orang kayak gini ngomong tentang iman dan Tuhan ? Emangnya elo siapa ? Tampang  preman gini ! Pasti agama sesat.

Sama halnya dengan persepsi pasangan tentang diri anda. Ketika dia sudah memiliki persepsi negatif tentang anda, maka apapun yang anda ucapkan akan dilihat dari sudut pandang negatif dulu. Karena itu komunikasi anda tidak akan mengenai sasaran sebelum persepsi ini berubah. Asli saya benci dengan nasihat mulailah membangun komunikasi ini. Memang benar komunikasi adalah syarat awal memulihkan hubungan suami istri yang telah rusak. Tapi mereka juga harus menunjukkan langkah pertamanya !

Saya jamin anda tidak akan menemukan di internet karena saya sudah browsing kesana-kemari. Mulailah membangun komunikasi, memang tidak mudah, tetapi mulailah berbicara, mulailah mengucapkan kata-kata positif tentang pasangan anda, mulailah ngomong hal-hal yang biasa…..gitu terus isinya. Asli mblenger mendapatkan nasihat yang sama namun kata-katanya dirubah sedikit demi muncul di halaman pertama google.

" Masalahnya bukan kurang komunikasi, tetapi caranya memulai komunikasi."

Langkah pertama memulai komunikasi yang telah rusak adalah jangan pernah marah. Ini juga salah satu nasihat yang tidak masuk akal. Ha...ha...ha...wes kadung ngamuk-ngamuk pak. Wes kadung ditanggapi negatif pak. Wes pasrah saja, kalo memang harus menderita seperti ini selama sisa hidup saya ya wes lah. Aduh….sakno’ne, jangan putus asa dulu.

Saya juga pernah putus asa seperti anda, tetapi saya tidak pernah mau menghabiskan sisa umur saya dengan menderita sebagai suami. Saya tidak menyerah dan tetap berjuang untuk bisa mewujudkan pernikahan bahagia.

Mari kita telaah dulu asal muasal pertengarkan ini. Jika anda tinggal serumah dengan mertua, maka sudah jelas masalahnya dan cerita selanjutnya. Jadi masalah rumah tangga dengan mertua tidak usah dibahas. Pasti terjadi konflik, pertengkaran dan penderitaan yang tiada akhirnya.

Ketika menikah dan belum punya anak, maka kita belum mengenal kepribadian pasangan kita seutuhnya. Kita memang tinggal serumah dan lebih mengerti tentang sifat-sifatnya. Namun kita belum pernah mengerjakan satu tugas bersama-sama dan bergantian. Ya, anda memang sama-sama membersihkan rumah. Dia menyapu anda mengepel, dia mencuci piring anda membersihkan kamar mandi. Anda mengelap kaca dia mengelap meja.

Bersih-bersih rumah yang anda lakukan bersama tidak memiliki kesaling-tergantungan. Kegiatan yang pertama tidak memiliki hubungan dengan kegiatan kedua. Mencuci piring tidak mempengaruhi membersihkan kamar mandi. Yang memiliki efek ketergantungan adalah menyapu dan mengepel. Kalo yang nyapu tidak bersih, maka yang ngepel akan keteteran. Tapi inipun bukan kegiatan yang beresiko tinggi menimbulkan pertengkaran. Kecuali pasangan anda maniak kebersihan.

Kehadiran anak akan mengungkapkan diri kita sebenarnyaKarena itu saya katakan sebelum memiliki anak anda belum mengenal pribadi pasangan anda seutuhnya. Anda tidak pernah benar-benar bekerja sama dan bekerja dalam tekanan. Anak akan menguras habis tenaga dan pikiran. Sifat asli yang kita pendam dalam-dalam akan muncul ketika tekanan itu melewati batas akhir kesabaran kita...dan DOOOOR ! Metu kabeh elek’e.

Selamat ! Anda telah mengenal pribadi pasangan anda seutuhnya. Inilah dirinya dengan semua topeng yang telah terlepas. Namun anda baru melihat permukaannya saja, bukan keseluruhan karakter aslinya. Ini baru mulai bro… perjalanan anda masih jauh dan penyiksaannya akan bertambah berat seiring berjalannya waktu. Bukankah sudah saya sampaikan di atas bahwa pernikahan itu mengungkapkan masalah, bukan menciptakan masalah.

Kebencian terdalam yang anda sembunyikan akan muncul ke permukaan, sifat jelek yang coba anda tutup-tutupi akan muncul. Demikan pula dengan pasangan anda. Diatasnya langit ada langit, di dalam kepribadian manusia ada kepribadian lagi.

Kesimpulannya apa ? Gampang, 90% pernikahan pasti mengalami tahap komunikasi yang rusak. Separuhnya gagal mempertahankan pernikahannya dan separuh lagi berhasil. Yang berhasil mempertahankan pernikahannya dapat dibagi lagi menjadi tiga. 50% demi anak dan tidak bahagia, 40% demi anak dan cari kebahagiaan sendiri-sendiri. Sisanya 10% benar-benar memiliki perkawinan yang bahagia.

Jadi, anda bisa menikah dan bahagia dengan dua cara. Yang pertama silahkan menikah tapi jangan punya anak. Lah terus ngapain menikah ? Supaya bisa memenuhi kebutuhan biologis gratisan ! Halaaah !! Yang kedua anda menikah, punya anak dan setia dengan proses yang menyakitkan ini. Namun sayangnya sudah terlambat pak ! Kami menikah, punya anak, bermasalah dan tidak tahu solusinya !

 

1. SERAHKAN MASALAH PERNIKAHAN ANDA KEPADA TUHAN

Yang menjadi “masalah” dalam pernikahan biasanya adalah suami. Selingkuh kek, punya WIL kek, gak pernah memperhatikan istri atau tidak pernah menafkahi lahir batin. Tapi jaman sekarang ini, sang juara masalah pernikahan ini mulai disusul oleh para istri. Saya sering mendengar istri selingkuh dengan teman kerjanya, istri selingkuh dengan supirnya, istri selingkuh dengan suami temannya. Kok tambah edan gini ya pak ?

Pernikahan terjadi karena Tuhan, bukan inisiatif manusiaDulu suami bisa selingkuh karena hanya dia yang bekerja mencari uang. Sekarang banyak suami dan istri sama-sama bekerja mencari uang. Dulu kesempatan selingkuh hanya dimiliki oleh pria, sekarang istri juga memiliki kesempatan yang sama. Dulu suami membawa pulang semua gajinya dan istri mengatur setengah mati supaya cukup. Sekarang istri marah-marah kalo uang bulanannya gak cukup. Dulu istri senang sekali kalau menjadi ibu rumah tangga, sekarang disuruh berhenti kerja malah nuntut yang macam-macam. Dulu istri mengabdikan diri untuk mengurus keluarga dan membesarkan anak.

Sekarang istri menggangap anak sebagai beban dan mengurangi kebebasannya. Dulu suami istri hidup pas-pasan tapi bahagia, sekarang hidup berkelimpahan harta dan menderita.

Mengapa pria selingkuh ? Eh...wanita juga bisa loh sekarang ini selingkuh ! Jadi mengapa mereka selingkuh ? Jawaban termudah adalah tidak bahagia dalam rumah tangganya. Mengapa bisa sampai tidak bahagia ? Karena perbedaan kami terlalu besar pak. Lah terus kenapa kok sampe kawin dan punya anak sampe 3 biji ? Karena dia telah berubah pak, dulu baik sekarang jahat. Looooh….kan semua orang harus berubah, kalo tidak berubah berarti gak dewasa dong ! Betul pak, dia berubah dan tidak sayang lagi kepada saya dan anak-anak.

Hmm….dinafkahi gak ? Dinafkahi pak. Cukup nggak ? Ya, cukup pak, kadang lebih kadang kurang. Tapi secara keseluruhan cukup pak.

Diajak nge-seks gak ? Ya pak….nafsunya gede, masak seminggu bisa dua-tiga kali. Lah ? Yang normal berapa toh ? Ya sebulan sekali pak….atau dua bulan sekali pak ! Dieeeng……

Lah, kebutuhan biologis dan kebutuhan jasmani sudah dipenuhi kok anda masih bilang pasangan anda tidak cinta sama anda ? Ya pak, saya tidak diperhatikan seperti waktu pacaran dulu. Diperhatikan seperti apa ? Ya tiap sabtu minggu diajak jalan-jalan ke mall, nonton bareng, ke luar kota bareng atau ke luar negri bareng gitu pak.

Ooooo…...begitu !

Masalah utama dengan istri-istri jaman sekarang ini adalah mengeluh terhadap apa saja yang tidak bisa didapatkannya. Wanita yang seharusnya menjadi penolong bagi pria malah menjadi perongrong. Apalagi jika dia bekerja dan penghasilannya melebihi penghasilan suaminya. Disuruh berhenti kerja pun tidak bakalan mau. Alasannya klasik, demi kebahagiaan anak. Anak butuh biaya besar, anak butuh mainan, butuh susu, butuh uang sekolah dan butuh ini itu. Yang tidak pernah diungkit adalah anak butuh susu ibunya dan kasih sayang ibunya soale nek bahas itu pasti kalah. Jadi susu ibu diganti susu kaleng. Kalo mungkin susune bapake keluar disuruh nyucucup susu bapak’e.

Apakah pergantian peran seperti ini benar ? Susah sekali menjawab pertanyaan ini tanpa melihat konteks permasalahannya. Secara agama jelas salah. Kepala rumah tangga adalah suami, bukan istri. Tapi tidak bisa dipukul rata ! Nek suamine pengangguran gimana ? Nek suaminya tidak dewasa gimana ? Terus kalo dua-duanya tidak bekerja, biaya rumah tangga ditutup dari mana ? Karena itu setiap pernikahan itu pasti unik. Keberhasilan suatu pernikahan tidak bisa diterapkan begitu saja terhadap pernikahan lainnya. Rencana Tuhan terhadap pernikahan anda berbeda dengan rencanaNya atas pernikahan saya.

" Siapa kepala rumah tangga sebenarnya ? Bukan istri dan juga bukan suami. Tetapi yang memegang uang. "

Istri bisa bekerja dan suami bisa mengurusi rumah tangga tetapi kepala rumah tangganya tetap suami. Namun teori ini sulit dipraktekan dalam kehidupan nyata karena yang memegang kuasa adalah uang. Siapa yang punya uang, dialah kepala rumah tangga sesungguhnya. Karena istri menafkahi suami, maka biasanya dia memiliki perasaan berkuasa atas suaminya. Karena wanita lebih menggunakan perasaannya maka jatah jasmani dan biologisnya sak sukanya dia. Pegel aku, besok ae ! Besoknya juga bilang pegel, lusa ae !

Lusane dipaksa baru mau melayani nafsu bejat (tapi kudus) suaminya sambil bilang. “ Cepetan ! Ndang keluarno ! Wes keluar tah ?”

Selama istri tidak bisa menundukan dirinya dengan menghargai suaminya sebagai kepala rumah tangga maka kehidupan pernikahan jenis ini beresiko tinggi dengan pertengkaran, menjadi perselingkuhan dan berakhir dengan perceraian. Yang pasti tidak mudah nurut dengan orang yang kepandaiannya dibawah kita bukan ? Lah iki kok harus tunduk sama suami yang mbojai ! Tak mikir sek yooo !

Apalagi ditambah dengan gesekan dari teman sekantornya. Wanita tidak bisa menolak gosip karena itu wanita suka ke kamar mandi bersama temannya. Cerita si ini gini, si itu begitu, si anu beganu dan akhirnya saling menceritakan kejelekan suaminya. Terus dinasihati….bodoh kamu, buat apa memelihara laki-laki kayak gitu ! Diginikan aja….bla...bla...bla...blaa...ba...bi...bu ! Kena deh pasangan anda dengan omongannya.

Anda yang di rumah, yang setiap hari cuci baju, cuci botol susu, bersihkan pupnya, muter-muter kesana-kemari tidak mengerti kenapa kok istri anda berubah menjadi wanita yang dingin, egois dan merasa superior.

Pada dasarnya, Tuhan menciptakan pria dan wanita itu dengan perannya masing-masing. Peran bekerja diberikan kepada pria sedangkan peran mengurusi rumah tangga kepada wanita. Ini adalah blueprint-Nya untuk rumah tangga pernikahan. Tuhan konsisten dengan sistem ini, Dia menjadikan Kristus sebagai kepala dan jemaat sebagai tubuh. Kristus adalah mempelai pria dan jemaat adalah mempelai wanita. Bahkan konsep berkat di jaman purbakala pun sudah seperti sistem ini. Berkat diturunkan dari kepala, turun ke janggut dan jubah hingga ke kaki.

Karena perubahan zaman, bolehkah sistem pernikahan ini disesuaikan ? Silahkan, tetapi harus dikembalikan ke sistem yang telah dirancang oleh Tuhan. Pria harus berpikir keras supaya penghasilannya melebihi istrinya, pria harus mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya dan keluar sebagai pemenang. Yang pasti, suami harus berusaha dulu, bagaimana caranya itu urusan Tuhan. Cepat atau lambat, jalan pasti terbuka. Karena Tuhan yang merancang sistem ini, maka Dia juga yang akan menuntun anda ke sistem pernikahan yang benar.

Apakah anda bisa momong anak dan bekerja ? Apakah mungkin hasil kerja anda bisa melebihi penghasilan istri anda ? Saya akan ceritakan kepada anda apa yang telah Tuhan lakukan atas hidup saya

Jasa pembuatan website wapannuri surabayaAkhir tahun 2011 saya memiliki keyakinan dari Tuhan bahwa inilah saatnya untuk keluar dari pekerjaan saya. Gambaran saya tentang pekerjaan masa depan adalah bekerja sebagai pembuat website. Feeling ini saya dapatkan tahun 2008. Saya lulusan Ekonomi di Widya Mandala Surabaya. Dan membuat website adalah keahlian yang tidak saya miliki. Saya bisa Photoshop dan CorelDraw, tapi tidak pernah membuat website. Jadi saya belajar mulai dari nol bidang yang sama sekali baru. Saya tidak pernah menulis, tidak ngerti apa-apa tentang SEO. Pokok’e waktu itu saya bodoh dan sama seperti anda yang baru mengenal internet. Tulisan pertama saya di Wapannuri.com ini adalah tanggal 15 Februari 2008 yang berjudul The Amazing Man.Semenjak itu saya belajar menulis, belajar SEO, belajar membuat website dan segala sesuatu yang berhubungan dengan internet. Dan tahun itu pula saya menikah.

Proyek website pertama yang saya buat adalah AvtechSurabaya.com, distributor CCTV merk Avtech di Surabaya. Saya kerjakan pertengahan tahun 2011. Masih bekerja di perusahaan lama saya, tapi sudah tidak memiliki semangat lagi. Males bangun pagi buat berangkat kerja, males soro rek !

Tanggal tepatnya keluar kerja sih saya sudah lupa, yang saya ingat, tahun awal tahun 2012 saya sudah dirumah terus. Mengerjakan apa saja yang bisa saya kerjakan. Selama 5 bulan, saya tidak memiliki proyek website yang bisa dikerjakan, jadi penghasilan saya dari menjual barang-barang yang tidak terpakai. Jualan HT, jualan earphone, jualan alat komputer bekas. Pokok’e yang bisa dijual dan halal.

Tepat tanggal 21 Mei 2012 saya mendapatkan proyek website pertama saya. Itupun dari teman SMA saya, Bos Tjwan yang websitenya GarmenSurabaya.com. Dapatnya gak banyak, cuman 500.000 rupiah saja. Itupun senangnya setengah mati. Ternyata laku juga diri saya. Disain websitenya masih tetapi hingga sekarang ini. Lumayan juga ternyata disain saya. Saya kasih dia harga spesial karena dialah yang mengajari saya CorelDraw dan Photoshop. Jadi inilah kesempatan saya membalas budinya.

Kemudian saya mendapat ide jualan barang di tokobagus. Agar laku, saya siap ngantar barang sampai ke rumahnya dan bayar di tempat. Namun sayangnya penghasilan saya dengan berjualan di tokobagus ini harus berhenti di bulan Oktober 2012 karena kecelakaan tunggal naik motor yang mengakibatkan saya patah tulang selangka kanan. Stress juga sih saat itu karena gak tau harus berbuat apa untuk mendapatkan uang. Kalo mau yang datang ke tempat saya pak, saya gak bisa COD karena tulang saya putus pak. Gak boleh naik motor selama 3 bulan, gitu sms saya kepada orang yang mau beli barang.

Ternyata ada juga yang mau datang ke tempat saya….Alhamdulilah. Ada saja cara Tuhan kasih rejeki. Pikiran saya tidak ada penghasilan sama sekali, ternyata kebutuhan saya tetap dicukupkan olehNya. Saya mau bekerja tapi tidak bisa karena patah tulang. Dan Tuhan sanggup mendatangkan pembeli, dan itu terbukti.

Web design wapannuri Surabaya

Selama 3 bulan di rumah, saya bosan dan berdoa. Pokok’e mari gini harus dapat proyek website. Emboh darimana datangnya, gimana caranya. Pokok’e mesti dapat duit buat dari ngerjakan website. Dan benar juga, Pertengahan November 2012 ada sms 2 biji yang tanya tentang pembuatan website. SMS yang pertama tanya harga dan SMS kedua ngatur jadwal ketemuan.

Awal Desember 2012 saya kerjakan proyek PoolNJacuzzi.com dan masih tetap saya maintenance hingga saat ini. Ternyata Tuhan memberi saya hadiah yang lebih baik daripada yang dapat saya bayangkan. Tahun 2014 saya dibayari ke Cina selama 6 hari oleh orang ini. Sampe malu sendiri karena tulisan pengalaman ke Cina itu masih belum selesai-selesai. Oh Tuhan…..ha...ha...ha…

Memang pekerjaan saya masih belum mapan, penghasilan yang saya dapatkan pun tidak seberapa besar, tidak cukup untuk menutup biaya rumah tangga. Jadi tabungan saya harus habis. Namun saya justru semakin beriman kepada Tuhan.

Berkat Tuhan atas hidup sayaMasalah keuangan yang saya alami bertambah runyam karena Februari 2013 istri saya baru sadar kalau hamil. Mateng kon ! Duit dari mana buat memenuhi biaya dokter dan vitaminnya. Tapi jalani saja, gak ada gunanya mikir. Toh apa yang saya kuatirkan tentang masa depan belum tentu terjadi. Bahkan mulai Mei 2013 saya harus mengantarkan dan menjemput istri saya karena dia tidak berani setir mobil sendiri.

Pendapatan berkurang drastis, pengeluaran bertambah. Waktu bekerja berkurang, pelanggan banyak yang lari. Ya sudah….rencana Tuhan itu tidak sesuai dengan rencana saya. Perbedaannya terlalu besar, seperti langit dan bumi. Jadi saya jalani saja.

Ketika anak saya lahir, saya tidak memiliki waktu lagi untuk bekerja.

Tiga bulan pertama, dari November sampai Februari saya fokus ngurusi anak saya. Mau kerja tapi gak isa kerja. Tapi tetap saja ada orang yang datang ke untuk beli barang saya. Nah, di akhir Februari 2014 pula saya harus operasi cabut pen tulang bahu kanan. Harus saat itu juga karena istri sedang cuti hamil. Jadi bisa ngurusi anak dan saya sekaligus. Namun bagi saya itu artinya tidak bisa kemana-mana selama 1 - 2 bulan. Gak ada penghasilan lagi….duh....susahnya hidup ini.

Nah, karena istri harus bekerja ikut orang, maka tugas menjaga anak jatuh ke saya dan mertua saya. Ya, mereka tinggal bersama. Waktu kerja saya hanya 4 jam sehari, mulai senin-jumat. Sabtu istri libur jadi saya bisa kerja dari pagi hingga sore.

Keseharian ini saya alami hingga sekarang. Jadi dari pagi jam 8 sampe jam 12.00 siang saya momong dan ngajak mainan si Kenzo. Jam 12.00-13.00 saya bersih-bersih kamar dan makan. Setelah itu baru mengerjakan website atau melayani pembeli yang datang ke tempat saya. Waktu kerja saya efektifnya hanya 5 jam sehari.

" Momong anak, ngurusi rumah tangga dan juga bekerja. Seberapa besar pendapatan saya ? Inilah yang disebut dengan Berkat Tuhan. "

Nah, apakah dengan model kerja seperti ini saya bisa mendapatkan penghasilan yang melebihi istri saya ? Dulu sih tidak bisa, tapi seiring dengan berjalannya waktu penghasilan saya sudah lebih besar darinya. Bayangkan, dia kerja 8 jam sehari, sedangkan saya 5 jam sehari. Saya bisa guyonan dengan anak saya di rumah dan mendapatkan uang.

Enak mana ? Orang yang normal pasti akan berkata enak saya. Orang yang pintar pasti akan memilih gak kerja tapi dikasih uang suaminya. Yup….itulah yang saya tawarkan ke dia, “ Kamu di rumah ae, jaga anak, hasilnya Toko Online ini buat kamu semua ”

Pertanyaan saya, apakah ada wanita yang menolak tawaran seperti ini ? Banyak sekali….termasuk dia. Nah, orang seperti ini disebut apa ?

Ketika semua cara sudah anda lakukan untuk mengembalikan pernikahan anda ke jalan yang benar tetapi tidak berhasil maka anda perlu mencoba cara terakhir sebelum menyerah. Anda harus menghadap Tuhan dan menyerahkan permasalahan ini kepadaNya. Dialah sesungguhnya yang mempertemukan anda dengan pasangan anda. Dialah yang menyatukan anda dan memberkati pernikahan anda. Jadi Tuhan sendiri yang akan berperang, anda akan duduk diam.

Nah, sekarang apa yang paling membuat pria menderita ? Tidak bisa menyalurkan nafsu seksnya. Bayangkan, setiap kali melihat wanita seksi selalu "ngaceng". Otak ini langsung membayangkan "menaiki" wanita itu. Seandainya pria bisa memilih, maka mereka pasti memilih gak cepet terangsang. Tapi mau gimana lagi, memang dari sononya begitu.

Pria menikah karena memiliki harapan bisa memuaskan nafsu seksnya secara teratur dengan orang yang dicintainya. Tapi kenyataannya sungguh mengerikan. Minta jatah harus ngemis-ngemis. Kalo gak minta, gak mungkin dikasih. Ngasih jatahnya pun asal-asalan dan cepet-cepetan. Kalo cekcok, seks dipakai sebagai hukuman.

Sebagai pria dan suami, saya ini bingung. Menikah pasti ada seks, menikah harapannya sampai tua dan mati. Jadi selama 40 tahun kedepan kita semua pasti ketemu dengan seks ini. Kenapa tidak mau belajar hidup bersama seks ? Kenapa para istri tidak mau belajar menikmati seks, kenapa malah menganggap seks sebagai beban ? Lama-lama suaminya bakalan dimusuhi karena minta seks terus. Kan ini aneh, suaminya minta seks ke mana kalo bukan ke istrinya. Ke sekertarisnya gitu tah ? Ke teman kerjanya boleh nggak ?

Kenapa anda sebagai istri merasa dikhianati ketika mendengar suaminya selingkuh dengan teman sekantornya ? Apakah anda sudah melaksanakan kewajiban sebagai pemuas seksnya ? Apakah anda menikmati atau asal-asalan ngomong...Aaaa...A...uiA..A ?

Nah, jika anda seorang suami yang memiliki istri seperti itu apa yang anda lakukan ? Sejujur kacang ijo, pingin tak tukar tambah ae ! Tapi saya memang pria yang bodoh karena tetap bertahan dan terus mengalah.

Ada tiga hal yang menahan saya untuk tidak melakukan tukar tambah ini. Yang pertama adalah iman saya. Apa yang saya alami sekarang ini adalah rencana Tuhan. Tapi kok nyiksa gini ? Tapi kok gak indah gini ? Tapi kok elek gini rencana Tuhan. Mbojai melok Tuhan !

Itulah yang disebut dengan iman, kawan. Kenyataannya memang elek, faktanya memang pasangan yang tidak seimbang, data-datanya memang membuktikan bahwa saya disiksa. Tapi keadaan ini tidak selamanya. Ini salah satu proses kehidupan. Saat ini memang saya tidak bahagia, tapi bukan berarti "tidak bahagia selamanya". Kisah sedih ini bukan akhir, masih ada seri kedua, seri ketiga dan seri keempat dimana saya akan bahagia bersama pasangan saya.

Saya berasal dari keluarga broken, papa saya kecantol wanita idaman lain. Saya kehilangan kasih bapa dan keahlian seorang ayah sebagai pencari nafkah. Saya tidak memiliki figur bapa yang baik. Jika saya melakukan hal yang sama kepada anak saya, maka rusak sudah nama keturunan saya. Kakak saya juga menikah untuk kedua kalinya. Rasanya sih seperti kutukan, dan ini harus diputus. Cukup sampai saya saja. Jika memang harga yang harus saya bayar terlalu mahal maka tak cicil sampe lunas !

Demi kebahagiaan anak dan demi masa depannya. Biar anak saya dua kali lebih hebat dari saya, dua kali lebih kaya dan dua kali lebih bahagia. Kadang pingin soro ngomong, "Nak, nek gede nanti ojok kawin ambek wedok kayak mamamu yooo." Ha...ha...ha...ha. Tapi itu adalah contoh yang buruk. Jadi tidak akan saya ajarkan kepadanya.

" Karena Wapannuri.com ini saya tidak berani selingkuh. Andalah yang menahan dan menguatkan saya. "

Nah, pembaca wapannuri dot kom inilah yang menjadi salah satu penghambat saya untuk tidak menjual di olx.com. Punya barang yang tidak terpakai ? Jual saja di olx, lumayan jadi duit !

Ada beberapa email pribadi yang ditujukan ke saya. Ada yang mengucapakan terima kasih karena tulisan saya menginspirasi mereka, ada yang merasa blog ini memberkati mereka dan juga ada yang meminta saran saya atas permasalahan yang dihadapinya. Laaah... saya ini manusia biasa rek, nek dijadikan panutan berat rek !

Tapi memang benar, susah sekali mencari solusi yang benar di internet. Kebanyakan kopi-paste artikel, point-nya sama tapi dibolak-balik tok susunannya. Saya sendiri yang ngerti sedikit tentang SEO pegel dengan hasil pencariaan google bahasa indonesia. Isini gitu-gitu ae.

Terima kasih sudah menjadi penghambat saya untuk kawin lagi. Saya ini mesti bersedih atau bergembira ? Apa upah yang saya dapatkan dari usaha mempertahankan pernikahan ini ? Apakah saya bahagia ? Apakah saya menderita ?

Saya tidak bahagia dan sekaligus bahagia. Perasaan saya flat...mati rasa. Ha...ha...ha...Mungkin karena biasa diijahati, sering disakiti dan diinjak-injak. Tapi saya tidak menderita sama sekali. Dulunya memang menderita, tapi seiring dengan berjalannya waktu jadi biasa saja. Malahan nikmat loh bisa menjadi pelampiasan orang lain. Dengan kata lain, kebesaran hati saya bertambah besar. Kerendahan hati saya bertambah luas dan ketekunan saya meningkat pesat.

Saya pikir kepribadian saya semakin indah dihadapan Tuhan. Mungkin saya sedikit lebih mirip dengan Tuhan saya, mirip titik tok. Gak apa-apa, pokoke ada kemajuan. Boleh dong sombong sedikit. ^-^`

Inspirasi pernikahan Terus upahnya di dunia apa pak ? Pekerjaan saya diberkati Tuhan. Bayangkan, dengan waktu kerja yang semakin sedikit, dengan barang yang sama, omzet saya meningkat 3 kali lipat dalam hitungan bulan. Jangan salah, saya tidak mengurangi margin keuntungannya. Jadi penghasilan saya juga meningkat konstan seiring dengan omzetnya.

Tahun ini, saya meningkatkan iman saya. Omzet harus meningkat 3 kali lipat dari sekarang ini. Gimana caranya pak ? Emboh... aku dewe yo gak ngerti carane. Tugas saya hanyalah percaya, mengenai caranya itu adalah tugasnya Tuhan.

Bulan ini sih sudah kelihatan perbedaannya, omzet saya meningkat hampir 1 kali lipat, padahal hampir semua orang mengeluh kalo pasar sedang sepi. Yup...itulah anugerah Tuhan, Dia tidak tergantung pasar atau usaha kita. Dia tidak perlu 200 atau 2000 pembeli untuk memberkati saya. Dia hanya perlu 1 orang saja untuk meningkatkan penghasilan saya.

Saya tersiksa namun tidak menderita. Saya tidak bahagia sekaligus bahagia. Namun saya tahu saya diberkati, dicukupi kebutuhannya dan sesekali dituruti keinginannya. Terima kasih Tuhan !


KESIMPULAN
Tulisan yang anda baca ini belum selesai. Ini baru pengantar dan langkah pertama mengatasi masalah rumah tangga pernikahan. Kita belum menyentuh sama sekali langkah kongkretnya.

Tapi pak...ini sudah 13 halaman A4 dengan font 10 dan spasi 1. Mosok belum selesai ! Yo iyo toh rek, anda  kawin 24 jam sehari, 12 bulan setahun. Masalahnya sudah menjadi gunung, mana mungkin bisa selesai dengan 13 halaman ? Yang realistis sedikit dong, paling tidak inilah  topik  selanjutnya yang muncul dalam pikiran saya :

  1. Membahagiakan diri sendiri lebih penting dari menyelesaikan masalah (3-5)
  2. Lima bahasa kasih, solusi hubungan suami-istri
  3. Memulai komunikasi setelah menyelesaikan persepsi

Setetes Harapan di Tengah Pernikahan Yang Bermasalah
Ketika kita sudah melakukan segala sesuatu tetapi tidak ada hasilnya. Mungkin tulisan ini bisa sedikit membuka mata kita.

Share this content