BERPIKIR MENANG – MENANG

Berpikir menang – menang adalah suatu karakter. Bisa dibentuk, menjadi kebiasaan dan dasar dari segala hubungan yang berhasil. Kita mendapatkan apa yang kita inginkan demikian pula orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika hanya salah satu pihak yang mendapatkan manfaat maka hubungan itu akan berlangsung singkat dan pada akhirnya akan berakhir. Tidak ada hubungan jangka panjang dalam situasi menang – kalah. Demikian pula dalam hubungan kalah – kalah, masing – masing pihak tidak mendapatkan apa yang di-inginkan-nya. Tetapi, tidak semua hubungan harus berdasarkan prinsip win – win solution.

Win win solution

 

TENTANG BERPIKIR MENANG – MENANG

Menang – menang adalah suatu kondisi dimana pihak – pihak yang terlibat merasa senang dan puas karena mendapatkan manfaat dari hubungan yang terjadi.  Bisa saja antara anda dengan klien anda, anda dengan supplier anda, anda dengan pasangan anda atau anda dengan atasan anda. Hubungan dengan dasar ini pasti bertahan lama karena tidak ada yang merasa dirugikan.  Masing-masing pihak membawa nuansa koperatif bukan kompetitif, mencari persamaan bukan perbedaan, mengedepankan solusi dan mengecilkan masalah. Win win Solution kedengarannnya idealis namun tidak realitisis. Benarkah demikian ?

Berpikir Menang - menangMemang benar bahwa tidak semua situasi harus berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Jika anda sedang bertanding basket, anda harus menang atau harus kalah. Tidak ada skor sama karena dalam pertandingan, harus ada pemenang. Jika anda bekerja sebagai kepala di kantor cabang Surabaya, anda harus bersaing dengan kepala kantor cabang Jakarta untuk mendapatkan promosi jabatan. Jika anda sedang mengajarkan anak anda sikap disiplin maka anda harus berada di sikap menang – kalah. Jika anak anda dalam bahya, anda mungkin kurang peduli dengan keadaan dan situasi orang lain, menyelamatkannya adalah kepentingan tertinggi.

Jadi, pada hakekatnya saya menang – anda menang adalah suatu alternatif, sebuah pilihan situasional yang harus diusahakan sebisa mungkin. Jika tidak tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan maka pilihannya adalah:

  1. Saya menang dan anda kalah
  2. Saya kalah dan anda menang
  3. Saya kalah demikian juga dengan anda (kalah)
  4. Hubungan ini tidak bisa dilanjutkan lagi !
    ┒('o'┒) LOE, (┌','┐) GUE = ┒(⌣˛⌣)┎ END

Menang – Kalah tidak tepat karena, walaupun saya kelihatan menang dalam suatu konofrontasi dengan anda, perasaan anda, sikap anda kepada saya dan hubungan kita menjadi terpengaruh. Sebagai contoh, jika saya seorang pemasok untuk perusahaan anda, dan saya menang dalam hal persyaratan saya dalam negosiasi tertentu, saya mungkin mendapatkan apa yang saya kehendaki sekarang. Namun, apakah anda akan datang kepada saya lagi ? kemenangan jangka pendek saya sebenarnya akan menjadi kekalahan jangka panjang jika saya tidak memperoleh bisnis lagi dengan anda. Jadi, Menang/kalah dalam kesalingtergantungan sebenarnya adalah kalah-kalah secara jangka panjang.

Sebaliknya jika saya mengalah supaya anda menang, anda mungkin kelihatannya memperoleh apa yang anda kehendaki sekarang. Namun, bagaimana hal itu akan mempengaruhi sikap saya tentang kerja sama dengan anda, tentang pemenuhan kontrak? Saya mungkin tidak merasa antusias untuk meneynangkan anda. Saya mungkin membawa bekas-bekas luka pertempuran ke dalam negosiasi apa pun di masa depan. Sikap saya terhadap anda dan perusahaan anda mungkin menyebar karena saya berhubungan dengan orang lain dalam industri tersebut. Jadi kita pun kembali masuk ke kondisi kalah-kalah lagi.

Berpikir menang - kalahJika saya berfokus pada keuntungan saya sendiri dan tidak memperdulikan sudut pandang anda, maka anda tidak memiliki dasar untuk berhubungan dengan saya. Dalam jangka panjang, jika anda dan saya tidak saling menang, artinya kita sama-sama kalah !

Ketika tidak tercapai win–win solution, maka pilihan anda hanya ada dua: win-lose solution atau tidak sama sekali.

Tidak sama sekali pada dasarnya berarti bahwa jika kita tidak dapat memperoleh solusi yang akan menguntungkan kita berdua, kita sepakat untuk tidak sepakat. Tidak ada kontrak kerja, tidak ada harapan yang tercipta dan tidak ada kewajiban bagi masing-masing pihak. Saya tidak mempekerjakan anda atau kita tidak menerima pekerjaan tertentu karena nilai – nilai kita dan tujuan kita berlawanan. Jauh lebih baik menyadari ini di muka dan bukannya belakangan ketika harapan sudah terbentuk dan kedua belah pihak kecewa.

Ketika tidak sama sekali menjadi pilihan kita bersama, kita merasa bebas karena tidak perlu memanipulasi orang lain, untuk memaksakan agenda anda, untuk mendesakkan apa yang anda inginkan. Anda dapat terbuka. Anda dapat benar-benar berusaha mengerti akar masalah yang mendasari posisi tertentu.

 

CARA BERPIKIR MENANG - MENANG

Hanya orang yang memiliki integritas, kedewasaan karakter dan mental kelimpahan saja yang bisa menerapkan solusi saling menang. Tanpa Integritas, orang akan merasakan sikap bermuka dua dan mereka pun menjadi berhati-hati ketika berhubungan dengan kita. Tanpa ada dasar kepercayaan, maka mereka merasa dirinya dimanipulasi oleh teknik berkomunikasi kita. Integritas adalah nilai – nilai yang kita percayai dan kita laksanakan setiap hari. Integritas adalah berjanji dan menepatinya. Integritas adalah kesesuaian antara perkataan dengan tingkah laku kita. Memiliki integritas berarti mengetahui letak kekuatan dan kelemahan diri.

Kedewasaan karakter adalah keseimbangan antara keberanian dan toleransi. Jika seseorang dapat mengekspresikan perasaan dan keyakinannya dengan keberanian yang diimbangi dengan pertimbangan akan perasaan dan keyakinan orang lain, maka ia sudah memiliki karakter yang dewasa, khususnya jika persoalannya sangat penting bagi kedua belah pihak.  Berpikir menang – menang adalah perwujudan dari keberanian dan toleransi yang seimbang.

Integritas karakter Jika saya berani namun tidak memiliki toleransi maka saya akan berpikir menang – kalah dalam hubungan saya. Saya akan kuat dan memaksakan ego. Saya akan bertahan pada keyakinan saya dengan tidak memperdulikan keyakinan anda.

Jika saya mengedepankan toleransi daripada keberanian saya, maka saya akan memilih sikap kalah-menang. 

Jika saya memiliki keberanian dan toleransi yang seimbang, saya akan mencoba memahami anda dan menyampaikan harapan dan keinginan saya supaya win-win solution bisa tercapai.

Kebanyakan orang hidup dalam mentalitas kelangkaan, bukan mentalitas kelimpahan. Mereka melihat bahwa hidup hanya memiliki sedemikian saja, seolah hanya ada satu kue di luar sana. Dan jika seseorang ingin mendapatkan potongan yang besar dari kut itu, hal itu berarti lebih sedikit untuk orang lain. Mentalitas kelangkaan adalah paradigma hidup zero-sum (pertambahan pada yang satu berarti pengurangan pada yang lain).

Orang dengan mental kelangkaan sulit memberi penghargaan, kekuasaan, atau keuntungan kepada orang lain. Mereka sulit sekali menjadi benar-benar bahagia atas keberhasilan orang lain. Seolah – olah “sesuatu” dari dalam dirinya direbut ketika orang lain menerima pengakuan khusus atau rejeki nomplok atau keberhasilan. Nilai diri mereka diperoleh melalui perbandingan dan keberhasilan orang lain adalah kegagalan mereka.

Sering kali, orang dengan mental ini menyembunyikan harapan agar orang lain menderita kemalangan. Mereka selalu membandingkan, selalu bersaing. Mereka mengerahkan energi mereka untuk memiliki benda-benda supaya merasa berharga. Meraka ingin agar orang lain menjadi seperti yang mereka inginkan. Mereka sering ining menciptakan tiruan orang-orang itu, dan mereka mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang patuh, yang tidak menentang mereka, orang – orang yang lebih lemah dari mereka.

 

KESIMPULAN
Usahakan untuk mencapai solusi menang – menang dalam setiap hubungan dengan orang lain karena itulah satu-satunya bentuk hubungan yang dapat diterima dan mampu bertahan dalam segala situasi. Mengalah supaya orang lain menang atau menang supaya orang lain kalah hanya akan berakhir dengan kekecewaan, tekanan dan pemutusan hubungan. Jika tidak ada solusi yang berakhir dengan kemenangan kedua belah pihak, maka pilihan yang harus anda ambil adalah “Tidak sama sekali.”

Dengan tidak sama sekali sebagai pilihan, anda dapat dengan jujur berkata, “Saya hanya ingin win win solution. Saya ingin menang dan saja juga ingin anda menang. Saya tidak mau mendapatkan apa yang saya inginkan dan membuat anda merasa tidak enak, karena pada akhirnya hal ini akan muncul ke permukaan dan menimbulkan penarikan diri. Sebaliknya, saya rasa anda tidak akan merasa senang jika anda mendapatkan apa yang anda inginkan sementara saya menyerah. Jadi mari kita berusaha untuk sama – sama mendapatkan keuntungan dari hubungan ini.  Dan jika kita tidak mendapatkan solusi menang – menang, kita sepakat bahwa kita tidak akan mengadakan transaksi sama sekali. Akan lebih baik untuk tidak mengadakan kontrak kerja daripada menjalani keputusan yang tidak benar untuk kita berdua. Saat ini kita masih belum jodoh, mungkin lain waktu.”

Hukum Rasa Percaya Diri dan Antusiasme yang Besar
Kisah Team Hoyt , tim ayah dan anak yang akan membuat anda meneteskan air mata

 

Share this content