Kisah Ruth - ibu Obed, kaked Daud. Moyang Yesus

Naomi, nama yang berarti menyenangkan, itu berkata, “ Jangan panggil aku Naomi lagi. Tapi panggil aku Mara karena Tuhan telah melakukan banyak hal yang mendatangkan kepahitan dalam hidupku. Dengan tangan penuh aku pergi, dengan tangan kosong aku kembali. Mengapa aku harus dipanggil Naomi ? Tuhan melawan dan menimpakan malapetaka dalam hidupku. Betul, inilah pembukaan kitab Rut ! Seorang janda tua yang membawa janda muda kembali ke desanya. Seorang janda berarti kabar buruk. Dua orang janda berarti kabar yang sangat buruk. Lebih parah lagi, janda mudanya kafir ! Benar-benar kabar yang amat sangat buruk sekali !

Ruth dan Naomi, Nenek dan ibu Obed

DILEMA RUTH, KEBAHAGIAANKU ATAU KEBAHAGIAANMU

Hanya ada dua wanita kafir dalam sisilah Yesus, Rahab dan Rut. Entah apa maksud sang pencipta kita ini, dua wanita yang berbeda ini ditemukan dan melahirkan Obed, kakek Daud. Boas adalah anak Rahab, perempuan sundal yang selamat dari tembok Yerikho. Rut adalah perempuan Moab yang mengikuti Naomi karena belas kasihnya yang amazing ! Mungkin ini alasan kitab ini diberi judul Rut...bukan kitab Naomi.

“ Naomi pasti mati ! “ demikian pemikiran dalam otaknya…. “ Dia sudah tua ? Mau kerja apa di sana ? Siapa yang menyiapkan makanan untuknya ? Darimana dia memperoleh makanan ? Apakah ada saudara yang peduli dengannya ? Bagaimana kalau tidak ada ? Masakah mertuaku harus menjadi pengemis di desanya ? Bukankah selama ini dia baik kepadaku ? Apakah ini balas budimu kepadanya...Rut...apakah kamu tega ? Bagaimana jika Naomi itu dirimu ? Tanpa harapan, kesepian, sendirian… “

" Mengikuti Naomi adalah jalan penderitaan, tanpa harapan dan kematian.

Tidak ada rumah dan pekerjaan. Bersamanya menjadi janda tuna wisma seumur hidup ! "

“ Tapi…. Bagaimana dengan aku sendiri ? Aku berhak memperoleh kebahagiaan. Aku hidup hanya sekali. Bukan salahku kalau nasibnya memang jelek seperti itu. Salahnya dia sendiri. Salahnya dia pilih suami yang tidak becus ! Salahnya dia, pilih kepala keluarga yang gak bisa mencukupi kebutuhannya. Salahnya prianya yang tidak berpikir panjang menyiapakan tabungan buat hari tuanya. Toh aku orang asing yang sebenarnya tidak punyah utang budi yang layak tak dibayar dengan hidupku. Oke lah… dia memang mertuaku… tapi aku gak dibesarkan olehnya. Aku gak dilahirkan darinya. Selama ini toh aku cari makan sendiri. Hidup sendiri. Kerja sendiri ! Buat apa susah-susah untuk orang lain.

Kalo balas budi yang benar itu balas budi kepada orang tuaku...mereka yang lebih pantas mendapatkan pengabdianku ! Selama ini mereka yang membesarkan aku, mengorbankan hidupnya untukku. Dibandingkan mertuaku...aku lebih pantas berbakti kepada orangtuaku. “

“ Ruth….Orpa….” kata Naomi dengan suara lirih. “ Cukup sampai di sini saja. Jangan ikuti aku lagi. Terima kasih atas apa yang telah kalian lakukan terhadap anak-anakku dan terhadap diriku. Kamu masih muda, masih bisa meraih kebahagiaan. Anak-anakku telah meninggal, kamu tidak memiliki kewajiban apapun terhadap diriku lagi. Pulanglah ke rumahmu, ke orangtua dan ke keluargamu. Aku tidak menyalahkan kamu kalau mau menikah lagi. Itu hakmu. Biarlah aku pulang ke kampung halamanku lagi. Siapa tahu di sana aku bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. “

Hatinya bergetar, perasaannya bergejolak tak menentu. Rut terharu mendengar perkataan Naomi. “ Tegar sekali orang ini !” pikirnya.

“ Sudahlah ! Jangan ikut aku. Tidak ada kebahagiaan di kampung halamanku. Tidak ada harapan yang ada padaku. Yang ada adalah penderitaan. Aku nda tega melihat kalian ikut menderita karena kesalahanku. Hidupku memang menyedihkan. Tuhan tidak berkenan kepadaku. Dia menutup jalanNya. “ sambung Naomi kembali. “ Biarlah aku yang menanggung penderitaan ini sendiri. Kamu masih muda, jalan masih panjang bagimu. Kamu bisa bahagia jika tetap berada di sini. Kesempatan hidup yang lebih baik lebih besar di sini. Aku tidak menyalahkan keputusanmu. Bahkan aku menyuruh kamu untuk di sini. Karena aku menyayangi kamu. Ini yang terbaik buat hidupmu. “

Perpisahan Ruth, Orpa dan Naomi

Tidak ada yang salah dengan Orpa yang memilih meninggalkan Naomi dan kembali ke rumahnya. Ketika harus memilih antara kebahagiaanku dengan kebahagianmu, sudah sewajarnyalah orang memilih kebahagiaanku. Apalagi hubungannya adalah mertua dan menantu. Tidak ada hubungan darah ataupun keluarga.

Dilema ini seharusnya berbeda jika menyangkut hubungan antara orangtua dan anak. Seharusnya orangtua mengorbankan kebahagiaannya untuk kebahagiaan anak. Dan sebaliknya anak juga mengorbankan kebahagiaannya untuk kebahagiaan orangtuanya.

Itulah yang Naomi lakukan untuk Ruth dan Orpa. Dia menganggap mereka anaknya sendiri. Dan sudah menjadi kewajiban orangtua untuk membahagiakan anak-anaknya. Orangtua tidak pernah meminta balas budi. Seorang ibu hanya memberi, tak harap kembali. Dia tidak akan pernah memberitahukan kesusahan yang dialaminya. Orangtua selalu tampak tegar dan bahagia walau di dalam hati merana, tak tahu dapat uang dari mana untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

“Rut….Orpa memilih jalan yang baik. Kamu juga kembalilah ke rumahmu. “ sambung Naomi

Tidak…. Pikir Rut… aku tidak bisa meninggalkan Naomi. Dia memang bukan ibu kandungku, tetapi dia menyayangiku dan menganggapku anak kandungnya sendiri. Tidak pantas orang sebaik ini keleleran di jalan, kesepian dan mati dalam kesendirian.

Walaupun aku tahu….masa depanku dengan orang ini suram. Biarlah hidupku ini berguna bagi Naomi. Setidak-tidaknya dia tidak kelaparan, tidak kesepian dan meninggal dengan aku disampingnya. Setelah itu biarlah aku mencari kebahagiaanku, pikir Rut

“ Jangan paksa aku lagi. Aku akan ikut engkau kemanapun engkau pergi. Dimana kamu tidur, di situlah aku juga tidur. Dimana engkau mati, di situlah aku juga mati. “ kata Rut.

Tanpa harapan, tanpa kepastian, kedua janda itu berjalan ke Betlehem. Hanya satu tujuan mereka… bertahan hidup !

TUGAS NAOMI, MEMBAWA RUTH KEPADA BOAS

Yesus anak Daud. Daud anak Isai. Isai anak Obed. Obed anak Boas dari Rut. Ya. Itulah alasan kitab Ruth masuk dalam Kitab Suci. Ruth adalah salah satu nenek moyang Daud. Tetapi Matius 1 tidak berhenti sampai di Ruth saja.

Rahab, ibu Boas suami Naomi

Boas anak Salmon dari Rahab. Siapakah Rahab ? Seorang pelacur kafir yang selamat dari penghancuran tembok Yerikho. Mengapa Tuhan mengantarkan bangsa Israel melewati Yerikho ? Apa tidak ada jalan lain ?

Karena Tuhan mau memakai Rahab untuk melahirkan Boas. Walaupun harus menghancurkan satu kota, Dia tetap melakukanNya. Ketika Tuhan menginginkan sesuatu, Dia pasti mengejarnya. Tidak peduli apapun hambatannya. Berapapun harganya, Tuhan pasti membayarNya. Lunas ! Gak pake utang.

Seberapa mahal harga yang harus dibayar Tuhan untuk menyelamatkan anda ? Satu kota ? Satu negara ? Satu dunia ?

Bahkan anak tunggalNya pun diberikan untuk membayar anda dan saya.

Naomi itu seperti Yohanes pembatis yang diutus Allah untuk mendahului kedatangan Mesias. Naomi yang meratakan gunung dan menimbun lembah. Naomilah yang mempersiapkan Ruth agar layak dihadapan Allah. Imannya, ketabahannya, ketegarannya menjadi teladan hidup bagi Ruth.

Berangkat dengan penuh, kembali dengan tangan kosong. Naomi memang kehilangan kepercayaannya kepada Allah, tetapi dia tidak kehilangan imannya. Allah mengangkat tanganNya kepadaku. Allah melawan aku. Tetapi aku tahu Allah itu ada dan berkuasa atas hidupku.

Tidak masalah jika kita marah kepada Allah atas penderitaan yang kita alami. Allah mengerti. Dia peduli. Tetapi itulah harga yang harus dibayar untuk sesuatu yang amat sangat besar. Seandainya saja Allah menampakkan dirinya kepada Naomi, mungkin saja dia menjadi lebih tegar menghadapi cobaan ini. Seandainya saja Allah menampakkan dirinya kepada anda semua yang putus asa, kecewa dan patah semangat. Mungkin saja anda lebih bahagia.

Tetapi kenyataanya tidak ! Allah tidak menampakkan dirinya. Baik kepada Naomi maupun kepada kita. Mengapa ? Karena Dia tahu anda adalah jenis manusia yang semakin ditekan, semakin kuat. Anda bukan orang ecek-ecek. Anda orang pilihan Allah level ZERO.

Berapapun harga yang harus dibayar Tuhan untuk mendapatkan anda, Dia akan membayarNya. Dan Tuhan tahu, biaya untuk merawat jauh lebih besar daripada biaya untuk membeli. Seorang ayah yang tahu “keahlian ini” penting bagi kehidupan anaknya, tak akan segan-segan menghajar anaknya. Tuhan pun akan menjadi tega jika tahu “penderitaan ini dan penderitaan itu” akan membentuk karakter anda menjadi serupa denganNya.

Karena tujuanNya menciptakan manusia agar mereka menjadi serupa dengan gambar dan rupaNya. Di tengah dunia yang bebas. Tuhan berjudi dengan kita semua. Seperti yang dia lakukan terhadap Ayub.

Naomi….seorang wanita paruh baya yang tidak mengerti apa-apa tentang penderitaanya, hanya bisa bertanya:

  • Mengapa aku harus mengalami semua ini ?
  • Apa dosaku sehingga Tuhan menghukumku ?
  • Sampai kapan ? Seberapa lama lagi ujian ini selesai ?
  • Mana janji Tuhan ? Katanya akan memberkati ? Mana kenyataannya ?
Naomi dan Obed cucunya

Apakah saat ini anda mempunyai pertanyaan yang sama dengan Naomi ? Mungkin saja Tuhan sedang membentuk anda untuk sesuatu yang tidak bisa kita pahami. Sesuatu yang jangka waktunya 50 tahun kedepan. Yang tidak terpikirkan, yang tidak kita dengar dan tidak kita lihat.

Ruth akhirnya menikah dengan Boas dan melahirkan seorang anak laki-laki. Itu saja yang dapat dilihat, dipegang dan dinikmati Naomi.

Alangkah hebatnya anak itu, dibesarkan oleh nenek yang pernah mengalami pahitnya kehidupan, sedemikian pahit sehingga hanya baju saja yang tersisa dari hidupnya.

Tetapi Tuhan itu setia ! Dia tidak pernah meninggalkan umatnya. Dia mendengar dan menjawab doa kita.

Begitu banyak cerita hebat yang akan didengar Obed dari neneknya.

Nun jauh di atas sana...sang pencipta berkata, “Satu pekerjaan selesai. Mari kita siapkan Samuel. “


KESIMPULAN
Kitab Ruth ditutup dengan sisilah Daud. Karena memang itu tujuan utamanya. Dilanjutkan dengan kitab Samuel sambil menunggu kelahiran Daud.

Tuhan bekerja kesana kemari tanpa pernah kita pahami. Karena kita berfokus pada diri sendiri. Dia menghajar kita, namun juga menghajar orang lain. Yang pada akhirnya akan bertemu untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar. Seperti Rahab yang tertulis sekilas di kitab Yosua ternyata muncul kembali di cerita Ruth.