CANDU!

Candu adalah sesuatu yang membuat kita ingin hal tersebut terus-menerus. Ada yang kecanduan sabu-sabu, ada juga yang kecanduan maen game, chatting, pacaran, dan forex (saya ini, sekarang ini!)

Kecanduan adalah tingkah laku yang tidak benar, sama halnya dengan sesuatu yang berlebihan. Makan berlebihan tidak baik karena bisa menyebabkan kita gendut, kerja berlebihan juga tiak baik karena bisa menyebabkan sakit lever. Demikian juga dengan maen forex berlebihan juga tidak baik, karena bisa membuat kita kehilangan uang dan kekurangan waktu tidur (he...he...he...seperti saya sekarang ini !) Tapi...masih tetep kecanduan forex, padahal tahu kalo gak baik...

Memang benar, bebicara lebih mudah daripada bertindak. Disiplin mudah diucapkan namun sulit untuk dilakukan !

Kecanduan Travian
Game Online Travian membuat orang kecanduan! Bagaimana dengan anda ? Saya dulu kecanduan! Tetapi sekarang tidak lagi!

SETIAP ORANG ADALAH PENCANDU
Karena kata candu diasumsikan sebagai kata yang berkonotasi negatif maka orang – orang menggantinya dengan kata “hobi”. Namun, apa sih bedanya kata “candu” dan “hobi” (selain yang satu berkonotasi negatif dan yang satunya lagi bermakna positif) ? Bukankah kedua kata tersebut adalah permainan kata – kata ? Makna sama tetapi diberi nilai plus dan minus oleh masyarakat.

Saya hobi dengan komputer. Saya suka mengutak-atik komputer saya, sehingga komputer saya punya banyak akesoris, speaker yang dung-dung-dung, punya website sendiri, bisa bikin satu komputer dipake rame-rame, bisa bikin video pribadi sendiri, foto klip sendiri, dan sesuatu yang berhubungan dengan komputer....Saya punya PC, punya LAPTOP, dan juga punya PDA....ha...ha... ..ha...maniak gadget neh...!

Pertanyaan saya, apakah saya hobi komputer ataukah saya kecanduan komputer ? Apakah kata “hobi = candu” atau  “hobi >< candu“ ?

CANDU YANG BAIK
Kecanduan tidak selalu buruk. Kecanduan baru menjadi salah jika tidak diikuti dengan tanggungjawab. Dan tanggungjawab selalu berhubungan dengan peran kita.

Saya sebagai seorang suami (baru setahun menikah loh) mempunyai tanggungjawab kepada istri saya untuk memberinya nafkah lahir dan batin (ini yang enak!) Kalau ngomong mengenai nafkah lahir dan batin ini bisa luas pengertiannya, misalnya aja tiap hari minggu mesti ajak jalan – jalan,  beli barang kesayangannya dia setahun sekali (waktu ultah yooo!), ajak mertua makan di resto favorit, ngajak omong-omong, dan banyaak sekali deh termasuk rajin menabung buat calon anak, biaya sekolah, biaya susu....biaya listirk, tamasya ke luar negeri....wuuuuakeeh puoool !

Selama saya bisa menjalankan peran saya sebagai seorang suami maka candu forex saya tidak akan menjadi candu yang negatif. Tapi sebagai candu untuk mengisi waktu luang saya yang masih tersisa....

Tanggungjawab dan peran saya yang kedua adalah sebagai seorang manusia. Artinya saya mempunyai kewajiban terhadap tubuh saya, dan inilah yang saya sebut sebagai disiplin. Tubuh mempunyai batas kemampuan dan keterbatasan. Demikian pula dengan mesin. Mesin yang dijalankan terus - menerus saja bisa rusak apalagi tubuh kita. Cuman bedanya, kalo mesin rusak, kita tinggal beli sparepartnya, utak-atik sedikit, lalu dijalankan lagi sampe jebol semua, lalu beli lagi yang baru, yang lebih canggih !

Tubuh kita tidak se plug and play kayak mesin. Gak bisa beli spare part dan diutak-atik sendiri. Kalo jebol gak bisa beli lagi yang baru, yang ada cuman bekas...dan harganya mahal lagi ! Ongkos servisnya ? Jauh lebih mahal dari spare partnya bos !

Yang kita ngomong tadi hal – hal yang secara fisik, padahal sebagai manusia kita mempunyai aspek fisik dan psikis. Kerusakan atau masalah psikologi (mental) tidak semudah dan semurah itu biayanya.

Kepuasan adalah suatu yang tidak bisa dinilai. Demikian pula dengan stress yang muncul. Siapa bilang yang namanya hobi nggak pake pikiran ? Siapa yang gak tahu kalau hobi membutuhkan disiplin ?

CANDU YANG BERMANFAAT
Candu selalu menghasilkan sesuatu, entah itu positif atau negatif. Masalahnya, kita hidup di dunia yang instan, dimana untuk mendapatkan sesuatu tidak membutuhkan waktu yang lama. Mau makan, tinggal beli beras di toko sebelah, dibersihkan, dimasukkan ke rice cooker, teeeng....nasi dah mateng. Tinggal lauknya, beli bebek di Cak Nan, minta sambel dan bumbu yang banyak, bawa pulang dan dicampur dengan nasi masakan kita. Jadilah nasi bebek ! He...he... he...

Kalo jaman 10.000 BC, untuk bisa makan nasi bebek caranya kayak gini. Kita mesti ke luar, ambil batu untuk mencangkul tanah di pekarangan kita, kemudian menaburkan bibit padi. Setiap hari kita nimba air di kali petemon untuk menyirami tanaman kita. Setelah empat bulan baru jadi beras.

Untuk si bebek, kita mesti ambil panah dan busur dulu. Jalan 3 hari untuk ke sungai lapindo. Tunggu kumpulan bebek untuk minum air dan mandi. Kira-kira sore hari, kita mesti panah tuh bebek untuk dijadikan lauk kita. Dan mesti nangkep dua ekor, harus bebek cowok dan bebek cewek. Terus dikawinkan di rumah. Nanti 4 bulan kedepan kita gak perlu ke sungai untuk nangkep bebek lagi sebab dah ada bebek-bebek kecil yang lahir di dunia ini.

Total waktu yang kita butuhkan untuk masak nasi bebek di jaman 10.000 BC adalah 4 bulan. Kalo jaman sekarang ? Cukup 40 menit !

Jadi, maksud saya (setelah ngomong ngalor ngidul) adalah sekaran ini jaman instan, tapi bukan berarti segala sesuatu bisa didapat dengan instan. Daftar produk non-instan tersebut adalah :
- menjadi kaya
- menjadi kaya melalui forex
- menjadi kaya melalui internet
- muda kaya raya, tua hura-hura, mati masuk surga
- cara cepat kaya

Bukannya saya menyangkal ada orang-orang yang menjadi kaya dari daftar yang saya sebutkan tadi....Saya percaya dan saya mengenal beberapa dari mereka. Tapi...ini loh....tapinya....mereka adalah orang-orang yang istimewa, yang muncul seorang dari sejuta ! Mereka adalah mereka, dan kita adalah kita.

Kedua, meskipun mereka orang istimewa, bukan berarti kekayaan mereka datang tanpa kerja keras. Saya tulis “kerja keras” bukan “usaha” ! Dan mereka melakukannya karena mereka kecanduan.....pecandu berat !

Share this content