ANALISA HASIL QUICK COUNT PILPRES 2014
Dari 11 lembaga surey Indonesia, 7 memenangkan Jokowi sebagai presiden, sisanya 4 memenangkan Prabowo. Dari dua hasil yang berbeda, pasti ada yang benar dan ada yang salah. Yang mayoritas belum tentu benar, demikian pula yang minoritas belum tentu salah. Sebagai manusia yang berakal budi seharusnya kita bisa menganalisa data yang ada dan menarik kesimpulan yang logis. Saya akan bimbing anda selangkah demi selangkah.
ALASAN MEMILIH PRABOWO
Saya masih bisa menerima alasan orang pedesaan yang memilih Prabowo - Hatta sebagai Capres 2014. Mereka memiliki informasi yang terbatas tentang profil calon presidennya, berpikir layaknya orang desa yang sederhana...asal bisa makan, minum dan berkumpul bersama keluarga sudah cukup. Saya juga bisa menerima alasan orang memiliki kelainan otak karena tidak bisa berpikir dengan baik. Namun saya benar-benar tidak bisa memahami cara berpikir orang perkotaan yang memilih Prabowo-Hatta daripada Jokowi-JK.
JENIS BASUKI "AHOK" TJHAYA PURNAMA
Semua orang tahu Ahok yang dulunya WaGub Jokowi. Dan mereka juga tahu Koh Ahok ini dari Partai Gerindra. Jadi saya bisa memahami alasannya untuk mencoblos pasangan Prabowo-Hatta pada pemilu 9 Juli 2014 besok.
Mencoblos partainya sendiri adalah undang-undang dasar setiap partai politik. Sekalipun hati nuraninya bertentangan dengan pilihan partainya dia tetap memiliki kewajiban untuk mendukung keputusan partai. Mencoblos partai lain sekalipun tidak ketahuan orang lain pun tetap diketahui dirinya sendiri. Mau taat terhadap kepentingan partai atau kepentingan pribadi ?
Memang asas Pemilu adalah Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia. Tetapi kader partai Gerinda sudah bisa ditebak pilihan presidennya.
Demikian pula kader PDI-P. Jokowi pasti mencoblos capres no.2, Prabowo juga pasti mencoblos dirinya sendiri. Saya bisa mengerti alasan Ahok mencoblos Prabowo-Hatta.
JENIS JUDIKA INDONESIA IDOL
Judika dulunya bukan siapa-siapa setelah kalah oleh Mike Mohende di Indonesia Idol season kedua tahun 2005. Namun kita sekarang mengenal nama Judika lagi setelah diangkat Ahmad Dani dalam salah satu grup bandnya Mahadewa.
Ya, Judika Nalon Abadi Sihotang memiliki hutang budi kepada Ahmad Dani. Dan karena Ahmad Dani memilih Prabowo-Hatta, maka Judika memiliki kewajiban untuk juga memilih Capres pilihan dewa penolongnya.
Saya bisa memahami alasan orang-orang yang memilih Prabowo-Hatta karena pernah ditolong secara pribadi.
JENIS ABURIZAL BAKRIE
ARB dikenal orang banyak karena kasus Lumpur Lapindo, BUMI dan Bakerie Life. Semuanya berita negatif. Perusahaannya bermasalah dengan rakyat, pemegang saham dan konsumennya. Hutang perusahaannya tidak dibayar. Kalo rugi negara disuruh nanggung, kalo untung masuk kantong sendiri.
Katanya Lapindo tidak memiliki dana untuk menganti rugi, tetapi mampu jor-joran iklan di televisi sebagai calon presiden 2014. Saya bisa memahami alasan orang-orang bermasalah ini memilih Prabowo-Hatta. Kasus ditutup dan tidak terbukti bersalah !
JENIS ORANG SUSAH
Karena pembangunan tidak merata, banyak orang pergi ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Mereka memiliki harapan tanpa disertai keahlian. Alhasil menjadi pengganguran, gelandangan bahkan tidak sedikit yang menjadi buronan.
Jenis ini mau melakukan apa saja untuk bisa makan, termasuk tawaran mencoblos dengan imbalan uang ala kadarnya. Toh "kerjanya" tidak sampai 5 menit. Daftar, coblos dan gajian ! Selesai....siapa yang tidak mau model kerja seperti ini ?
JENIS ORANG MALAS BERPIKIR
Otak manusia berbeda dengan otak binatang sekalipun sama-sama mempunyai otak yang berbentuk seperti otak.... putih, kenyal dan enak. Perbedaannya di fungsi bukan ukurannya. Otak gajah lebih besar daripada otak manusia dan sebaliknya otak anjing lebih kecil daripada otak manusia. Namun dari ketiganya manusia tetap lebih cerdas.
Otak manusia bisa mengolah informasi, bukan hanya merespon rangsangan yang masuk.
Setelah tangannya terbakar karena sakit, baik binatang maupun manusia akan menghindari api.
Otaknya memerintahkan tubuhnya untuk menjaga jarak aman dari api. Setelah tahu mencoblos partai koruptor tidak merubah kehidupannya sendiri maka otaknya akan memerintahkan untuk tidak mencoblos lagi partai tersebut. Lain dengan binatang yang tetap mencoblos ketika disodori kertas pemilu.
Karena otak binatang tahu setelah melubangi kertas tersebut akan ada hadiah menanti. Masalah besok seperti apa dia gak bisa berpikir lebih jauh sebab otaknya tidak memiliki kemampuan menganalisa. Hanya stimulus dan respon.
Nah, anda salah jika mengasumsikan kesemua jenis pemilih tadi jumlahnya minoritas ! Mari kita lihat data-datanya
PRABOWO MENANG 59% DIATAS KERTAS
Sangat wajar jika Prabowo meng-klaim dialah Pemenang PilPres 2014 ini karena data yang ada memang demikian. Patokannya adalah hasil pemilu legislatif 2014 lalu :
Data ini saya kutip dari Wikipedia, bukan dari TV ONE. Anda bisa cek sendiri di KPU.go.id. Saya lebih suka mengambil data dari wikipedia karena pasti tidak dihapus sampai kapanpun juga. Dan wikipedia ini sifatnya netral, akurat dan global. Tidak mungkin bisa dimanipulasi oleh lembaga survey abal-abal.
Nah, hasil ini diperkuat dengan quick count dari 4 Lembaga Survey ini :
Anehnya, tanggal 10 Juli 2014 kemarin saham Viva dan MNC terjun bebas. Pada pukul 11.40, saham Viva longsor sebesar 4,85% sedangkan saham MNC longsor 4,21%. Padahal IHSG naik 140 poin dan nilai tukar rupiah naik 3,5% ke posisis Rp 11.518 per dolar AS. Sedangkan saham SCTV naik 3,34%. Beritanya dapat anda lihat di kontan.co.id
Artinya, pasar memberikan respon positif terhadap hasil quick count yang memenangkan Jokowi-JK dan memberikan nilai negatif terhadap kinerja perusahaan Viva dan MNC. Setelah saya selidiki lebih lanjut ternyata :
- Hasil Survy Puskopatis lebih sering salah daripada benarnya. Datanya bisa anda lihat di bisnis.com
- IRC tidak diakui KPU sebagai lembaga survey yang kredibel.
- LSN milik Mahfud, MD yang merupakan ketua Tim Suksesnya Prabowo-Hatta
- JSI berkantor di MNC tower milik Hary Tanoesoedibjo.
- TV One merupakan grup Viva menanyangkan hasil survey dari keempat lembaga survey tersebut
- RCTI juga menanyangkan hasil survey tersebut yang merupakan anak perusahaan dari MNC.
- SCTV tidak menayangkan hasil ke-empat lembaga survey tersebut.
MENGAPA JOKOWI BISA MENANG PEMILIHAN PRESIDEN ?
Jangan - jangan kubu Jokowi yang ternyata memanipulasi quick count PilPres 2014 ini ? Dari acuan data pemilu legislatif 2014 lalu seharusnya perolehan suara Jokowi hanya 41% saja, tetapi ternyata hasil quick count adalah 52%. Mana mungkin bisa seperti itu ? Meloncat 11%, gak masuk akal ! Justru lebih masuk akal hasil quick count TV ONE !
Mungkinkah yang dizolimi itu ternyata pihak Prabowo-Hatta, bukan Jokowi-JK. Dan mungkin juga penyebar kampanye hitam ternyata adalah pihak Jokowi-JK sendiri. Bukankah Prabowo sasaran empuk jika melihat masa lalunya ? Tanpa memaksakan diri berpikir jernih dan terbuka kita tidak akan bisa menerima hal ini. MIKIR !!
Tetapi tunggu dulu ! Sebelum anda memeras otak anda, ada baiknya anda melihat data di bawah ini :
Total peserta pemilu legislatif 2014 lalu 185.826.024 orang. Yang golput 46.252.097 orang., sisanya 139.573.927 ikut nyoblos. Jumlah suara yang sah 124.972.491 sisanya 14.601.436 tidak sah.
1. Suara Golput menurun dan ikut nyoblos Jokowi
2. Suara yang sah meningkat dan nyoblos Jokowi.
3. Ada pemilih baru yang tidak terdata oleh KPU.
Mana diantara ketiga kemungkinan diatas yang benar ? Untuk sementara ini kita tidak tahu pasti karena data-datanya belum dikeluarkan oleh KPU. Yang bisa kita lakukan hanyalah dari pihak ketiga yang tingkat kebenarannya 90% saja.
Berdasarkan data Kompas, jumlah peserta pemilu Presiden 2014 adalah 190.308.134 orang, naik 4.482.110 orang. Jumlahnya tidak signifikan sehingga kemungkinan ketiga, yaitu pemilih baru yang meningkat kita anggap gugur !
28,69% adalah 54.599.403. Bukannya menurun ternyata angka Golput meningkat !
Demikian pula dengan Golput, atau suara yang tidak digunakan. Kita merasakan antusiasme yang besar terhadap Pemilihan Langsung Presiden tahun 2014 ini, tetapi ternyata tidak benar. Dibandingkan dengan Pemilu Legislatif lalu, ternyata suara golput tetap konstan di angka 20 - 30%
Demikian pula dengan jumlah suara yang tidak sah, tambah banyak. 0,94% dibandingkan dengan 0,78%.
Jadi kemungkinan pertama dan kedua juga gugur. Lalu darimana asal kemenangan pasangan Jokowi-JK ?
Agar lebih jelas, mari kita bandingkan dulu data DPT pemilu legislatif dengan data pemilu presiden 2014 ini.
Ada tambahan suara sebesar 11% atau 20.933.895 DPT yang memilih pasangan Jokowi-JK.
Karena ketiga kemungkinan awal kita sudah gugur, berarti kita harus berani mengambil kemungkinan baru yang agak berani, yaitu ada penghianat partai seperti kata cak Lontong.
KESIMPULAN
Saya sendiri lebih suka tidak menyebut mereka sebagai penghianat partai. Sama halnya saya tidak suka dengan orang yang menyebut Jokowi melakukan pencitraan. Orang benar-benar kerja kok disalahkan, sedangkan orang yang tidak bekerja malah dianggap benar. Inilah wajah sesungguhnya politik.
Untungnya, dengan munculnya Jokowi, bangsa Indonesia lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai, lebih mengunakan otak daripada perasaannya, lebih memilih nurani daripada korupsi. Semoga saja....
Share this content