POLITIK INDONESIA | BREAD AND CIRCUS

Sekalipun berbeda, ajaran dasar politik tetaplah sama, tidak peduli anda berada di Amerika, Singapura, atau Indonesia. Sistemnya adalah Bread and Circus. Jika saya terjemahkan dengan bahasa saya artinya adalah makanan murah dan hiburan. Konsepnya adalah berilah makanan kepada rakyat yang kelaparan maka anda akan dianggap sebagai pemimpin yang adil dan merakyat. Ketika sudah tidak ada lagi makanan , berilah mereka tontonan yang menghibur sebagai pengganti perut keroncongannya.

Bread and Circus ala politik Indonesia
Bread and Circus zaman romawi kuno ! Menghibur ??

 

SEJARAH BREAD AND CIRCUS
Istilah atau lebih tepatnya metafora ini pertama kali dimunculkan oleh seorang penyair Romawi yang bernama Juvenal (sekitar tahun 100 masehi). Dia mengkritik kebijakan politik romawi yang tidak berubah dari tahun 140 SM sampai saat ini. Demi mendapatkan suara orang-orang miskin, mereka memberikan makanan murah dan hiburan yang kelewatan batas. Mengadu manusia dengan harimau seperti dalam film gladiator, membantai budak – budak dengan memaksanya berperang melawan tentara romawi yang bersenjata lengkap. Di masa itu, Cara Bread and Circus menuai sukses yang luar biasa untuk mengantarkan “senator-senator” ini ke kursi kekuasaan.

Sejarah diciptakan manusia dan ditulis untuk terjadi kembali. Bread and Circus masih tetap aktual dan terbukti berhasil hingga saat ini. Yang membedakan hanya cara pengemasannya. Ingat tidak dengan krisis moneter Indonesia tahun 1997 ? Kurs mata uang kita terbanting hingga 800%, dari Rp 2.000 per USDollar naik hingga Rp 16.000 per USDollar. Orang yang dulunya Konglomerat dalam satu hari “Konglo”-nya rontok menjadi Melarat. Apalagi yang sudah melarat, gaji yang dulunya bisa dipake buat sebulan sekarang cuman bisa dibuat dua hari. Kejadian ini membuat Presiden Soeharto di turunkan secara paksa dari kursi yang sudah 30tahun didudukinya. Bukankah hal ini menghibur ? Dan pada akhirnya muncul Megawati dengan semangat baru yang menjanjikan kestabilan ekonomi, beras murah, dan tentunya hiburan. Jadi....after bread is what...what...what ?? Circus dooong !!

 

POLITIK INDONESIA SAAT INI | TIME TO CIRCUS
Bread and Circus dibuat untuk satu tujuan, yaitu mengalihkan perhatian ! Atau bahasa lainnya, menutupi “sesuatu” yang akan terjadi. Pertanyannya seharusnya sederhana, mengapa harus ditutup-tutupi dan apa untungnya ? Jadi, jika bukan “sesuatu” yang besar buat apa ditutup-tutupi ?  Inilah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada pemerintah bukan kepada saya. Namun, sejarah membuktikan bahwa jawaban atas pertanyaan ini tidak pernah keluar dari corong pemerintah. Anehnya, tiap lima tahun sekali kita mencoblos gambar dan logo mereka untuk duduk di kursi pemerintahan.

Mari kita lihat kasus Century sekilas. Kasus ini dimulai dari email seorang broker yang bernama Erick kepada nasabahnya. Dia menyebutkan beberapa buah bank yang kesulitan likuiditas dan meminta mereka untuk bertindak bijak jika mempunyai simpanan di bank yang disebutkan tadi. Tak tahu bagaimana caranya, email Erick tersebut akhirnya tersebar luas di masyarakat. Ujung-ujungnya Erick ditangkap karena melanggar Undang-Undang, pasalnya saya lupa! Tapi....beberapa saat kemudian muncul bank-bank yang terkena penalty akibat kurang likuitidas. Informasi Erick bisa dikatakan benar, namun tidak akurat. Beberapa waktu kemudian, nama Bank Century muncul sebagai salah satu bank yang “harus” diselamatkan.  Sampai pada tahap ini, jika kasus ini tidak dimunculkan kembali, maka masyarkat tidak akan memusingkan hal ini karena yang harus kita pikirkan masih banyak selain Bank Century. Salah satunya adalah kenaikan biaya hidup yang tidak secepat kenaikan gaji kita....he...he...he....

Lalu, kenapa kasus ini dimunculkan kembali ? Inilah pertanyaan yang harus dijawab oleh para wakil rakyat yang duduk di puncak kekuasaan. Kenapa harus diungkit-ungkit kembali setelah SBY-Boediono resmi menjadi RI1 dan RI2 ? Ada apa di balik kasus Century ini ? Sekali lagi, jika kita mengharapkan jawaban dari pihak terkait, berarti kita akan menabrak tembok !

Apa sih yang dikerjakan oleh Pansus Century ? Dari berita yang saya dengar dari rekan kerja saya dan membaca koran, Pansus mencoba mencari siapa yang salah dan apa alasannya. Dari hasil investigasi pansus, mereka menemukan bola pingpong di kasus century. SM menyalahakan BI, dan BI kembali menyalahkan SM, dan begitu seterusnya. Intinya tidak ada yang salah di kasus ini, karena orang yang salah adalah orang yang berada di penjara. Kita dibuat pusing sekaligus dihibur dengan kasus dan pansus century ini. Kata apa yang tepat untuk menggambarkan keadaan ini ? Circus ?

Rekan kerja saya mengomentari kasus Century ini dengan singkat sekaligus memberikan solusinya, “Kenapa tidak diusut ke mana larinya dana 6,7 Triliun ini ?”  Komentar saya mengenai pernyataan ini adalah tidak menghibur dooong ! Wakk...kakk...kakk....

Beberapa hari terakhir ini, kasus bank Century keliahatannya mulai “diredam” oleh media. Rasanya masyarakat sudah bosan dengan hiburan yang satu ini...mikir...mikir...mikir.... tanpa ketemu juntrungnya. Saya sendiri juga pusing....untuk itu, perlu ada hiburan lainnya untuk memuaskan masyarakat sekaligus mengalihkan mereka dari “sesuatu” yang terjadi di belakang layar. Kasus apa lagi jika bukan Markus ? Siapa tumbalnya ? Ha...ha...ha.... duh sial banget nasib si A ini.

Kembali ke bahasan awal kita lagi, apakah “sesuatu” itu ?

 

Tidak lain dan tidak bukan adalah UUD
Izinkan saya untuk bertanya kepada anda, “Apa yang paling berkuasa di dunia ini ?” Jawaban anda boleh bermacam-macam, namun jika saya ringkas, hanya ada dua jawaban untuk pertanyaan tadi. Uang dan Militer, namun Uang adalah “sesuatu” yang paling berkuasa di dunia ini. Saya menyarankan anda untuk membaca buku Confession of an Economic Hitman karangan John Perkins. Dari buku ini anda akan memperoleh wawasan bahwa pemerintahan dan hukum yang ada diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan perusahaan-perusahaan besar yang bagi sebagian orang dikenal sebagai Mafia Barkley.

Ilmu Politik
Buku kedua John Perkins

Siapakah Mafia Barkley tersebut ? Jawabannya, tidak ada orang yang tahu dan sebagian meragukan keberadaan Mafia Barkley. Namun inilah hukum konspirasi yang sempurna, yaitu sebuah konspirasi yang tidak eksis. Bagaimana dengan pengakuan John Perkins ? Cobalah jawab pertanyaan saya, siapakah John Perkins tersebut ? Apakah dia bisa dipercaya sebagai seorang narasumber ? Benarkah kesaksiannya dia sebagai orang dalam ? Saya menemukan tulisan menarik dari KKG mengenai Mafia Barkley ini.

Terkejutkah anda dengan gebrakan Susno Duaji yang disebut sebagai pembangkang institusi hukum di indonesia ? Terus terang saya sangat terkejut, sebab sistem yang mereka anut adalah manajemen terpusat alias apa kata atasan. Tindakan Susno ini mengacaukan dasar sistem yang sudah dianut berpuluh-puluh tahun yaitu loyalitas. Tentunya ada “sesuatu” yang melatarbelakangi tindakan bapak jendral yang murah senyum tersebut. Saya tidak bisa mengetahui secara pasti “sesuatu” itu, tetapi saya yakin kalau hal itu sangat powerfull sehingga membuat atasan pak Susno tidak berani bertindak tegas terhadap manuver bawahannya. Kasus Susno ini membikin pusing saya, apalagi jika ditambah dengan kesaksian Williardi Wizard...duh tambah pusing...pusing karena jawabannya belum ketemu. Namun sekalipun bikin kepala pening...kasus ini menghibur saya juga....seperti menonton sirkus.

Loh....kok dari tadi pak Wapan ngomong circus terus... lalu di mana bread-nya ? Kan topiknya Bread and Circus ? Nah ini dia....saya tidak bisa ngomong bread karena saat ini pemerintah kita sudah kehabisan bread. Mau beli Bread talk tidak bisa, beli bread story sudah tidak ada anggaran lagi. Wong APBN aja minus sekarang mau bagi-bagi makanan. Mimpi kali....

 

IMPLIKASI BREAD AND CIRCUS
Strategi bread and circus ini digunakan untuk kepentingan pemerintah dan oknum-oknum yang ada di balik pemerintah untuk melanggengkan kekuasaan mereka terhadap kekayaan. Jadi, jangan pernah mengharapkan pemerintah melakukan sesuatu untuk mensejahterakan rakyatnya. Tidak pernah ada ada negara yang mau rakyatnya makmur. Bagaimana dengan Singapore pak Wapan ? Tahukah anda kalau pajak yang ditarik di sana 40% penghasilan mereka ? Namun memang benar bahwa Singapore lebih baik daripada kebanyakan pemerintahan yang ada di dunia ini.

Jika pemerintah kekurangan uang, apa yang akan mereka lakukan ? Coba tanyakan kepada diri anda sendiri, apa yang akan anda lakukan ? Saya rasa ada tiga jawaban yang akan anda berikan. Pertama, bekerja lebih keras. Kedua, hidup hemat, dan terakhir cari utangan. Bagi pemerintah, bekerja lebih keras berarti tarik pajak lebih banyak dari masyarkat, Kemudian hidup hemat adalah....no waaay.....Dan terakhir, utang berarti mencetak uang, mengeluarkan surat hutang, dan mengemis ke IMF.

Mana ada gaji presiden dipotong ? Mana ada gaji dewan diturunkan ? Malahan beberapa hari ini tersiar kabar kalau akan ada kenaikan gaji menter dan anggota dewan. Belum lagi kabar tentang tunjangan renovasi tempat tinggal wakil rakyat.

Masihkah anda berpikir kalau wakil-wakil kita di pemerintahan berjuang untuk kesejahteraan rakyatnya ? Cobalah untuk mencerna perkataan teman main game online saya, “Ngapain aku bantuin kamu ? Kenal aja nggak.... aku juga keluar duit banyak buat main game ini. Kamu siapa...kok aku mesti ikut kamu ? Enak aja....memang duitku mau kamu gantiin ?"

Jadi....jika anda tertarik dengan ilmu Bread and Circus ini ada dua hal yang bisa anda lakukan. Pertama, mendalami ilmu ekonomi dan politik. Untuk itu saya sarankan anda mengunjungi situs ekonomi favorit saya, Ekonomi Orang Waras dan Investasi. Banyak artikel menarik di sini....imam semar bener-bener gak punya udel....tajam sekali tulisannya...he..he...he...

Kedua, mencoba untuk bermain Travian. Mengapa ? Karena aturan dasar permainan ini adalah KKN dan hukum rimba (Siapa yang kuat, dia yang menang). Game ini gampang kok...temanya perang online. Saya menulis beberapa artikel mengenai game ini. Jika berkenan boleh dilanjutkan baca-bacanya :

- Mengenal Game online Travian
- Travian dan pembentukan karakter
- Menang bermain Travian
- Strategi bermain Romawi di Server Speed


Share this content