6 HARI DI CINA "GUANG ZHOU" | PERJALANAN
" Wapan....wes siap berangkat ke Cina besok ? Bawa baju jangan banyak - banyak. Biar gak perlu nunggu bagasi. Kita mesti cepet - cepet pindah pesawat." kata Pak Tommy kepada saya lewat HP.
Iya pak, saya bawa baju 10 biji, celana panjang 4 potong.
"Kebanyakan ! Bawa atasan 3 biji ae, celana bawa 2 biji. Cuacanya di Cina sekarang enak. Sejuk, tidak terlalu panas dan juga tidak dingin. Gak mungkin keringatan." Sambung pak Tommy.
Siaap pak !
SURABAYA - JAKARTA - HONGKONG - NANSHA
Kami berangkat dari Surabaya ke Jakarta jam 5 pagi naik Citilink. Jadi harus sampai Juanda jam 4 pagi. Saya naik taksi ke tempat pak Tommy terus berangkat ke Juanda. Berarti jam 3.30 sampai di Lenmar, berarti saya harus bangun jam 2.30 dini hari.
Saya paling tidak suka kesusu-susu dan juga tidak suka liat orang kesusu. Membuat saya juga ikut kesusu. Karena itu saya bangun jam 2.30 pagi. Ritual bangun pagi saya adalah minum air 1/2 liter, masak air panas untuk bikin kopi susu dan buang air besar. Kalau salah satu dari kebiasan ini tidak saya lakukan akan berakibat ngamukan. Ha...ha...ha....ritual ini membutuhkan waktu 30 menitan. Semua pria pasti mempunyai ritual bangun paginya sendiri-sendiri. Jadi pahamilah wahai para istri, jangan meminta sesuatu sebelum suami anda melakukan ritual ini. Kalau anda melanggarnya bersiaplah kena badai amarahnya.
Saya harus masak air panas karena saya suka kopi tubruk. Itu looh, kopi yang ada letek (ampasnya). Kalau pake air panas dispenser gak bisa hancur...ampasnya mengambang di atas air, kalo diseduh bikin tenggorokan serik. Jadi airnya harus benar-benar panas. Kopi Nescafe cukup enak, tapi kalo dicampur susu kental manis gak pas rasanya. Harus pake krimer supaya dapat taste-nya. Saya sih suka keduanya tetapi kalo bisa memilih, kopi tubruk adalah pilihan nomer satu untuk pagi hari.
Saya tiba di Lenmar jam 3:31.S MS pak Tommy kalo sudah sampai. Tapi belum dibales. Mungkin lagi siap-siap. Jam 3:35 handphone saya berbunyi kring .... kriing....kriiing....kriinng.
"Wes dek mana ?" tanya Pak Tommy
"Di bawah Pak. Sudah saya SMS tadi waktu berangkat dari rumah."
"Loh iya tah ? Ok aku turun."
Kita semua tahu naik pesawat dari Surabaya ke Jakarta hanya butuh waktu 1 jam 20 menit saja. Tapi jarang memikirkan kecepatan laju pesawatnya. Soale memang gak penting pak, jadi gak perlu dipikiri. Betol...betol...betol ! Sekarang berapa lama perjalanan Jakarta ke Hongkong ? 6 jam Pak. Nah disinilah anda punya banyak waktu untuk hal-hal yang gak penting tadi.
Jarak Surabaya ke Jakarta adalah 675 Km, ditempuh dengan pesawat butuh 1 jam 20 menit saja. Jadi kecepatan pesawat yang kita tumpangi adalah 519 Km/jam. Sekarang jarak Jakarta ke Hongkong adalah 3263 Km. Jika dibagi kecepatan pesawat citilink yang kita tumpangi maka membutuhkan waktu 4 jam 50 menit. Hal ini membuktikan bahwa orang Indonesia ternyata pembalap semua, termasuk para pilotnya.
Kecepatan maksimal Airbus A330 yang kita tumpangi 871 Km/jam. Sedangkan penerbangan Surabaya Jakarta menggunakan Boeing 737 yang kecepatan maksimalnya 876 Km/jam. Seharusnya sama - sama bisa ngebut tapi pilot Cathay Pacific yang kebanyakan orang bule rata-rata hanya jalan 550 Km/jam saja. Kalo pilotnya orang Indonesia pasti penerbangannya hanya ditempuh dalam 4 jam 50 menit saja. Tapi jadwal penerbangan di seluruh dunia akan kacau balau karena Hongkong International Airport termasuk 10 bandara tersibuk dan terbesar di dunia.
Anda akan melihat betapa cekatan dan cepatnya pramugari Cathay Pacific mengatur naik turunnya penumpang. Mereka harus berangkat on time dan tiba on time, jika telat 30 menit saja bisa mengacaukan seluruh penerbangan di airport Hongkong. Disiplin bukan pilihan tetapi keharusan.
Kejutan tentang Hongkong hanya bandaranya saja, tetapi juga pelabuhannya. Pelabuhan Victoria ini masuk 10 besar pelabuhan tersibuk di dunia. Sampai sekarang pun masih tetap sibuk karena barang-barang produksi Guang Zhou di ekspor melalui pelabuhan ini. Hongkong itu mirip dengan Singapore. Kedua negara ini tidak memiliki kekayaan alam, namun menjadi negara kaya raya karena menjadi pusat bisnis negara sekitarnya.
Seberapa besar Hongkong itu ? Luasnya 1.100 Km2. Hanya 1/7nya Jakarta. Anda hanya butuh waktu 1 hari saja untuk menuju ujung satu ke ujung lainnya. Kok bisa ? Karena sistem transporatasinya sudah modern dan super cepat. Lain dengan Jakarta yang super kemacetannya.
Kami tiba di Hongkong International Airport jam 2an. Dari sana langsung ke pelabuhan untuk naik Ferry menuju Nan Sha. Di dalam Airport juga ada pelabuhannya, jadi sangat praktis. Jaraknya lumayan jauh, tapi sudah disediakan MRT yang berangkat setiap 5 menit sekali. Sebenarnya, kita bisa naik bis ke Nan Sha tapi sampainya lebih lama karena harus muter dulu. Kalo naik transportasi darat butuh waktu 4 jam, sementara naik Ferry hanya butuh waktu 1 jam saja.
Nah, masalahnya Ferry yang berangkat dari Bandara ke Nansha hanya ada 2 kali seminggu. Kalo yang dari Nan Sha ke Bandara setiap hari ada.
Pak Tommy juga gak tau, apalagi saya yang baru pertama kali menginjakkan kaki ke Hongkong.. Dia sedang sakit Flu jadi gak isa mikir. Saya sehat tapi juga gak isa mikir. Tapi saya gak bingung karena kebingungan tidak menyelesaikan masalah. Daripada bengong lebih baik nanya kesana kemari. Pasti sampe ke Nan Sha kok, masalahnya kan hanya waktu.
Alternatif yang ada adalah naik Ferry ke Hu Men, terus dari sana naik taksi ke Nan Sha. Pak Tommy email ke suppliernya nanya jalan. Saya juga nanya ke sodara saya yang bolak-balik ke Cina lewat email. Terima kasih Tuhan atas diciptakannya internet, dimanapun kami berada informasi selalu tersedia.
Nah, ternyata jawabannya simpang siur. Supplier yang satu mengatakan perjalanan dari Hu Men ke Nan Sha butuh waktu 2 jam. Yang lainnya mengatakan cuman 30 menit. Saya buka Google Map dan perkiraan saya hanya butuh waktu 30 menit. Tapi bisa saja 2 jam karena saya tidak tahu kondisi sebenarnya. Keputusan harus dibuat, jadi kami beli tiket ferry ke Hu Men, kalo gak salah sekitar 350 ribu rupiah per orang.
Hmm...rasanya di mana-mana sama saja... kata saya dalam hati. Orang bule di Bali juga suka di gok sama penjual sana. Kita saja kalo ke kota lain juga sering membayar terlalu mahal. Turis adalah mangsa empuk untuk digorok kantongnya karena mereka gak ngerti harga pasarannya dan hanya sekali saja bertransaksi dengannya.Kesempatan harus dimanfaatkan bukan ?
Benar saja, kami membayar RMB 250 untuk perjalanan dari Hu Men ke Hotel di Nan Sha. Ditambah ongkos tol 30 Ren Ming Pi. Padahal dari awal sudah deal kalo harga segitu sudah termasuk Tol. Another bad day ! Tapi buat apa eyel-eyelan, kita berdua sama-sama capek. Tujuan kita kan bekerja sambil bersenang-senang. Gak apa-apa wes, gak usah dipikiri !
30 menit kemudian kita tiba di Nan Sha Grand Hotel. Akhirnyaaaaaa.....
Seri Perjalanan ke Cina 1
Persiapan saya ke Cina Guang Zhou bersama Pak Tommy.
Share this content