JOKOWI, BASUKI A HOK DAN DAHLAN ISKAN
Semenjak terpilihnya pasangan Jokowi - Ahok, saya mulai membaca koran lagi. Sebelumnya malas sekali karena isinya selalu tentang korupsi, kolusi dan nepotisme. Bagaimana anggota DPR kita membuang-buang uang rakyat untuk kepentingan pribadinya dan membenarkan perbuatannya dengan dalih yang jelas - jelas tidak masuk akal. Belum lagi saling menyalahkan antar partai politik dan cokot - cokotan. Antara Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Andi Mallarangen serta Angelina Sondakh. Mblenger soro, baca berita ecek-ecek model beginian
AKSI KOBOI DAHLAN ISKAN
Gebrakan terbuka pertama Dahlan Iskan adalah membuka pintu jalan tol yang pegawainya hilang entah kemana. Di saat jam padat - padatnya kendaraan yang masuk tol, loket yang dibuka hanya 2 dari 4 pos. Mengapa hanya 2 bukan 4 ? Hanya Jasa Marga yang tahu. Penghematan ? Untuk apa, toh mereka adalah pemilik satu-satunya jalan tol ini. Dengan kata lain monopoli.
Monopoli adalah jenis usaha terbaik karena tidak memiliki pesaing. Pemilik usaha bisa menentukan harga semaunya karena hanya dia yang memiliki produk tersebut. Nek gak mau beli, cari lainnya saja ! Nek gak mau lewat jalan tol, ya lewat jalan protokol aja ! Artinya, pemilik usaha juga bisa bekerja semaunya. Mau jualan atau tidak jualan sak karep'e dewe. Sayangnya, monopoli itu melanggar hukum.
Tidak boleh ada satu jenis usaha yang dikuasai seseorang saja. Kecuali oleh pemerintah atas dasar kepentingan orang banyak. Pemerintah sebagai pembuat hukum boleh memonopoli jika hal itu menyangkut kepentingan masyarakat. Karena pemerintah adalah malaikat yang suci. Beberapa negara malah mengagungkan kepala negaranya sebagai titisan Tuhan. Perintahnya adalah kemutlakan, tidak ada tapi tapian.
Demikian pula dengan Jasa Marga sebagai pengelolah jalan tol di Indonesia. Mau buka 2 loket atau 1 loket atau libur ya terserah jasa marga. Dari jamannya emak sampai sekarang sistemnya ya seperti itu. Kalo gak suka ya cari alternatif lainnya saja. Siapa yang butuh ? Elo atau Gue ? Gak ada lu gue juga tetep oke ! Salahmu dewe beli mobil, gak beli helikopter. Jakarta ya macet tiap hari ! Susah - susahin gue aja.
Lalu muncullah si koboi ! Bete dengan macetnya jalan tol karena pintu loket yang hanya dibuka dua biji saja, Pak Dahlan turun dari mobilnya, membanting kursi (katanya) dan membuka pintu tol. Bak seorang polisi lalu lintas, si koboi mengarahkan mobil - mobil lainnya untuk masuk tol secara gratis. Dan berakhirlah kemacetan yang disebabkan pintu loket tol. Hari itu, semua pemilik mobil nyengir karena bisa ngirit beberapa ribu perak dari karcis tol. Lebih jauh lagi, mereka bergembira karena bisa sampe kantor lebih awal.
Langsung saja aksi koboi Direktur BUMN yang baru saja diangkat ini rame dibicarakan media. Bos - bos parpol pun angkat bicara dan mencelatu tingkah laku Dahlan Iskan yang anarkis. Semua wakil rakyat menyalahkan Dahlan Iskan. Sok jadi pahlawan kesiangan, tidak etis, cari perhatian, tidak profesional dan yang elek-elek lainnya.
Hah ? Sampe ikut panas hati ini mendengar celotehan para wakil rakyat itu. Anda ini mewakili masyarakat atau apa sih ? Kok saya tidak mengerti. Sudah tahu jam sibuk, loket yang dibuka hanya 2 dari 4 biji. Siapa yang salah ? Kok bisa Pak Dahlan yang jadi bajingannya ? Siapa yang benar ? Jasa Marga ? Sek...sek...sek... tak pikir'e sekali lagi. Jam sibuk....2 dari 4 loket yang dibuka... monopoli... perusahaan milik negara....kepentingan orang banyak...koboi....Dahlan Iskan emosian...
Saya tidak bisa menemukan kesalahan Dahlan Iskan karena mengutamakan kepentingan orang banyak. Justru yang terlihat salah adalah Jasa Marga yang tidak melayani masyarakat dengan baik. Tapi mengapa yang salah justru Dahlan Iskan sedangkan Jasa Marga justru dibenarkan. Yang ngomong bukan seseorang saja, tetapi banyak orang. Yang ngomong bukan orang sembarangan, tetapi pemimpin parpol, wakil rakyat di DPR dan Ketua - ketuanya. Seharusnya mereka orang pintar karena menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan. Kelihatannya saya yang salah karena saya masyarakat tingkat rendah sedangkan mereka menduduki kasta tertinggi di masyarakat.
Dahlan Iskan memang kampungan, orang udik dan melakukan pencitraan. Itulah kesan yang saya dapatkan ketika membaca komentar mereka. Sebaliknya mereka menghendaki supaya Dahlan Iskan seperti mereka, duduk manis di DPR, ngantuk-ngantukan waktu di rapat yang membahas masalah rakyat dan studi banding ke luar negeri. Gak usah neko-neko, toh gak onok untung'e buat kowe ! Bancakan duit rakyat ae lebih maknyus !
Kebetulan tempat kerja istri saya di Graha Pena jadi sering satu lift dengan pak menteri sepatu kets ini. Model'e gak koyok bos, kaosan, cengar-cengir dan ramah sekali. Tiap jam 8 pagi saya selalu kelihatan Jaguar Hitam L 1 JP masuk ke Graha Pena. Bos yang selalu tepat waktu ! Saya sih tidak pernah bertemu langsung dengan Bapak ini, tapi saya selalu dengar komentar positif dari istri saya. Rendah hati sekali, persis seperti yang diberitakan di media. Naik kereta komuter, tidur di rumah rakyat dan lebih memilih naik ojek yang cepat daripada terkena macet mobil. Dahlan Iskan orang yang praktis dan taktis !
Beberapa waktu yang lalu, ketika menyalakan televisi sebagai teman makan malam. Secara tak sengaja saya menyaksikan interview Dahlan di salah satu stasiun televisi. Penulis buku sepatu Dahlan ini mengatakan sesuatu yang menggetarkan hati saya,
" Selama ini saya tidak mengambil gaji saya. Saya alokasikan gaji saya untuk menarik orang Indonesia yang bekerja di luar negri supaya mau pulang untuk membesarkan perusahaan kita. Seluruh gaji saya 150 juta saya gunakan untuk merayu mereka supaya kembali ke sini. Saya sudah cukup dengan apa yang saya punyai, jadi lebih baik saya gunakan uang itu untuk kepentingan lainnya"
Laaa....orang kayak gini dicelatu sama pemimpin tertinggi Parpol kita. Bahkan orang nomer satu di negara kita pun pernah meminta kenaikan gaji karena sudah lama tidak dinaikkan. Ya Tuhan... mana yang benar dan mana yang salah ?
JOKOWI DAN BASUKI AHOK
Gubernur Jakarta periode ini paling antik dalam sejarah perpolitikan negara kita. Yang satu dijuluki Pak Taksi karena suka ngomong TAmpung dan ekseKuSI. Sedangkan satunya lagi terkenal kasar dan ngamukan. Lebih jauh lagi, dua orang ini suka belusukan dan memberi kejutan. Tidak ada jadwal yang tepat karena jadwalnya bisa berubah sewaktu-waktu. Dan keduanya benar-benar tegas. Kerja yang bener atau tak pecat !
Pegawai pemerintahan di Jakarta saat ini memasuki masa mencekam. Tidak bisa bekerja sak enak udelnya sendiri karena bosnya tidak bisa diduga. Tidak seperti beliau - beliau yang lalu, duduk diam di kantor dan mengikuti SOP yang nglontok di kepala mereka. Serem sekali, sanksinya sadis. Go To Hell !
Saya salut dengan A Hok ini karena keberaniannya dan ketabahannya. Jika anda pikir menjadi pemimpin ras minoritas itu mudah maka anda jelas-jelas salah besar sekali. Tentu saja A Hok menciptakan musuh dalam selimut yang bejibun. Elo orang Cina Hok sedangkan anak buah lu itu bukan orang yang sama ras-nya. Memang negara kita ini menganut asas Pancasila yang mengutamakan keragaman. Namun realitanya tidak begitu, masih ada perlakuan yang tidak adil karena perbedaan warna kulit.
Saya sendiri bingung, memangnya apa salah orang Cina sehingga mendapatkan cap negatif ? Bukankah yang selama ini korupsi bukan orang Cina ? Bukankah yang nilep uang rakyat juga bukan orang Cina ? Lantas apa sebabnya mereka dicap negatif ? Bukankah yang selama ini menduduki kursi pemerintahan juga bukan orang cina ? Saya pikir inilah kesempatan yang baik untuk menguji prasangka kita sendiri.
Kembali lagi ke komentar DPR tercinta kita terhadap gebrakan - gebrakan yang dilakukan pasangan antik ini. Negatif melulu, melakukan pencitraan, tidak profesional, tidak mencapai target, melanggar peraturan dan lainnya yang sangat kentara dibuat-buat.
Coba anda pikir sendiri, mengupload rapat pemerintah dengan marah-marah melalui YouTube bisa dibilang sebagai pencitraan ? Dari mana ngeliatnya ? Orang ngamuk kok dibilang pencitraan ? Gak iso mikir aku, koyok wong goblok rasane. Memotong anggaran untuk dialokasikan ke sektor yang lebih membutuhkan dibilang pencitraan juga ? Ya Tuhan, di mana otaknya ?
Yah, kalau mau ditelusuri, itu semua karena kesalahan kita juga. Salah kita sendiri memilih bintang filem sebagai wakil rakyat di pemerintahan. Salah kita sendiri melanggengkan sistem pemerintahan yang sudah salah kaprah dari awal pendiriannya. Tapi sekarang ini ada kesempatan untuk memperbaikinya.
Sudah menjadi hukum alam bahwa orang benar dan orang baik cenderung menghindar jika diberi kesempatan menjadi pemimpin. Karena itu tidak heran jika bukan orang yang kompeten yang menduduki kursi kepemimpinan. Terlalu banyak yang korupsi daripada yang tidak. Dimana-mana orang baik selalu dimusuhi. Memasuki dunia politik berarti masuk ke sarang harimau. Anda akan memiliki banyak musuh daripada teman. Anda akan berjuang sendirian dan diterkam ketika ada kesempatan. Anda harus benar - benar (melakukan) hal benar selamanya. Anda menjadi tumbal !
Saya tahu masih banyak orang yang mencintai negara ini dan berusaha sekuat tenaga demi kepentingan masyarakat. Namun perjuangan mereka tidak maksimal karena tidak ada figur pemimpin yang siap menjadi tumbal. Orang baik ini sabar menanti dan diam-diam memberi dukungan karena mereka takut dimusuhi jika terang-terangan. Lebih banyak yang korupsi daripada yang tidak, tetapi saya tahu jenis orang baik ini benar-benar ada. Saya pernah bertemu dengan beberapa orang pemerintahan yang seperti ini.
KESIMPULAN
Habis gelap terbitlah terang. Semakin gelap berarti semakin mendekati pagi hari. Jokowi, Ahok dan Dahlan Iskan siap menjadi tumbal bagi kepentingan bangsa dan negara. Bagaimana dengan anda ?
Jika anda termasuk dalam golongan orang baik dan benar maka manfaatkan momentum ini. Memang resikonya lebih besar daripada manfaatnya, tetapi anda harus tahu bahwa anda telah meletakkan dasar yang benar untuk generasi berikutnya. Jika anda peduli terhadap masa depan bangsa Indonesia maka lakukan perubahan, sekalipun hal itu kelihatan kecil di mata anda ! Merdeka !
Politik Bread and Circus
Jika lapar berikan rakyat roti, jika tidak berhasil berikan mereka hiburan
Share this content