PENGALAMAN MENGURUS BALIK NAMA MOBIL ANTAR SAMSAT SURABAYASeri Otomotif
Prosedur balik nama kendaraan roda dua dan roda empat sama persis. Hanya ada 3 tempat, 3 tahapan utama yang harus anda lalui. Pertama, pencabutan berkas di Samsat asal. Kedua, proses berkas di Polda setempat dan ketiga, pendaftaran berkas di Samsat tujuan. Hanya 3 tempat ini yang akan anda kunjungi. Masing-masing 2 kali. Tidak repot, tidak mbulet. Prosesnya cepat dan tidak ada calo maupun pungli.
TAHAP PERTAMA, CABUT BERKAS DI SAMSAT ASAL
Halo...saya dapat nomer telepon ini dari internet...bisa bantu saya urus Balik Nama Mobil Forsa ? Mobil tua pak, tahun 1988. Sama-sama Surabaya, dari Barat ke Selatan...berapa perkiraan biayanya pak ? Tanya saya kepada biro jasa online tersebut.
Kalo untuk biayanya sekitar 1,9 juta pak. Ditambah pajaknya 900ribuan. Total 3 jutaan.
DUAAAR...saya ucapkan terima kasih kepada orang di telpon dan memutuskan dalam hati, “ Tak urus dewe ae. “ Gendeng bek ne...mobil tua bangka ngene dikasih harga segitu. Nek mobil muda, kena berapa rupiah ? 3 juta ? Tambah pajak 3 juta lagi ? Amsiong !
Kenapa saya tidak ngurus balik nama sendiri ? Karena keterbatasan waktu dan tuyul cilik yang antik. Mosok si unyu-unyu 3 taon ini diajak keluyuran bilang, “No, no, no terus !” Podo koyok bapaknya. Orang rumahan.
Batas akhir plat nomer saya 15 Februari 2017 ini. Jika tidak cepat-cepat diurus, kena denda dan mobil tidak bisa dipakai dengan tenang. Jadi saya putuskan untuk coba-coba urus sendiri. Kalo ruwet dan lama, terpaksa pakai Jasa orang. Yang ada dalam pikiran saya, bekas pemilik sebelumnya karena dia bisa bantu.
Setiap Senin, Rabu dan Jumat si tuyul cilik sekolah dari jam 07.30-10.00. Berangkat diantarkan mamanya, sedangkan pulang dijemput papanya. Saya punya waktu 2,5 jam untuk mengurus balik nama mobil. Ada 3 slot waktu seminggu. Seharusnya memungkinkan. Yang jadi kebimbangan saya, cukup nggak waktunya ?
Saya berangkat jam 07.30 pagi, maksimal jam 08.00. Sampai di Samsat Ketintang jam 08.00-08.30. Harus keluar jam 09.30, selesai atau tidak. Sampai di sekolah jam 09.50. Apakah waktu 1 jam cukup untuk ngurus Balik Nama di Samsat ? Kalo gak cukup gimana ? Ditinggal gitu tok ? Dilanjutkan lusa ? Bisa ato nggak ? Nek gak isa lak sia-sia. Perjalanannya cukup jauh.
Karena kepepet, masalah waktu dan dana, ya dicoba ae. Dilihat nanti. Kalo terpaksa, nanti minta tolong orang yang di Samsat buat nungguin surat, suruh mereka kirim ke rumah. Ato habis jemput, langsung berangkat lagi ke Samsat ambek tuyul cilik iki. Biasanya nek langsung diculik ngono gak rewel. Gak iso, “No, no, no, no !”
Pagi itu, saya berangkat pukul 07.45, sampai di Samsat Ketintang 08.15. Masuk dan diarahkan ke belakang gedung. Ada petugas parkir, bayar Rp 3.000,00 dan cukup lenggang. Di sebelah kiri parkiran ada meja dan beberapa petugas yang menunggu. Saya hampiri dan memperlihatkan STNK-BPKB, “ Pak, mau ngurus balik nama.”
Dilihatnya surat-surat kendaraan bermotor saya dan di stempel. Lalu saya disuruh ke loket depan deket pintu masuk untuk mengambil formulir.
Setelah mendapatkan formulir, langsung saya menuju tempat fotokopi yang letaknya berdampingan dengan loketnya. “Mau balik nama, tolong di fotokopi. “ kata saya.
Dengan cekatan, difotokopi berkas-berkas saya, dipilah-pilah dan dijepreti. Saya gak tau difotokopi berapa kali dan bagian mana. Pokoke, ngomong gitu tok. Mereka wes ngerti. Sambil menunggu saya isi formulirnya. Jawaban formulir ini bisa dilihat di BPKB anda karena isinya tentang jenis kendaraan, warna, kapasitasnya, jumlah rodanya, tahun pembuatannya dan nama pemilik lama serta nama pemilik baru.
Setelah lengkap, walaupun ada beberapa kolom yang kosong, saya serahkan kepada bapak yang duduk di meja tadi. Kelihatan itu tempat cek fisik kendaraan. Dilihatnya berkas saya dan diberi kertas esek-esek untuk nomer mesin dan nomer rangka. Ada juga petugas bagian esek-esek di sana. Saya datangi dan menunjukkan kertas esek-eseknya.
“ Tolong buka kap mesinnya om. “ kata petugas esek-esek itu. Lhuk...dia ngerti tempatnya nomer mesin dan nomer rangka. Sreeek….sreeek….sreeekkk. Cuman semenit wes ngecap nomer mesin dan nomer rangka-nya. Bukan manusia !
“ Diserahkan kembali om ke bapak tadi. Terus ngurus fiskal di dalam gedung. “ sambungnya.
Saya lihat jam tangan, pukul 08.30. Lumayan cepat juga prosesnya. Tanpa antri dan tanpa mbulet. Dengan berlari-lari kecil saya menuju gedung. Pintu masuknya cuman satu, di bagian depan.
Ada bagian informasinya, tepat di depan pintu masuk. Segera saya tanya tempat ngurus fiskal.
“Itu pak, sebelah kiri. “ kata ABG bagian informasinya.
Sepi, tanpa antrian...saya serahkan berkas-berkasnya. Ibu petugas tersenyum dan berkata, “ Duduk dulu pak, nanti saya panggil. “
Saya duduk, ambil hape. Buka watsupp. Gak sampai 1 menit. Langsung terdengar nama saya dipanggil. Cepat sekali…. “ Ke sana pak, bayar fiskal. “ katanya lagi.
Dengan berjalan cepat saya menuju loket fiskal. Gak wani lari...ntik dilihat orang. Ada beberapa orang sih yang ngantri. 2-3 orang. Tapi ada dua petugas yang siap melayani. Setelah saya serahkan surat cinta dari ibu tadi. Dia ketik-ketik komputernya dan ngeprint. “ Bayar Rp 250.000,- pak. “ katanya.
Dua lembar merah dan satu lembar biru keluar dari kantong saya. Diterimanya sambil berkata, “ Kembali ke ibu tadi Pak. “
Saya serahkan kuitansinya. Diterima dan dikembalikan berkas-berkas saya. “ Ke ruang arsip lantai 2 pak. “ Dan saya mengucapkan terima kasih lalu berjalan cepat ke tangga yang ada di tengah.
Ruang arsip...ruangan dengan banyak rak yang tinggi. Persis seperti di film-film horror. Wah...bakalan lama nih cari berkas saya. Lah wong mobil tahun 1988, hampir 29 tahun tersimpan di sini. Syukur-syukur isa ketemu. Lah nek ketlisut yak apa iki ? “ Tunggu dulu pak. Nanti saya panggil. “ katanya.
Ruang arsip di Samsat Ketintang ini antik juga. Tidak termasuk di dalam gedung utama, tetapi gedung sebelah yang dihubungkan dengan jembatan beton. Mirip jembatan penyeberangan. Saya lihat jam tangan, pukul 08.45. Habis ini ngurus apa lagi ? Bagian apa lagi ?
“ Pak Wapannuri !”
Ahaaaa...nama saya dipanggil...good news ato bad news ? Cek cepet’e.
Oh...begitu. Baik, terimakasih pak.
Wah kok isa ? Gumam saya sambil berjalan menuju tempat parkir. Saya lihat jam tangan saya, 08.50. Terlalu dini untuk jemput tuyul cilik. Ngapain di sekolah ? Berangkat ke Kedung Cowek yo gak nututi. Hari Jumat baru isa ambil berkas di Samsat Utara. Berangkat pagi, terus jemput sinyo, terus bawa ke Samsat Ketintang. Yah….mau gimana lagi ?
Jumat pagi, saya tiba di Samsat Kedung Cowek. Dulu pernah ke sini untuk urus balik nama sepeda motor bekas. Tapi saya pake jasa pengurusan. Datang ke sana cuman bawa kendaraanya untul dicek fisik. Diesek-esek nomer mesin dan nomer rangka-nya terus pulang lagi. STNK diantar ke-esok-kan harinya. BPKB masih di pegang orangnya. Kalo kenal baik sama jasa pengurusannya ya gini ini. Ha ha ha ha….
Gudang arsip Samsat Kedung cowek terletak di lantai 2. Masuk ke ruang STNK dan serahkan berkas ke petugas. 2 menit wes ketemu. Iseng2 saya tanya, “ Kok bisa berkas ada di 2 samsat ? “
“ Iya mas, kalo dulu bikin surat pindah saja bisa langsung urus balik nama tanpa perlu ambil berkas. “
“ Ooooo…..OK deh ! Terima kasih" sahut saya.
Perjalanan dari rumah ke Samsat 30 menit. Pulang-pergi 60 menit. Ambil berkas cuman butuh waktu 5 menit. Elah dalah...ini tah yang dinamakan riwa-riwi ? Tapi memang begitulah birokrasi. Sudah waktunya jemput sekolah, terus tancap ke Samsat Ketintang. Nututi ato nggak ? Karena hari jumat, jam kerjanya sampai 11.00 saja. Kalo hari biasa dari 08.00 - 13.00.
Setibanya di Samsat Barat, saya langsung naik ke Gudang Arsip. Melampirkan berkas yang saya ambil dari Samsat Utara. LENGKAP !
“ Turun ke bawah Pak, diserahkan di bagian mutasi keluar. “ kata petugas gudang arsip.
Pukul 10.50, saya lihat jam tangan. Untung nututi. Dengan tergesa-gesa, saya menuruni tangga dan menyerahkan berkas yang tebel ini ke bagian mutasi keluar.
Asalnya cuman BPKP, STNK dan KTP saja. Sekarang tebel kayak anak kuliah. Cuman 1 menit saja prosesnya, saya diberi kitir 2 lembar. 1 lembar untuk suara pengambilan berkas, 7 hari kedepan. Dan kitir satunya surat pengganti STNK. Kalo ada operasi, tinggal tunjukkan surat ini. Batas waktunya pun sama, 7 hari juga.
SAMSAT ASAL SELESAI ! Poin penting:
- Bawa BPKP, STNK, KTP dan kuitansi pembelian
- Bawa uang minimal 250.000 untuk biaya mutasi keluar atau biaya cabut berkas.
- Proses pengurusan berkas paling lama 30 menit. Ambilnya 7 hari kerja
TAHAP KEDUA, BUAT BPKB DI POLDA
Tempatnya luas, parkirnya susah. Itulah kesan pertama yang saya dapatkan. Banyak gedung...mana ini yang bagian ngurus surat kendaraan ? Saya muter 2 kali gak nemu tempat parkir. Gendeng… gendeng ! Terus gimana iki ?
Akhirnya saya gak ngikutin mobil di depan lagi. Ketika yang lain belok, saya tetap lurus. Dan akhirnya ketemu parkiran, deket danau...atau rawa atau apa yaaa...pokoke di belakang. Dekatnya rumah-rumah. Lucu juga… di dalam Polda ada komplek perumahan. Ini pasti rumah dinas. Sekarang tinggal cari gedung samsat. Moga-moga saja tidak dari ujung ke ujung. Cuklek sikile ! Moga-moga saja prosesnya cepat karena waktu saya cuman 45 menit sebelum jemput sekolah.
Ada gedung dan ada petugas CS di depannya. “ Pak, ini ngurusnya di mana ? “ tanya saya sambil menunjukkan berkas yang tebel itu.
Dilihatnya berkas itu, dilihatnya saya yang bermata sipit...bekne dia mikir onok orang Cina kesasar, ngurus mobil tuwek lagi ! “ Ya sini mas, masuk dalam. “ katanya.
“ Terimakasih pak. “ sahut saya. Sip deh, tepak iki parkire. Pingin tak ajak selfie bareng tapi malu. Saya masuk dalam dan nanya lagi...iki nang ndi ? Kok akeh ruangannya. Kiri ruangan, kanan ruangan, depan ruangan, belakang tok sing aku ngerti….pintu masuk !
“ Ke sana pak, sebelah kiri dari pintu masuk. “ jawab mas berkemeja lengan panjang di balik meja tinggi. Memang bener di Polda gak kayak di kantor polisi. Lebih banyak orang yang berkemeja lengan panjang daripada yang berseragam polisi.
Saya diarahkan ke meja bagian ujung. Menyerahkan berkas dan seperti biasanya…” Duduk dulu, nanti saya panggil. “
Lama gak ? Lama ato nggak ya ? Tak terasa, 2 menit berlalu dan nama saya dipanggil, “ Wanapuri...eh Wapannuri….ini bawa ke meja di depan sana. “ sambung pak petugas.
Saya lihat kitirnya, wik...tulisane… 875.000. Waduh...sak ingetku cuman bawa uang 850.000. Mulailah bingung. Tak liat duitku, tak hitung lagi….bener cuman 850.000 tok. Matek koen ! Kurang 25.000. Nang ndi iki Bank BCA ? Adoh, sebelahne Polda ini ada ATM BCA. Tapi jalan kaki isa 30 menit. Naik mobil isa 1 jam dewe.
Waduh… ngutang sek oleh gak yo. Pinjam duitnya mas di depan itu ? Untung masih ada 1 orang yang ngantri di depan saya. Sayup-sayup saya mendengar suara Rp 325.000 mbak. Cek murahne...paling mobilnya lebih tua daripada mobilku. Aku ae tahun 1988 kena Rp 875.000. Bekne mobilnya dia tahun 1968...jamane PKI. Isok mlaku tah mesinya ?
Saya tunjukkan resinya ke mas itu yang ternyata adalah petugas bank. Pantesan klimis rambute. “ Berapa pak ? “ tanya saya setengah bingung campur pede soale mau utang Rp 25.000,00.
“ 325.000 rupiah pak. “ jawabnya
“ Hah ? Berapa pak ?” tanya saya seakan-akan tak percaya.
“ 325.000 pak, buat BPKB. “ jawabnya lagi.
Puji Tuhan, Haleluyah… seru saya dalam hati. Gak sido utang. Perasaan tulisane tadi angka 8 dan angka 7. Ternyata angka 3 dan angka 2. Hebat soro apotek iku yoon, isa baca tulisan dokter yang luar biasa iku ! Pak Polisi ambek bank yo hebat ! Podo klik kabeh.
Setelah bayar, saya kembali ke bapak yang di pojok tadi. Menyerahkan bukit pembayaran dan langsung ditukari 2 kitir lagi. Satu kitir pengambilan, 7 hari setelah hari ini dan satu kitir pengganti STNK yang berlaku 2 bulan terhitung mulai hari ini juga.
Wes mari ! Total waktunya cuman 5 menit. Cari parkirnya 20 menit, perjalannya 30 menit. Jam menunjukkan pukul 09.00. Walah….kepagian lagi. Bengong lagi di sekolah !
POLDA SELESAI ! Poin penting:
- Gak ada ! Bawa duit tok ae, minimal Rp 325.000,00
TAHAP KETIGA, MASUK BERKAS DI SAMSAT TUJUAN
Biasanya saya mengurus surat balik nama hari Senin ato Rabu atau Jumat karena hari sekolah. Biasanya anak saya ngantil. Tapi Kamis itu saya berangkat ke Samsat Tandes (Surabaya Barat) karena anak saya ngantil dengan emak-nya. Saya pikir ke sana naruh berkas seperti sebelumnya terus 7 hari lagi balik ambil berkasnya.
Pukul 11.00 saya tiba di Samsat Tandes Jalan Raya Tandes no. 1, perbatasan dengan jalan Tanjungsari. Parkir mobil di luar, karena tidak tahu di dalam ada tempat parkir yang cukup luas. Sekalian jaga-jaga kalo harus cek fisik lagi.
Di pintu masuk ada Customer Service, dua cewek cantik yang khas polisi wanita. Ramah dan tegas. “ Mbak, ini dibawa ke mana ? Mutasi masuk. “ tanya saya sambil menunjukkan berkas. Dilihatnya dan disuruh naik ke lantai dua. Samsat Surabaya Barat ini tidak terlalu besar seperti Samsat Ketintang.
Saya naik ke lantai dua dan sedikit kebingungan. Banyak yang duduk menunggu. Apa yang ditunggu ya gak tau. Ruangannya cuman satu, bentuknya kotak, para petugas berjaga di meja yang cukup tinggi beraturan seperti huruf L. “ Ini dibawa kemana pak ? “ tanya saya pada petugas terdekat dari tangga.
“ Sebelah sana pak, pojok kanan. “ sahutnya. Saya bergegas dan menunjukkan berkas saya.
“ Mas, ini berkasnya kurang lengkap. Saya tulis di sini ya kekurangannya. “ kata petugas dengan ramah.
Ada dua berkas yang harus saya lengkapi. Formulir dan cek fisik. Yaaaah….cek fisik lagi. Segera saya turun kebawah, menuju ruang formulir dan menyerahkan berkas saya.
“ Ini ke loket cek fisik dulu minta legalisir pak. “ katanya
Di loket cek fisik ada 5 orang antrian yang dilayani dua orang petugas. Cepat sekali pelayanannya, per orang hanya butuh waktu 20 detik. Berkas saya dilihat, lalu diserahkan ke petugas yang duduk di bagian belakang, kelihatannya orang itu pimpinan cek fisik. Jedok….jedok...distempel dan dikembalikan ke saya disertai dengan form cek fisik seperti di Samsat asal.
Saya kembali ke loket formulir, menunjukkan berkas yang sudah dilegalisir. Dilihatnya ada stempel. “ KTP pak….” katanya. Dicocokkan namanya dan formulir diserahkan. Pertanyaannya sama dengan formulir mutasi keluar di Samsat asal. Jenis kendaraan, warna, kapasitasnya, tahun pembuatannya dan pertanyaan lain yang jawabnya bisa ditemukan di BPKB kendaraan kita.
Saya isi sebisanya. Yang tidak saya ketahui saya kosongi. Terus saya fotokopi dan berkata ke om fotokopi, “ Fotokopi buat Mutasi masuk. “ Dia wes tau mana yang harus di fotokopi dan berapa jumlahnya. Kali ini tidak banyak yang di kopi, total sama ballpoint 1 biji hanya Rp 5.000,-
Saya kembali ke lantai 2, menyerahkan berkas dan mendengar kata kuncinya, “ Duduk dulu pak, nanti dipanggil. “ Prosesnya tidak lama, hanya 5-10 menit dan nama anda akan dipanggil lewat pengeras suara. Kelihatannya ibu yang melayani saya adalah kasir.
“ Totalnya Rp 1.315.000 pak. “ katanya.
“ Ke loket itu pak, buat cetak STNK. “ sambungnya setelah menerima uang saya. Prosesnya juga cepat. Pokoke ngurus balik nama itu cepet, gak mbulet dan gak bertele-tele.
“ Habis ini ke bawah pak, cetak plat nomer di luar gedung ini. “ kata om petugas cetak STNK. Lhuk...cepet soro, langsung jadi STNK dan Plat nomernya sekalian. Padahal tak pikir plat nomer diambil 1 hari setelahnya. Saya turun dan keluar dari Samsat, toleh kanan, toleh kiri. Ndek mana ini tukang platnya ? Bayangan saya seperti rumah di sebelahnya Samsat. Kok gak ada ?
Saya masuk kembali dan lewat pinggir gedung utamanya. Terdengar bunyi jeglek...jeglek…keliatannya ini jalan yang benar ! Di bagian pojok ada Kantin, pas di sampingnya ada ruang plat nomer yang berisik… jeglek jeglek itu.
Saya serahkan STNK baru saya, dilihatnya sebentar dan dikembalikan ke saya. Di meja ada plastik mika STNK, tulisannya Rp 1.000,-.
“ Saya ambil satu ya pak. “ kata saya sambil menyerahkan uang.
“ Terima kasih.”
Tidak pake lama, nomer plat saya dipanggil, paling nunggu 3 menit. “ Tulis di sana pak. “ katanya. Saya lihat judul buku tulisnya, Pengambilan Plat Nomor. Tulis nama, alamat, nomer telepon dan tanda tangan. Sip wessss !
SAMSAT TUJUAN SELESAI. Poin penting:
- Bawa duit agak banyak. Minimal sejumlah pajak tahunan STNK.
- Biaya selain pajak tahunan Mobil Suzuki Forsa tahun 1988 saya adalah Rp 615.000,-. Kemungkinan besar sama dengan mobil lainnya.
Share this content