2 CARA MENGAWETKAN PLATINA POMPA BENSIN ROTAKSeri Otomotif
2 bulan setelah mengganti platina rotax, mobil Suzuki Forsa saya mogok. Kenpa lagi ini ? Kok ada yang aneh ? Loh...mana suara cetik...cetik...cetik yang biasanya bunyi itu. Tak pukul pompa bensin elektrik saya dan nyala kembali. Loh...kan wes tak belikan yang original ? Masa rusak lagi ? Tak buka dan tak amplas platinanya. 2 minggu kemudian rewel lagi. Leh….gendeng bekne tiap minggu nggosoki pompa bensin. Ini masalah ! Harus dicari solusinya. Dan anda beruntung menemukan artikel ini !
CARA KERJA POMPA BENSIN ELEKTRIK
Tugas utama pompa bensin elektrik ini menarik bensin dari tangki dan menyalurkan ke karburator. Prinsip kerjanya persis pompa air sanyo, hanya aja bentuknya lebih kecil.
Pompa air memiliki switch otomatis yang berbunyi cetik... cetik ...cetik ...cetik. Rotak juga berbunyi cetik...cetik...cetik...cetik… itu otomatisnya. Kalo pompa bensin anda macet, tinggal beli switch-nya di toko elektronik terdekat. Yang murah Rp 15.000, yang mahal Rp 30.000. Bedanya yang murah gampang rusak, sementara yang mahal lebih awet. Yang murah ringan, yang mahal berat.
Tapi kalo pompa bensin mobil anda rusak, panggil mekanik dan ganti pompa bensin baru. Jasanya Rp 100.000 dan harga pompa bensinnya Rp 200.000 yang KW, yang ORI Rp 400.000. Padahal kalo dibetulin sendiri, biayanya paling murah Rp 5.000 dan maksimal Rp 100.000. Dan lebih awet dengan sedikit modifikasi.
90% kerusakan pompa air sanyo si switch otomatisnya. Sama halnya dengan pompa bensin mobil elektrik. Kerusakan di kontak platinanya. Mengapa bisa rusak ? Karena disain aslinya cacat. Bukan masalah pemakaian, pemasangan ataupun peletakan. Dari sononya sudah begitu itu ! Mengapa barang cacat ini bisa lolos dan dijual bebas ? Gak ngerti aku...masio ngerti yo gak onok gunanya. Gak menyelesaikan masalahnya.
Di mana letak kesalahannya ? Pada percikan listriknya. Ketika switch membuka dan menutup, ada loncatan listrik yang akan memakan platina. Dikikis pelan-pelan dan juga menghitam karena gosong. Permukaan yang pada mulanya rata, sekarang bergelombang tak beraturan. Switch yang tadinya lancar sekarang terhambat. Akibat akhirnya switch ini rusak dan mobil anda mogok.
Kenapa mobil anda mogok ? Karena tidak ada bensin di dalam karburator. Tidak ada bahan pemicu ledakan di dalam mesin. Piston yang seharusnya naik turun akhirnya berhenti bergerak. Untung-untung gak bawa pacar naik mobil tua ini. Ayu-ayu ngetem di pinggir jalan. Nek ditawar orang yak apa ? Hayooo….
Apa fungsi switch pompa bensin ini ? Menarik tuas membran yang terbuat dari karet. Ketika switch ON, tuas ini menarik bensin dari tangki. Ketika switch OFF, tuas akan kembali ke posisi semula, mendorong bensin ke karburator. Jadi kayak pengungkit gitu. Karena itu posisi standar switch platina ini selalu tertutup atau ON.
Bagaimana switch yang tertutup ini menjadi terbuka ? Atau dari posisi ON menjadi OFF ? Semuanya karena selenoid. Selenoid adalah besi yang dililit kawat, kita sebut komponen ini dengan istilah yang lebih mudah dipahami, yaitu kumparan. Ketika arus listrik melewati kumparan ini akan berubah menjadi magnet. Apapun yang berada di dekatnya akan tertarik.
Apakah anda pernah mendengar istilah selenoid karburator ? Beberapa orang menyebutnya dengan switch langsam. Prinsip kerjanya sama persis dengan platina rotak ini. Ketika listrik mengalir ke selenoid karburator ini, maka kumparan menjadi magnet dan menarik besi yang menutup saluran bensin karburator. Adanya bensin di karburator membuat proses pembakaran di silinder mesin bekerja. Jreeeeng….mobil anda dapat di stater.
Kerusakan selenoid karburator ini akan menutup saluran bensin sehingga percikan api busi tidak bisa membakar dan mendorong piston. Sebaliknya kalo switch langsam ini dol atau tertarik terus, mobil malah tidak bisa mati karena bensin tersupply terus. Kalo pake pompa bensin elektronik bisa mati setelah beberapa menit. Kalo pake pompa bensin mekanis...mobil gak akan mati karena mengikuti perputaran mesin.
Sama halnya dengan selenoid di dalam sistem pompa bensin rotax. Di bawah contact breaker point ada kumparannya. Ketika kumparan ini dialiri listrik akan berubah menjadi magnet. Switch yang menutup akan tertarik ke bawah. Arus listrik yang tadinya tersambung akan terputus seketika. Switch akan kembali ke atas atau menutup. Karena menutup, arusnya tersambung kembali, kumparannya menjadi magnet kembali, menarik switch kebawah. ON OFF on off ON OFF on off, begitu seterusnya. Makanya anda mendengar bunyi cetik cetok cetik cetok cetik cetok cetik cetok.
Serharusnya, jika prinsip ini bekerja dengan baik, maka rotak anda akan awet. Bisa tahunan. Kerusakannya karena kontak platina aus. Bukankah semuanya yang bergesekan akan aus ?
Tetapi kenyatan pompa bensin elektronik tidak demikian. Baru beli sebulan sudah rusak. Harus “ditutuk” biar hidup. Mengapa bisa hidup lagi dengan cara memukul rotak ? Karena anda menggoyangkan switch yang di posisi ON tadi ke posisi OFF. Makanya bisa jalan kembali.
Masalahnya, tersangkanya adalah arus listrik. Yang namanya listrik ini mempunyai sifat keras kepala. Dia tidak suka di-interupsi. Ketika ada pemutusan mendadak, maka sisanya akan mencoba nyeruduk. Kita bisa melihat kenekatan si listrik ini melalui percikan api. Kalo dalam 1 detik ada 20 loncatan bunga api. Maka dalam satu menit ada 1.200 percikan. Naik mobil semenit sampe mana ? Karena itu, sekuat apapun platina-nya, pasti akan terkikis juga. Aplagi jaman sekarang ini. Kualitas produknya jelek.
Modifikasi pompa bensin yang akan kita lakukan di sini bertujuan untuk meminimalkan percikan listriknya, lebih baik lagi kalo bisa dihilangkan sama sekali. Dan kenyatannya, kedua hal ini bisa dikerjakan dengan biaya yang murah. Saya memiliki dua cara yang bisa anda pilih.
MENGGUNAKAN DIODE UNTUK MENGEMBALIKAN ARUS
Diode adalah komponen listrik yang memiliki kemampuan untuk mengalirkan listrik ke satu arah saja. Harganya murah sekali, mulai dari Rp 500 hingga Rp 5.000 tergantung dari kapasitas arusnya. Diode ini mudah didapat di toko elektronik. Barang yang sangat umum.
Sebelum melewati selenoid atau koil, besi tidak menjadi magnet. Karena itu contact breaker point masih menempel. Setelah arus melewati selenoid dan menjadi magnet. Kumparan ini akan menarik switch sehingga arus terputus dan mengembalikan selenid menjadi besi kembali. Lantas kemanakah arus yang sudah melewati selenoid tadi ? Buntu...tapi karena keras kepala, dia nyerodok mencari penyaluran nafsu. Maka terjadilah loncatan bunga api itu. Cruooot !
Nah, inilah tugas diode ini, mengembalikan sisa arus ke asalnya. Praktisnya, anda tinggal menyambungkan diode ke jalur listrik yang telah melewati koil ke jalur listrik sebelum melewati koil. Istilahnya sebagai jembatan satu arah. Mengapa harus diode ?
Karena listrik akan lari kemanapun juga selama ada jalan. Kalo disambung dengan kabel biasa maka akan terjadi dua arus. Yang satu melalui koil, yang lainnya tidak melalui koil. Kalo menggunakan diode, maka ada polisi listriknya.
“Om isa lewat sini ?” tanya si arus
“ Gak isa om….ini jalan satu arah. “ jawab pak polisi.
“ Terus aku lewat mana ?”
“ Lurus ae om, lewat selenoid sek. Ntik baru ke sini lagi. “ sambungnya.
Listrik itu persis orang indonesia yang nekad. Meskipun ada tandanya dilarang masuk, tetep ae nyerobot. Karena itulah, meskipun dikasih diode ini, tetap ada loncatan listriknya. Tidak banyak kok, hanya beberapa saja. Bagaimana kalo polisinya dibanyakin om ? Penjagaannya rapat gitu loh ?
Diode yang saya gunakan seri 1N4007, kapasitasnya 1A. Terus saya gandakan menjadi 2A. Hasilnya sama saja, tetap ada percikan apinya. Mengapa 1A ? Karena itulah arus yang ditarik pompa bensin saya. Darimana saya tahu 1A ? Dari Avometer. Dengan menggunakan relay, saya tinggal mencopot dan menancapkan multimeter saya di pin 30 dan pin 87. Arusnya kecil sekali, tidak sampai 1A, rata-rata 0,5 Amp saja.
Secara teori, semakin besar ampere-nya semakin lebar jalannya. Menggunakan diode 2 ampere untuk arus 0,5 ampere seharusnya lebih baik daripada diode 1 ampere. Semakin luas jalannya, seharusnya semakin kecil percikan apinya. Tetapi kenyataanya tidak demikian. Percikan api antara diode 1 ampere dengan diode 2 ampere tidak ada bedanya. Mengapa bisa demikian ?
Analogi termudah adalah air yang melewati selang. Jika kita tekuk selangnya, seberapa cepat kita membelokkannya, tetap ada cipratan airnya, walaupun sebagian besar airnya ikut berbelok. Demikian pula dengan diode ini. Selebar apapun jalurnya, sebesar apapun amperenya, tetap ada percikan apinya. Lagipula tegangan positif lebih tertarik dengan tegangan negatif.
Sebaliknya, jika kapasitasnya lebih kecil daripada arusnya. Diode akan kelebihan beban. Lama-kelamaan akan menjadi panas dan meleleh. Diode yang seharusnya satu arah ini akan berubah menjadi dua arah. Arusnya lebih besar karena tidak melewati selenoid. Percikan apinya tambah besar. Kontak platina lebih cepat aus daripada biasanya. Suara cetik cetik cetiknya lebih keras dan kasar.
Karena itu, anda harus mengukur arus yang dibutuhkan pompa bensin sebelum memasang diode ini. Bagaimana jika saya tidak memiliki multimeter ? Ya beli om. Atau menggunakan cara kedua.
MENGGUNAKAN RELAY UNTUK MEMINDAH ARUS
Relay, spare part kecil murah meriah yang multi fungsi. Keistimewaan alat ini adalah saklar otomatis. Saklar akan bekerja jika ada trigger/pemicu. Saya mengenal ada dua relay, yang pertama menyalakan, dari posisi off ke posisi on. Sedangkan lainnya memutuskan, dari posisi off ke posisi on. Selama ini saya hanya bermain dengan relay Off-On. Dan relay jenis ini yang akan kita gunakan untuk platina pompa bensin elektrik.
Ketika kunci kontak kita ON-kan, maka aliran listrik posisi akan tersambung dan mengalir ke kutub negatif. Dari aki/koil/selenoid karburator ke kumparan dan berhenti di bagian ujung platina rotak yang disolder. Wes mandek sampe sini kabel positif-nya rotak anda.
Kumparan yang teraliri listrik akan berubah menjadi magnet. Menarik switch yang selalu di posisi ON. Akibatnya aliran listrik terputus, kumparan yang tadinya magnet berubah kembali menjadi besi biasa.
Switch yang tertarik kebawah tadi akan kembali ke atas. Mengapa ? Karena default-nya memang menutup. Kok iso ? Soale ada pir-nya. Ditarik pake tangan pun akan kembali lagi ke atas.
Karena switch menutup, maka arus listrik mengalir kembali. Kumparan menjadi magnet, menarik switch. Aliran listrik terputus, menghilangkan sifat kemagnetannya. Switch tertutup kembali. Listrik mengalir, membuka-menutup, membuka-menutup, On-Off, On-Off, magnet-besi, magnet-besi sampe tuwek, elek dan akhirnya almarhum.
Dengan kata lain, kumparan yang merubah besi menjadi magnet itu, yang sebelumnya dipicu oleh switch rotak. Sekarang ini dipicu dari relay.
Jadi, secara teknis, kita melepas kabel positif yang melewati selenoid rotax dan menyambungkan ke Pin 30. Sedangkan Pin 87 ke kabel negatif rotax setelah switch rotak. Dan menyambungkan kabel positif rotax sebelum melewati selenoid rotax ke Pin 85. Sementara Pin 86 (negatif) di manapun anda suka selama di dalam switch.
Pin 85-86 ini saya sebutkan sebagai jalur trigger/pemicu. Apa yang dipicu ? Selenoid yang ada dalam relay. Yang menghubungkan Pin 30 dengan Pin 87
RELAY OFF
Baca pelan-pelan ! Resapi ben mudeng. Ketika arus listrik positif mengalir dari kabel positif rotax, dia akan langsung menuju ke Pin 85-86, tidak melewati selenoid. Kenapa ? Karena Pin 30-87 terbuka. Jadi selenoid tidak berubah menjadi magnet. Switch rotak posisi On.
RELAY ON
Karena Pin 85-86 dialiri listrik, maka selenoid relay akan berubah menjadi magnet dan menyambungkan Pin 30-87. Sekarang, arus positif pompa bensin menuju selenoid bisa mengalir. Merubah besi menjadi magnet dan menarik switch rotax. Akibatnya, sambungan rotax terputus.
RELAY OFF KEMBALI
Pin 85-86 yang sebelumnya tersambung kini terputus. Selenoid relay berubah dari magnet menjadi besi biasa. Pin 30-87 yang tersambung kini terputus.
RELAY ON KEMBALI
Putusnya Pin 30-87 mengakibatkan selenoid pompa bensin berubah dari magnet menjadi besi biasa. Switch yang tertarik kebawah akhirnya kembali ke atas. Menyambungkan arus positif rotax ke negatifnya. Pin 85-86 terhubung kembali.
Dengan adanya trigger ini, selenoid relay berubah menjadi magnet dan menghubungkan Pin 30-87.
Terhubungnya Pin ini membuat arus positif pompa bensin bisa mengalir melalui selenoidnya. Merubahnya menjadi magnet dan menarik switch rotax. RELAY OFF !
Mudeng ato nggak ? Aku ae butuh waktu 3 hari untuk isa mudeng. Gak mudeng gak apa-apa. Pokoke ikuti petunjuk pemasangan kabel ini pasti beres.
Cara mengganti dan menyetel Platina Mobil Suzuki Forsa
Posisi rotor harus di Top-1, jangan lupa ganti juga kondensor nya...mau tahu ciri-ciri platina asli ?